Joe Biden sedang sangat hangat jadi perbincangan di dunia politik, dan semua mempertanyakan apakah ini akan lebih baik daripada masa jabatan Trump? Tidak ada yang tahu karena belum ada bukti, namun untuk kita negara bagian asia tenggara, harus tau apa efek dari seorang bapak berumur 78 tahun (menurut wikipedia) ini.
Joseph Robinette Biden Jr lahir di Pennsylvania, United States pada November 20, 1942 ini memodalkan karir politiknya dari penjualan buku dan talkshow serta real estate juga gaji seperti yang dikutip dari businessinsider.com
(Keluarga Bidens memperoleh pendapatan $ 16,7 juta antara tahun 2017 dan 2019 dari royalti buku dan pertunangan berbicara yang dibayar, menurut pengungkapan keuangan yang dilaporkan oleh Forbes.)
Sejak 1998, tahun pertama Biden merilis pengembalian pajaknya, sebagian besar pendapatan Bidens dikaitkan dengan gaji Senat dan gaji profesor perguruan tinggi komunitasnya, menurut Forbes.
Gaji Biden pada tahun 2009, tahun terakhirnya di Senat, adalah $ 169.000. Wakil presiden naik 30%; ia memperoleh rata-rata $ 225.000 per tahun dan menjabat sebagai wakil presiden dari 2009 hingga 2017. Forbes juga melaporkan bahwa pasangan tersebut menerima sekitar setengah juta dolar dalam bentuk pensiun dan tunjangan jaminan sosial selama delapan tahun tersebut.
Karena tulisan ini tidak fokus pada finansial maka rincian lainnya bisa dicari di sumber berbeda.
Joe Biden dan Peristiwa 9/11

Joe Biden sangat sarat akan pembicaraan, termasuk wacana bahwa ia ada di balik 9/11 atau peristiwa terorisme yang lumayan membengkak di kepala orang barat, dan skeptis mereka terhadap kaum muslim jadi hasil dari kejadian tersebut.
Bukti bahwa Joe Biden ada di balik 9/11, bahwasanya ia kenal dengan Jendral Mahmud Ahmed, yang telah melakukan transaksi sebesar 100,000 dollar AS (setara 1,414,620,000 dalam rupiah).
Jendral Mahmud Ahmed diketahui melakukan transaksi dengan Muhammad Atta (yang dikatakan terindikasi sebagai otak dari 9/11), dan beberapa hari setelah kejadian 9/11, Joe Biden bertemu dengan Jendral Mahmud Ahmed. Namun, yang mengherankan, ketika wartawan bertanya perihal tentang hal tersebut, Joe Biden tidak memberi penjelasan yang memuaskan.

Namun di Amerika tidak, bahkan bukan tentang apa agamanya, tapi apa kontribusinya, sangat terbalik dalam kultur antara negara kita tercinta, dan negara adidaya ini.
Ada wacana yang tidak enak tentang masa lalu Biden, yang menyebabkan hubungan bilateral antara negara kita dan negara tersebut bisa jadi terganggu, sebab masyarakat Indonesia tidak mengurusi urusan resesi apalagi pergi ke luar angkasa untuk menguji ketahanan Mars sebagai bumi kedua, namun masyarakat lebih mengurusi masjid mana yang membaca doa qunut dan tidak tahlilan.
Tidak ada yang buruk dalam mendalami agama, yang buruk adalah lupa bahwa kita juga manusia.
Ketersinggungan antara 9/11, Islam, Amerika dan Joe Biden adalah benefitnya apa?
Kita negara yang terlalu luas yang kurang terurus, jika Biden "tidak menyukai" Indonesia sebab mayoritas agama di dalamnya, maka ekonomi bisa jadi semakin terjepit. Semoga saja hanya wacana, namun ada faktanya, ya tetap semoga saja cuma wacana.
Seperti sudah rahasia umum bahwa 9/11 adalah propaganda skeptis Amerika akan islam, dan ini tentu tidak berdampak baik kepada negara Indonesia karena 95% penduduknya adalah muslim, apa akan ada efeknya kepada dollar yang semakin menguat kelak?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI