Kalian suka bete gak, sih, kalau jalanan mulai macet? Biasanya buat ngisi waktu selama macet kalian ngapain? Mungkin jawabannya ada yang scrolling media sosial, karaoke pake alunan lagu di radio, tidur, atau mungkin liatin kondisi jalanan sambil ngelamun. Kehidupan jalanan ternyata gak sesepi itu, yaa. Terutama di kota-kota besar. Ada banyak pedagang asongan, pengamen, dan juga anak jalanan.Â
Ngomongin tentang anak jalanan, ada yang tau gak, sih, awal mula munculnya anak jalanan di Indonesia? Ternyata, fenomena anak jalanan diawali dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998. Krisis ini memicu beragam dampak di semua aspek, salah satunya aspek sosial. Nah, sejak terjadinya krisis tersebut, Indonesia mengalami berbagai permasalahan sosial. Salah satu permasalahan tersebut adalah meningkatnya jumlah anak jalanan yang terpaksa atau dipaksa bekerja karena tuntutan ekonomi. Istilah untuk anak yang dipekerjakan disebut juga sebagai child labor. Dalam banyak studi, disebutkan bahwa child labor atau pekerja anak ini berhubungan dengan prevalensi gangguan mental dan juga berhubungan dengan satu atau lebih jenis kekerasan.Â
Suyanto mendefinisikan kekerasan anak sebagai serangkaian tindakan yang melibatkan pelukaan secara fisik, mental, atau juga seksual, yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tanggung jawab pada kesejahteraan anak. Kekerasan ini diindikasikan dengan ancaman serta ketidaknyamanan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak.Â
Bentuk kekerasan pada anak ini juga ada bermacam-macam. Berikut merupakan macam-macam child abuse menurut Terry E. Lawson:
Physical Abuse
Bentuk kekerasan ini dilakukan dengan melukai secara fisik bagian tubuh anak, baik menggunakan suatu alat atau tidak. Akibat dari bentuk kekerasan ini di antaranya adalah cedera serta luka fisik.
Emotional Abuse
Kekerasan jenis ini kerap keliru diartikan sebagai kondisi mendisiplinkan anak. Bentuk kekerasan ini muncul dari berbagai pengabaian secara konsisten dalam waktu lama yang dilakukan orang tua atau juga orang yang bertanggung jawab terhadap anak, misalnya mengancam, mendiskriminasi, meremehkan, dan lain sebagainya.Â
Verbal Abuse
Penghinaan, mental abuse, melabeli, serta menyalahkan anak merupakan beberapa contoh dari kekerasan verbal sebagai akibat dari pola komunikasi yang tidak baik antara orang tua dan anak.