Mohon tunggu...
Faris Saputra Dewa
Faris Saputra Dewa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

orang yang mau berbagi adalah orang yang mulia, meski hanya berbagi pemikiran dan segala hal lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money

Sudah Wisuda dan jadi Sarjana, kok Masih Nganggur?

1 Oktober 2015   02:35 Diperbarui: 1 Oktober 2015   02:58 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di Bandung, September itu tidak hanya ceria, namun juga musimnya wisuda. Beberapa perguruan tinggi rutin laksanakan wisuda di bulan ke-9 kalender masehi ini, diantaranya UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UPI, Unikom, dan perguruan tinggi lainnya. Beberapa diantara mereka yang di wisuda juga ada yang menyandang predikat cumlaude, luar biasa!

Setelah jadi sarjana, lalu bagaimana?

Banyak kawan-kawan saya yang baru saja di wisuda, saat ini sedang sibuk mencari pekerjaan. Mereka mendatangi satu job fair ke job fair yang lainnya, ingin segera bekerja agar gelar sarjananya tidak sia-sia, atau mungkin agar tidak menjadi 'trending topic' di lingkungan rumah karena sudah jadi sarjana namun belum bekerja.

Namun tidak semua sarjana langsung bergegas mencari kerja, ada yang sedang sibuk mencari beasiswa S-2, ada juga yang memilih untuk beristirahat sejenak di rumah setelah kurang lebih empat tahun memperjuangkan gelar sarjana (kalau yang ini biasanya perempuan), bahkan ada juga yang melakukan perjalanan ke tempat wisata yang sudah diimpikan sejak masih berkutat dengan perkuliahan.

Fenomena ini terus terjadi setiap tahun, banyak perguruan tinggi yang mampu melepas ribuan wisuda sebagai sarjana namun tidak mampu menjamin lulusannya untuk bisa segera bekerja, sehingga tiap tahun jumlah pengangguran terdidik terus meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran terdidik mencapai 857 ribu orang, belum lagi ditambah dengan mereka yang tahun ini menjadi sarjana namun masih sibuk mencari lowongan pekerjaan.

Sarjana tapi Pengangguran, salah siapa?

Jadi pengangguran adalah mimpi buruk bagi semua orang. Selain tidak produktif, juga menjadi objek bullying tetangga, kerabat, dan saudara. Tidak ada seorang pun sarjana yang mau jadi pengangguran, meski pada kenyataanya ada ratus ribuan sarjana yang menganggur, belum lagi yang tidak terdata oleh BPS. Salah siapa sih?

Kita tidak bisa terus menerus mengkambinghitamkan perguruan tinggi karena mereka hanyalah lembaga pendidikan yang memfasilitasi mahasiswa untuk meraih gelar sarjana, bukan lembaga pemberi pekerjaan. Meskipun memang sistem yang diterapkan beberapa perguruan tinggi ada yang tergolong asal-asalan, asal mahasiswa lulus dan punya gelar, sehingga kualitas lulusan patut dipertanyakan.

Tapi seburuk-buruknya sebuah perguruan tinggi, setidaknya mereka punya satu orang alumni yang sudah merasakan arti sebuah kesuksesan. Sebuah perguruan tinggi tentunya diisi oleh berbagai mahasiswa yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, sehingga kepribadian seorang sarjana yang satu dengan yang lainnya pun berbeda. Memperluas pergaulan diwaktu senggang ketika masih menjadi mahasiswa bisa menghindarkan seorang sarjana untuk lama menganggur pasca di wisuda.

Keluarga juga mempunyai peran yang tidak kalah penting atas banyaknya sarjana nganggur di Indonesia, banyak orangtua yang membiayai kuliah anak mereka tanpa mengetahui potensi anaknya, tanpa memahami jurusan yang anaknya ambil, tanpa memandang kualitas perguruan tinggi tempat anaknya berkuliah, memberikan anak berbagai fasilitas mewah selama kuliah sehingga menjadi manja dan tidak punya mental untuk bersaing setelah menjadi sarjana dan hal-hal lain yang mengakibatkan banyaknya sarjana tanpa pekerjaan.

