Kolaborasi ini menunjukkan bahwa melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar desa, dapat memberikan dampak yang signifikan. Dengan melibatkan mahasiswa KKM yang bersemangat dan warga yang antusias, Posyandu Desa Kemiri berhasil menjadi contoh nyata bahwa kerja sama adalah kunci untuk mengatasi masalah stunting.
Dampak Positif Kolaborasi untuk Desa Kemiri
Kolaborasi ini sudah memberikan hasil yang positif. Ibu-ibu yang sebelumnya hanya mengikuti rutinitas Posyandu kini lebih aktif bertanya dan ikut serta dalam diskusi tentang gizi dan kesehatan. Mereka semakin paham bahwa mencegah stunting bukan hanya dengan memberi makanan tambahan, tetapi juga dengan membangun kebiasaan hidup sehat untuk keluarga. Anak-anak pun terlihat lebih sehat dan bersemangat. Berat badan mereka mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan ini menjadi motivasi besar bagi warga untuk mendukung program Posyandu.
Posyandu Desa Kemiri: Pendekatan Kekeluargaan yang Membedakan
Keberhasilan program Posyandu di Desa Kemiri dapat dilihat dari pendekatannya yang humanis dan kekeluargaan. Mahasiswa KKM tidak hanya datang untuk menyelesaikan tugas mereka, tetapi mereka juga ikut terlibat dalam kehidupan sehari-hari warga. Mereka mendengarkan keluh kesah, memberikan solusi, dan membantu dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Desa Kemiri juga mulai menerapkan alat ukur tinggi badan yang lebih presisi dan menggunakan aplikasi digital untuk mencatat perkembangan anak. Mahasiswa membantu warga dalam mencatatkan informasi ini agar lebih mudah dipantau dan diakses. Ini akan menjadi alat penting dalam memonitor keberhasilan program ke depannya.
Mari Bersama Mencegah Stunting!
Posyandu di Desa Kemiri sudah membuktikan bahwa dengan kolaborasi dan semangat gotong royong, stunting bisa diatasi. Jadi, ayo kita ikut andil dalam upaya pencegahan stunting, mulai dari langkah kecil seperti mendukung Posyandu dan peduli dengan gizi anak-anak kita. Desa Kemiri sudah memulai, sekarang giliran kita untuk terus mendukung dan menggerakkan program-program serupa.
Referensi
- Tendean, A. F., Sutantri, Z., Alhalawi, M. C. (2022). Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan. Jurnal Keperawatan Nasional. Retrieved from http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn.
- Tiwery, I. B., Mediani, H. S., Nurhidayah, I. (2023). Faktor Proksimal dengan Kejadian Stunting Balita di Negara Berkembang: Systematic Review. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(6), 7424-7444. DOI: 10.31004/obsesi.v7i6.5585.
- Erawati, N. K. (2020). Program Mother Smart Grounding (MSG) dalam Penanganan Gizi Stunting. Jurnal Kesehatan dr. Soebandi. DOI: 10.36858/jkds.v8i1.157.
- Rusliani, N., Hidayani, W. R., Sulistyoningsih, H. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan, 1(1), 32-40. DOI: 10.56741/bikk.v1i01.39.
- Yuana, N., Larasati, T., Berawi, K. N. (2021). Analisis Multilevel Faktor Risiko Stunting di Indonesia: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(2), 213-217. DOI: 10.30604/jika.v6i2.510.
- Ruswiyani, E., Irviana, I. (2024). Peran Stimulasi Psikososial, Faktor Ibu, dan Asuhan Anak dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Stunting: Tinjauan Literatur. Jurnal Parenting dan Anak, 1(2), 1-8. DOI: 10.47134/jpa.v1i2.313.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H