Jika Anda pernah mengeluhkan harga cabai yang lebih panas dari sambalnya, mungkin saatnya kita belajar dari Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Desa ini punya cerita menarik tentang bagaimana jeruk dan cabai bisa menjadi jawaban atas inflasi bahan pokok yang tak ada habisnya.
Bersama kelompok KKM 91 Nurtura dari UIN Malang yang terjun langsung ke perkebunan pribadi Pak Lurah. Dengan penuh semangat mereka belajar tentang praktik inovasi pertanian tumpang sari jeruk dan cabai.
ATM Hijau: Jeruk dan Cabai, Investasi Panen Masa Depan
Menurut studi yang dilakukan oleh Mardiyanto & Prasetyanto (2023), Cabai merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia yang memiliki pengaruh signifikan terhadap inflasi perekonomian, terutama pada musim panen.
Melihat pentingnya cabai sebagai sumber pendapatan, Pak Lurah Desa Kemiri menjadikan kebun pribadinya sebagai contoh nyata inovasi pertanian.Â
Namun, ada yang berbeda dari perkebunan Pak Lurah ini, dimana bukan hanya cabai yang ditanam, tapi juga ada jeruk yang ditanam bersamaan dengan cabai.
Pak Lurah menjelaskan bahwa jeruk adalah investasi jangka panjang yang menguntungkan. Pohon jeruk dapat hidup hingga 30 tahun dan mulai produktif pada usia 4 tahun.
"Bayangkan, seratus pohon jeruk bisa menghasilkan hingga 150 ton buah pada usia 7 tahun. Jika dikelola dengan baik melalui pemupukan dan pengendalian hama yang tepat, hasilnya bisa sangat luar biasa," jelas beliau.