Mohon tunggu...
Rizqy Bayu Arifian
Rizqy Bayu Arifian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang

Saya pribadi yang cenderung cukup fleksibel, tergantung dengan bagaimana situasi dan kondisi di lingkungan sekitar. Meski begitu, saya selalu berusaha keras dalam apa pun yang saya lakukan. Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah personal grooming—karena menurut saya, itu adalah salah satu bagian penting dari pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BERMAIN PERAN: Rahasia Drama Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

2 Desember 2024   10:24 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi Drama Anak – JPNN.com

Anak-anak dapat belajar mendengarkan, merespons, dan berbicara dengan percaya diri melalui berbagai metode pembelajaran interaktif dan partisipatif. Salah satu pendekatan yang efektif adalah teknik bermain peran. 

Dita & Febrianti (2021) menyatakan bahwa bermain peran memberikan anak kesempatan untuk berlatih mendengarkan dan merespons dalam lingkungan sosial yang aman. 

Melalui aktivitas ini, mereka tidak hanya melatih keterampilan berbicara tetapi juga belajar menghargai pendapat orang lain, yang merupakan elemen penting dalam komunikasi. 

Penelitian Yunifia dan Wardhani (2023) menunjukkan bahwa partisipasi dalam bermain peran dapat meningkatkan kepercayaan diri anak saat berbicara di depan umum. Aktivitas ini menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menakutkan, sehingga anak-anak lebih siap untuk terlibat dalam diskusi kelompok atau melakukan presentasi di kelas.

Selain itu, Rachman et al. (2019) menyatakan bahwa kepercayaan diri berbicara di depan umum dapat dibangun melalui latihan yang konsisten dan dukungan lingkungan. Dengan memberikan anak kesempatan berlatih berbicara dalam suasana yang mendukung, mereka akan merasa lebih nyaman dan percaya diri saat berkomunikasi.

 Bermain peran merupakan salah satu metode efektif bagi anak untuk belajar mendengarkan, merespons, dan berbicara dengan percaya diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Haliza & Nugrahani (2021) bahwa membangun kepercayaan diri sejak dini penting untuk mendukung perkembangan komunikasi anak di lingkungan sosial maupun akademis.

Drama sebagai bentuk seni memiliki kemampuan unik untuk mengintegrasikan berbagai elemen, seperti seni, bahasa, dan keterampilan sosial dalam satu aktivitas. Pembelajaran drama tidak hanya melibatkan aspek akting, tetapi juga membutuhkan pemahaman mendalam tentang bahasa dan komunikasi, serta kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain (Anggraeni, 2024). 

Drama menjadi medium bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri, memahami karakter, dan melatih keterampilan sosial yang penting. Drama musikal, yang menggabungkan dialog, nyanyian, dan tarian, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dalam kelompok (Novriadi & Mayar, 2023).

Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga membangun rasa percaya diri serta keterampilan sosial yang diperlukan dalam interaksi sehari-hari. Keterampilan yang diperoleh melalui drama sangat penting untuk perkembangan sosial dan akademis anak (Haliza & Nugrahani, 2021). Melalui partisipasi dalam drama, anak-anak belajar mendengarkan, merespons, dan beradaptasi dengan berbagai situasi sosial serta keterampilan penting untuk kehidupan mereka.

Pendekatan ini sejalan dengan teori Vygotsky (1978), yang menyoroti peran penting interaksi sosial dalam mendukung perkembangan kognitif anak. Dalam suasana kolaboratif, anak tidak hanya memperoleh pengetahuan baru dari teman sebaya, tetapi juga secara bertahap meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.

 Lingkungan belajar yang interaktif seperti ini mendorong anak untuk bertukar ide, berdiskusi, dan bernegosiasi guna mencapai tujuan bersama. Melalui proses ini, mereka belajar memahami sudut pandang orang lain, mengembangkan keterampilan menyampaikan pendapat dengan jelas, serta membangun empati dan kesadaran sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun