Mohon tunggu...
Rizky Wantoro
Rizky Wantoro Mohon Tunggu... Guru - UNISMA MALANG

Bergerak Tak Hanya Maju

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlukah Membawa Gawai ke Sekolah?

7 Februari 2024   18:34 Diperbarui: 7 Februari 2024   18:40 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap sekolah memiliki tata tertib  tersendiri yang diperuntukkan untuk mengatur para peserta didiknya. Sri Hapsari dalam bukunya menyebutkan bahwa tata tertib sekolah merupakan sejumlah peraturan yang perlu ditaati atau dilaksanakan agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan lancar. Biasanya antara sekolah satu dengan sekolah lainnya terkadang memiliki perbedaan dalam hal mengatur peserta didik. Namun, secara umum tata tertib sekolah  itu sama.

Tata tertib sekolah mengatur peserta didik di dalam kelas dan di luar kelas atau yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas dan yang secara umum di luar kelas. 

Tata tertib yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas antara lain yakni, mendengarkan pendidik saat pendidik menjelaskan, tidak banyak bicara atau mengobrol dengan teman saat pembelajaran, tidak makan atau minum tanpa seizin pendidik, tidak keluar kelas tanpa seizin pendidik, dan kegiatan menyimpang lainnya. 

Tata tertib umum lainnya yang tidak kalah penting harus ditaati peserta didik adalah datang tepat waktu, menggunakan seragam sesuai dengan jadwal, menggunting kuku sesuai dengan anjuran, menggunakan riasan wajah sesuai anjuran, memotong rambut sesuai anjuran, dan lain-lainnya.

Adanya tata tertib sekolah merupakan hal yang wajib ada di sekolah dan wajib juga dilaksanakan oleh peserta didik. Bayangkan jika tidak ada, peserta didik akan semena-mena dalam bersekolah.Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi diharuskan tidak henti-henti untuk mengingatkan seluruh warga sekolah.

Salah satu tata tertib yang tidak semua sekolah memiliki adalah tata tertib mengenai dibolehkannya peserta didik membawa dan menggunakan gawai di Sekolah. Banyak sekolah yang memperbolehkan peserta didiknya membawa dan menggunakan gawai di sekolah. Namun, tidak sedikit juga yang melarangnya. Lalu apa urgensi membawa gawai ke sekolah?

Membawa gawai ke sekolah memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah peserta didik lebih mudah untuk menemukan pengetahuan baru, pendidik dapat memanfaatkan gawai peserta didik untuk media pembelajaran, peserta didik dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang tua apabila hendak minta jemput, dan lain-lain. Dampak negatifnya diantaranya

  1. Peserta didik tidak fokus saat pembelajaran

Pada saat pembelajaran, peserta didik tidak fokus memperhatikan pemaparan materi yang disampaikan oleh pendidik. Diantaranya mereka lebih memilih berselancar di internet melalui gawainya daripada memilih mendengarkan pemaparan materi oleh pendidik. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penggunaan internet tertinggi menurut penelitian yang dilakukan We Are Sosial. 

Penggunaan internet di Indonesia mencapai 7 jam 18 menit perhari. Waktu tersebut lebih banyak daripada penggunaan internet oleh penduduk Jepang yang hanya 3 jam 56 menit perharinya. Selain berselancar di internet hal yang biasanya dilakukan peserta didik saat pendidik memaparkan materi adalah bermain sosial media. 

Menurut penelitian 51,4% remaja mengalami kecanduan sosial media tingkat rendah dan 48,6% mengalami kecanduan sosial media tingkat tinggi. Adapun berdasarkan data per-januari 2024 penggunaan media sosial penduduk di Indonesia adalah tiga jam sebelas menit. Selain berselancar di internet dan bermain media sosial peserta didik juga kerap melakukan selfie pada saat pembelajaran. Ketiga hal tersebut yang kerap kali memicu peserta didik untuk tidak fokus saat pembelajaran.

  1. Peserta didik menjadi malas dan sering memilih jalan yang praktis

Memang benar, melalui adanya gawai peserta didik dapat lebih mudah untuk menemukan hal baru, informasi baru, atau wawasan baru. Namun, dengan kemudahan ini, mereka akan terlena dan malas untuk berusaha. Misalnya saja pada saat diberi tugas oleh pendidik, peserta didik tak jarang lebih memilih untuk copas atau copy paste dari internet. Kemudahan ini juga yang akhirnya akan membuat peserta didik malas mencari ilmu melalui buku cetak.

  1. Melakukan tindakan kecurangan

Tindakan curang ini tentunya bukan merupkaan tindakan yang pantas dilakukan oleh peserta didik. Namun, realitanya, beberapa peserta didik pada saat ujian kerap kali menggunakan gawainya untuk melakukan tindakan sontek-menyontek. 

Lalu bagaimana seharusnya tata tertib mengenai penggunaan gawai? Tata tertib yang tentang penggunaan gawai yang ideal untuk diterapkan adalah peserta didik boelh membawa gawai. Namun, pada saat pembelajaran atau ujian, gawai tersebut dikumpulkan ke pendidik.

Rizky wantoro

Referensi:

Hapsari, Sri. 2005. Bimbingan & Konseling SMA Kls X . Jakarta: Grasindo.

https://wearesocial.com/us/blog/2024/01/digital-2024-5-billion-social-media-users/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun