Mohon tunggu...
rizskha amalia
rizskha amalia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UPN "Veteran" Jakarta

whatever you are, be a good one ✨

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sering Digusur, Pedagang Kaki Lima Nekat Berjualan di Sekitar Rel

11 Maret 2019   12:49 Diperbarui: 13 Maret 2019   10:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jakarta - Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sekitar stasiun tampak semrawut. Pasalnya, para pedagang kaki lima (PKL) menggelar lapak untuk berjualan dipinggir rel kereta api yang berjarak hanya sekitar tiga meter dari rel kereta api. Para pedagang kaki lima ini berjualan dengan bermodalkan tenda seadanya, meja, juga makanan dan minuman untuk diperjual belikan.

Pedagang yang berjualan merasa kesulitan karena tidak ada lapak untuk berjualan. Hal ini dirasakan oleh Sarwi (57) pedagang kaki lima yang berjualan pinggir rel kereta api sekitar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Mau gimana mbak, saya jualan dari pagi sampai sore untuk biayain anak. Kadang juga suka ada satpol PP yang menggusur dagangan saya. Namanya juga lapak gratisan, jadi sering terkena gusuran," ucap Sarwi saat ditemui di sekitar rel Kebayoran Lama. (Sabtu, 2/03/2019)

Sarwi mengatakan, jika dirinya membuka lapak jualannya tersebut sering merasa takut, hal ini dikarenakan masih banyak satpol PP yang selalu melakukan penggusuran terhadap para pedagang kaki lima. Terlebih lagi kepada para pedagang kecil yang sering membuka lapak dipinggir rel.

Baginya, terkena gusuran adalah makanan sehari-harinya. Walaupun  sering terkena gusuran, tetapi ia tidak pernah kapok dan tetap nekat untuk berjualan dipinggir rel. Karena hanya lahan itulah yang bisa membantu dirinya untuk berjualan demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan anaknya.

Selain Sarwi, pedagang kaki lima bernama Isa (45) juga kerap merasakan hal yang sama. Berjualan dipinggir rel kereta demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bermodalkan tenda dan etalase seadanya, Isa membuka lapak dagangannya dengan berjualan nasi dan gorengan dipinggir rel kereta api.

"Kalau saya buka lapak dipinggir rel kereta ini lumayan banyak yang beli, supir angkutan umum kadang suka berhenti disini. Jadi dagangan saya lebih sering dibeli oleh supir angkutan umum yang sedang berhenti. Lebih banyak ketakutannya juga sih saya berjualan disini, karena kan memang tanah disini tidak boleh digunakan untuk lapak berjualan. Saya nekat berjualan aja disini, karena kalau tidak berjualan saya tidak punya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi," tandas Isa.

Isa berharap, semoga ada penataan lebih baik dari pemerintah terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berada disekitaran Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Saya juga mau para pedagang di sini mendapatkan tempat berjualan yang layak dari pemerintah, seperti pedagang kaki lima yang berada di sekitaran Tanah Abang, diberikan lahan untuk mereka berjualan," jelasnya.

Sarwi dan Isa yang merupakan pedagang kecil mempunyai harapan besar kepada pemerintah untuk dapat melihat pedagang kecil seperti mereka yang sangat membutuhkan bantuan dan perhatian khusus, terutama memberikan lahan kepada pedagang kecil untuk berjualan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.

Penulis : Rizskha Amalia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun