Mohon tunggu...
Riztyas Nizma Isnantari
Riztyas Nizma Isnantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel Muazin Pertama di Luar Angkasa Karya Kiki Sulistyo

23 September 2023   19:39 Diperbarui: 23 September 2023   19:50 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku : Muazin Pertama di Luar Angkasa
Penulis : Kiki Sulistyo
Penerbit : DIVA Press
Cetakan : Pertama, Desember 2021
Tebal : 140 halaman
ISBN : 978-623-293-580-8


NOVEL 'Muazin Pertama di Luar Angkasa' yang ditulis oleh Kiki Sulistyo merupakan novel antologi yang berisikan kumpulan cerita pendek atau cerpen. Novel yang pertama kali diterbitkan tahun 2021 ini sangat menarik hati para pembacanya. Bagian cover novel sangat mengilustrasikan judulnya yakni menggambarkan seorang astronot yang sedang mengumandangkan azan di luar angkasa dan menghadap ke bulan.

Jumlah cerpen yang ada dalam novel ini cukup banyak yakni berjumlah 18 cerpen. Masing-masing cerita dalam novel ini memiliki kisah dan alur yang berbeda. Penulis sangat pintar dalam penulisan novel ini karena disetiap cerpen memiliki kisah dan makna yang berbeda disetiap judulnya. Terdapat banyak makna tersirat yang terkandung di setiap cerita yang ada didalam novel.

Penulis mengajak pembaca berfantasi bebas dalam cerita yang ia tulis dan membuat pembaca seakan ikut masuk ke dalam cerita. Beragam alur cerita yang beberapa sulit dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikarenakan fantasi dan alur yang begitu bebas diberikan oleh penulis kepada pembaca. Namun tak sedikit juga cerita yang mudah dipahami bahkan menyentuh hati para pembaca.

Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam novel ini, kelebihannya novel ini yaitu menyajikan beragam cerita yang memiliki alur berbeda-beda, mengajak para pembaca berfantasi saat membacanya, dan beberapa cerpen memberikan motifasi dan inspirasi seperti cerpen yang berjudul 'Buah Cinta' cerita ini sangat menarik bagi saya, karena ide penulis dalam cerita ini. Penulis menuliskan versi lain dari kisah nabi Adam dan Hawa. Dalam cerpen ini memberikan saya inspirasi bahwa kisah nabi juga bisa kita angkat sebagai tema cerita namun dikemas kembali dengan versi yang berbeda dan menarik tentunya. Kemudia cerpen 'Kelinci Calvino', dalam cerpen ini memeberikan saya pelajaran bahwa kita sebagai manusia harus mengenang budi seseorang dan tidak bersikap sombong. Seperti Calvino yang mengubah pamannya menjadi kelinci, padahal pamannya sudah merawatnya sedari kecil. Kemudia saat ia sukses menjadi pesulap terkenal ia bersikap sombong dan dengan mudah mengubah seseorang menjadi kelinci. Dan ia pun mendapatkan akibatnya dari sikap ia yang sombong itu yaitu disulap menjadi kelinci oleh pesulap lain.

Kekurangan novel ini yaitu dalam beberapa cerpen memiliki alur dan jalan cerita yang sulit dimengerti serta maksud dari cerita tersebut sulit dipahami. Seperti cerpen yang berjudul 'Rambut Api Pamela Paganini', cerpen ini memiliki peenjelasan alur cerita yang berbelit-belit sehingga sulit untuk saya mengerti jalan cerita cerpen ini. Kemudian pada cerpen 'Apakah Nenek Sudah Bisa Terbang?' memiliki alur yang sangat sulit saya pahami, maksud kemana penulis membawa alur cerita masih membingungkan bagi saya.

Salah satu cerita pendek yang menarik dan menyentuh hati saya ialah 'Muazin Pertama di Luar Angkasa', judul cerpen tersebut dijadikan judul novel oleh penulis. Pada cerpen ini penulis mampu menggetarkan hati para pembaca melalui cerpen ini. Memberikan makna tersirat bahwa siapa saja dapat bermimpi dan bercita-cita, serta cita-cita setiap orang itu sangat mulia. Oleh karena itu janganlah kita meremehkan mimpi seseorang dikarenakan kita menganggap mimpi atau cita-cita yang diimpikan oleh orang itu terdengar mustahil dan tidak mungkin bisa tercapai.

Cerpen ini berawal dari seorang anak yang sejak sekolah dasar bercita-cita menjadi muazin, kecintaannya terhadap azan membuat ia berkeinginan menjadi muazin. Keinginan yang sangat sederhana kelihatannya. Namun saat ia mengungkapkan cita-citanya itu gurunya hanya tersenyum dan teman-temannya terbahak-bahak mendengar apa yang ia ucapkan. Ia merasa baginya suara azanlah yang sebenarnya menggerakkan seluruh kehidupan di muka bumi ini. Keinginannya menjadi muazin tidak menjadikan masalah bagi orangtuanya. Tetapi ketika ia kukuh dengan cita-citanya membuat orangtuanya merasa khawatir, mereka mendatangi seorang alim-ulama dan bertanya mengenai hal tersebut.

Kesimpulannya, cita-cita tersebut terbilang mustahil. Semakin ia tumbuh besar, semakin besar pula  keinginannya untuk mewujudkan cita-citanya. Ia sering diam-diam mengumandangkan azan di dalam kamarnya dengan suara lirih, kebiasaan itu terus ia lakukan sampai kuliah. Setiap azan berkumandang ia akan berhenti beraktifitas dan seketika ia memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam, seakan azan itulah udara. Teman-temannya menganggap itu hal biasa. Ketika ia sudah menyelesaikan pendidikan, bekerja, menikah, memiliki seorang anak perempuan, dan menjalani hari-harinya dengan normal.

Ia berjumpa dengan kawannya, kawannya itu bertanya perihal cita-citanya. Ia menjawab jika ia tidak bisa menjadi muazin di bumi maka ia masih bisa menjadi muazin di luar angkasa, dimana ia bisa azan kapan saja. Sampai saat menjelang wafatnya, ia meminta agar anak perempuannya membisikan azan di telinganya. Hal ini membuat pihak keluarga berdebat, tetapi tak berlangsung lama karena hal tersebut tidak melanggar apa-apa dan mereka mengingat cita-cita lama yang tidak kesampaian itu. Ia meninggal dengan tenang di rumahnya yang asri, dan putrinya melaksanakan permintaan terakhirnya itu. Alasan mengapa selama ini ia tidak dapat mewujudkan cita-citanya itu karena satu hal yaitu ia seorang perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun