"Eng... nggak tau sih"
Tiba-tiba ia kembali masih dengan senyuman yang sama, "Jadi ada tiga puluh sembilan orang, pak"
"Berapa harga nya?" Tanya bapak
Matanya berputar seolah sedang mengkhayal algoritma penjualan dan keuntungan hari ini untuk orderan tersebut. "Em.. sembilan puluh delapan ribu aja pak!" Katanya.
Bapak hanya mengeluarkan selembaran uang berwarna merah orange serta senyum presiden RI pertama kepada orang tersebut, dan ia mengembalikannya dengan lima ribu rupiah sambil tawa yang tadi tipis makin lebar "Diskon tiga rebu" lalu kita bisa melihat kebahagiaannya naik ratusan persen dari tawa yang tadinya tipis, kini makin melebar.
Apakah anda masih berpikir manusia bukan hal terpenting untuk perkembangan? Dan menganggap, puluhan ribu kilometer toll itu lebih penting daripada Sumber Daya Manusia?
Memang siapa yang memakai puluhan ribu kilometer toll tersebut, kalau bukan, manusia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H