Apa yang Harus Dilakukan para Sarjana agar Tidak Terus Menganggur?

Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh para sarjana agar bisa segera produktif, diantaranya:

1. Pahami potensi, jadilah seorang wirausaha

Jangan asal jadi wirausaha, karena jadi wirausaha memang enggak gampang. Anda harus terlebih dahulu memahami diri anda, memahami potensi apa yang anda miliki. Banyak diantara mereka, fresh-graduate yang tidak ingin terikat dengan jam kerja kantoran sehingga nekat berwirausaha namun gugur ditengah jalan. Usaha gulung tikar, modal tak kembali. Ingat, wirausaha itu bukan sekedar jual barang lho, mereka yang membuka sendiri bisnis jasa juga seorang wirausaha, jasa pembuatan karikatur, jasa desain grafis, jasa sablon, dan masih banyak lagi. Maka dari itu pahami dulu potensi yang ada miliki, baru mulai bergerak untuk jadi wirausaha.

2. Bacalah koran, perluas wawasan sambil cari kerja

Budaya membaca masyarakat Indonesia sudah semakin menurun seiring berkembangnya teknologi informasi dan keberadaan google yang membuat orang semakin malas membaca, terutama mahasiswa. Tidak ada salahnya besok pagi anda beli koran, baca rubrik lowongan pekerjaan/loker (masih ada beberapa perusahaan yang enggan berpartisipasi dalam kegiatan job fair atau memasang pengumuman open recruitment di internet karena percaya kepada mereka yang suka membaca koran), setelah membaca rubrik loker anda bisa membaca berita dan artikel yang ada di koran yang sudah anda beli untuk membuka pandangan dan wawasan anda.

3. Ikut kursus supaya punya nilai plus

Tidak ada salahnya jika anda misalnya seorang sarjana ekonomi yang mempunyai kemampuan public speaking, anda misalnya seorang sarjana keperawatan yang mempunyai keahlian menjahit atau mampu mengemudikan kendaraan roda empat, atau anda misalnya sarjana pendidikan agama Islam namun mengikuti kursus bahasa Perancis. Bisa saja kemampuan yang anda miliki setelah mengikuti kursus menjadikan peluang anda diterima bekerja di perusahaan idaman semakin besar.

4. Persiapkan diri untuk ikut Tes CPNS

Ini adalah pilihan terakhir untuk anda jika tiga hal diatas sudah anda coba namun tidak membuahkan hasil, di Indonesia sudah terbentuk sebuah pola pikir bahwa menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil adalah pilihan terbaik bagi anda yang ingin hidupnya terjamin sampai akhir hayat. Anda mau jadi PNS? Saingannya sangat banyak, banyaaak. Tidak ada salahnya mencoba karena siapa tahu rezeki anda memang di instansi pemerintahan. Teman saya mengatakan bahwa Tes CPNS akan diselenggarakan pada Maret 2016, kata teman saya di Jawa Barat peserta Tes CPNS diharuskan pernah mengikuti Test of English as a Foreign Language (TOEFL) di lembaga resmi dengan skor minimal 450. Masih ada waktu setengah tahun lagi untuk anda yang berminat menjadi abdi negara. Iya, semua PNS adalah abdi negara karena gajinya berasal dari uang negara.

Tentunya menganggur setelah menjadi sarjana bukan sebuah pencapaian yang patut dibanggakan, namun jangan dilupakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak sedikit sarjana yang frustrasi dengan status pengangguran, kemudian halalkan segala cara untuk mendulang rupiah, ada yang menipu, mencuri, bahkan membunuh agar bisa terus menyambung hidup dan terpenuhi semua keinginannya. Semoga pintu rezeki selalu terbuka bagi orang-orang baik dan jujur dalam menjalani hidup meski sedang diuji dengan status pengangguran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun