Mohon tunggu...
Rizki Ruskandi
Rizki Ruskandi Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika SMAN 1 Kabandungan

Hobi saya adalah mengajar, pekerjaan saya merakit gundam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Games di Dalam Kelas, Kenapa Tidak?

10 Desember 2022   10:24 Diperbarui: 10 Desember 2022   10:38 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era revolusi 4.0 ini, teknologi berkembang begitu pesat khususnya pada bidang informasi. Hal tersebut turut mempengaruhi karakter generasi Z, yakni mereka yang terlahir antara tahun 1997 sampai dengan 2012. Dikutip dari Akupintar.id, generasi Z memiliki karakter tech savvy, yakni kemahiran dalam menggunakan teknologi. Selain itu mereka juga senang berkomunikasi secara online (daring).

Dari karakter yang telah disebutkan di atas, tidak heran rasanya apabila generasi z begitu menggandrungi games online, sebut saja diantaranya : Mobile Legends Bang Bang, PUBG Mobile, Free Fire, DOTA 2 dan masih banyak lagi. Hal tersebut bukan tanpa alasan, selain sangat menghibur, jika ditinjau dari sisi ekonomi, dunia games online ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru seperti : Atlet E-Sport, Streamer, Youtuber, Brand ambassador dll. Pemerintah pun turut mendukung dengan menyelenggarakan turnamen berskala nasional seperti Piala Presiden misalnya.

Namun di sisi lain, perkembangan games online yang begitu pesat menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi orang tua dan guru di sekolah. Orang tua maupun guru kerap kali menjumpai siswa yang begitu terlena memainkan games online hingga lupa akan kewajibannya sebagai pelajar. Mereka lebih tertarik menyelesaikan quest (misi dalam games) daripada menyelesaikan tugas sekolah, mereka lebih senang push rank (menaikan level dalam games) dari pada mengejar ranking dikelas. Belajar dan mengerjakan tugas pun menjadi kegiatan yang amat membosankan. Hal tersebut apabila tidak segera diatasi tentunya akan menjadi masalah yang lebih besar di masa mendatang.

Guru sebagai orang yang dianggap lebih dewasa juga tidak bisa 'dikatakan dewasa' apabila memaksakan kehendaknya untuk meminta siswa untuk behenti bermain games. Guru seyogyanya membimbing dan mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya masing -- masing, bukankah ini yang diharapkan dari kelas berdiferensiasi? Bahkan 14 abad yang lalu Nabi Muhammad SAW bersabda : "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian".

Maka dari itu, mengapa tidak apabila proses belajar mengajar di dalam kelas menggunakan games sebagai media pembelajaran. Selain games disukai oleh siswa yang merupakan generasi z, games juga terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh Kuan-Cheng Lin, Yu Che Wei (2011) game dapat dimanfaakan untuk pembelajaran dan dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Penelitian yang dilakukan oleh JM Yien (2011) pun hasilnya game-based learning dapat meningkakan pencapaian belajar siswa. Boeker M, Andel P, Vach W,Frankenschmidt (2013) menyatakan hal yang sama bahwa " game-based learning is more effective and has a high positive motivational impact on learning". Penelitian lain yang dilakukan oleh Munggaran (2016) bahwa game berbasis strategy scaffolding dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK pada mata pelajaran Sistem Komputer.

Jenis games  yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran amat beragam, saat ini terdapat beberapa platform yang menyediakan media pembelajaran berbasis games yang dapat dimanfaatkan, diantaranya :

  • Kahoot

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kahoot adalah platform gratis, berupa games pilihan ganda sederhana namun ampuh untuk meningkatkan interaktivitas di dalam kelas. Dapat juga digunakan untuk tahap evaluasi, ice breaking ataupun apersepsi. Kahoot dapat diakses melalui link : https://kahoot.it/

  • World Wall

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Worldwall memiliki banyak jenis games yang dapat digunakan untuk media pembelajaran. Soal -- soal pilihan ganda disajikan dalam bentuk games labirin, pesawat terbang, pesawat alien dan masih banyak lagi. Sehingga dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Berikut merupakan link world wall : https://wordwall.net/

  • The Word Search

Dok. pribadi
Dok. pribadi

The word search adalah games berupa permainan mencari kata secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Games ini amat cocok digunakan untuk kegiatan kuis, evaluasi maupun ice breaking. Games tersebut gratis dan dapat diakses melalui link berikut : https://thewordsearch.com/

  • Education.com

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Website Edication.com menyediakan berbagai media pembelajaran seperti worksheet (lembar kerja siswa), soal latihan, dan games. Games yang disediakan pun amat beragam jenisnya, sehingga tidak membuat siswa cepat bosan, berikut merupakan link untuk mengakses games dalam education.com: https://www.education.com/

Tentunya masih banyak lagi games yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang didesain secara langsung untuk pembelajaran atau games yang biasa kita jumpai sehari -- hari. Misal, Games Mobile legends dapat digunakan untuk belajar bahasa inggris, games candy crush dapat digunakan untuk belajar algoritma, games simulasi dapat digunakan untuk mengamati kejadian di dunia nyata dan masih banyak lagi. Semua tergantung pada diri seorang guru agar mau mengeksplorasi dan memanfaatkan media games disekitar menjadi media pembelajaran yang inovatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun