Seketika aku terperangah seakan-akan aku terbang ke dunia lain, semakin kutatap lagit senja hatiku semakin resah dan takut. Imajinasiku melayang aku sedang membayangkan bahwa rona merah yang memenuhi lagit kala itu adalah api yg sedang menenggelamkan manusia, sementara manusia meronta-ronta kesakitan,kepanasan,tak berdaya dan tak ada yang bisa Menolongnya.Â
Spontan air mataku terjatuh, ingin rasanya menolongnya keluar dari lautan api itu, tapi akupun tak berdaya. Hatiku bertanya-tanya, "apakah ini gambaran neraka?. Bagaimana yang didalam lautan api itu adalah aku, apa yang bisa kuperbuat,siapa yang bisa membantuku?" gumamku.
Sungguh senja memberiku pelajaran berharga. Mengingatkanku pada rabbku. Kini setiap kali kau datang kurindu rabbku, ingin segera jumpa dengan-Nya. Tapi apalah daya, ku hanya berharap tuk berjumpa yang menentukan hanya Dia, masih ada banyak hal yang harus ku persiapkan agar bisa jumpa.
 Ku ingat sebuah kalimat yang mengatakan bahwa "kehidupan akhirat sekarang masih cerita, akan tetapi suatu saat akan menjadi nyata, dan kehidupan sekarang adalah cerita". Mungkin karena akhirat itu belum nyata membuat sebagian manusia lalai dalam mengingat rabbnya. Kita perlu banyak mentafakuri alam agar senantiasa menambah keyakinan kita bahwa ada dzat yang menciptakan ini semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H