Mohon tunggu...
Ananda Syah
Ananda Syah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Menikmati Bromo Malam Hari dengan Ditemani Jazz Gunung

24 Januari 2017   00:18 Diperbarui: 24 Januari 2017   00:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Musik Jazz sekarang sedang kembali meraih puncaknya. Awalnya musik Jazz didirikan di Amerika Serikat tahun 1868. Walaupun musik jazz lahir di Amerika Serikat, namun kini Jazz bukan lagi hanya milik bangsa Amerika, melainkan sudah menjadi sebuah warna musik yang dimiliki oleh seluruh masyarakat dunia. Pada Awalnya, musik Jazz ini lahir dengan dasar Blues, lalu pada sekitar tahun 1987 mulai dikenal dengan bentuk Rag Time, yang pada waktu itu berupa piano dan di bar-bar.

Musik Jazz ini banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, saksofon, vibrafon, organ hammond dan harmonika. Dan Elemen yang paling dapat membawa pendengar merasakan alunan Jazz yang menenangkan adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle note.

Indonesia memiliki musik Jazz khas milik Indonesia sendiri dan bahkan Indonesia memliki acara Jazz yang diadakan tahunan. Termasuk salah satunya adalah Jazz Gunung. Jazz gunung adalah sebuah event musik jazz yang diselenggarakan di sebuah panggung terbuka di Java Banana Bromo Lodge. Acara ini diadakan pertama kali pada tahun 2009 dan digagas oleh tiga orang yakni Sigit Pramono, ia adalah seorang bankir dan juga fotografer), Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto. 

Menurut situs resmi Jazz Gunung, tujuan dari penyelenggaraan acara ini adalah sebagai gerbang hati bagi kebebasan jiwa, dengan kearifan alam pegunungan yang telah menjadi simbol budaya asli di nusantara. Diharapkan agar musik jazz hadir sebagai suatu kekuatan yang mampu mendorong dialog kemanusiaan yang memperkaya peradaban Indonesia sehingga perdamaian dapat berfungsi sebagai roh jazz itu sendiri.

Tidak ada yang bisa mengalahkan nyamannya menikmati musik jazz dimana ambience-nya selalu easy to listening. Tetapi, jika kita hanya menikmatinya hanya seperti itu-itu saja pasti sangat membosankan. Makanya, harus mencoba sesuatu yang baru, seperti mendengarkan musik jazz ditambah naik gunung. Bagi kamu penyuka jazz dan hobi naik gunung atau setidaknya suka dengan hal-hal bernuansa MDPL, ada sebuah acara yang super keren yang diselenggarakan di Bromo yang bertajuk Jazz Gunung. Jazz Gunung sama seperti La La La Festival yaitu acara musik di alam terbuka yang biasanya diadakan pada sore hingga malam hari. Namun La La La Festival bukan festival musik Jazz melainkan festival musik yang diadakan di tengah hutan.

Jazz Gunung sambil menikmati suasana Bromo dengan merdunya alunan Jazz pasti sangat menyenangkan, bukan? Yup, meskipun labelnya adalah pagelaran musik, tapi yang ini benar-benar sangat berbeda yang yang biasanya sering kita datangi, perbedaannya tentu dikonsep. Jazz Gunung ini bertema nature dengan mengambil tema outdoor stage. Jadi, kita bakal menikmati suasana Bromo di sekitar lengkap dengan segala landscape yang ada di Bromo.

 Venue-nya terletak di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Para hadirin menonton pertunjukkan dalam kondisi dingin pegunungan dengan atap langit dan latar belakang gunung serta alam wisata Bromo. Ini jelas tantangan buat siapapun yang terlibat, penonton harus menggunakan jaket tebal, berbekal makanan cukup dan juga fisik yang kuat dikarenakan show berjalan dari sore hingga tengah malam.

Venue seperti ini jelas mengasyikan, musiknya sendiri akan disuguhkan premium musik Jazz yang dikolaborasi dengan etnik. Berbeda jenis tapi bercampur menjadi satu flow yang enak didengar. Para pengisi acaranya juga tidak hanya berada di dalam negeri tetapi juga luar negeri.

Nah, untuk pengisi acara pada tahun 2016 yaitu Ian Scionti Trio dari Spanyol, SambaSunda, Ring of Fire Project feat. Bonita & Ricad Hutapea, Ermy Kullit, Shaggydog, Nial Djuliarso Trio feat. Arief Setiadi, Peni Candrarini, Dwiki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun