Mohon tunggu...
rizqon januarsoe
rizqon januarsoe Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sumber Daya Manusia di Kala Pandemi

30 Juli 2021   10:24 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, yang mempunyai dampak di segala aspek pada kehidupan manusia.Termasuk pada sumber daya manusia yang sangat dikhawatirkan akan menjadi sumber daya manusia yang rendah jika tidak menjadi pribadi yang adaptif dengan situasi sekarang yang membuat segala hal terlihat rumit dan sulit diterima.Contohnya saja banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya yang akan berbanding lurus dengan banyaknya pengangguran dikala pandemi ini, khususnya di Indonesia tidak ada pandemi saja Indonesia sudah memiliki jumlah pengangguran yang relatif banyak.Dengan adanya pandemic COVID-19 ini para manusia dituntut untuk survive dengan caranya masing-masing, ini akan sangat mengandalkan sikap kritis dalam menghadapi masalah, mungkin beberapa akan merasa terpuruk dengan keadaan ini, dan beberapa yang lain akan menjadi pribadi yang lebih tangguh yang mampu berpikir kritis terhadap keadaan yang serba sulit ini.Maka, sumberdaya manusia di Indonesia seyogyanya dituntut untuk berpikir kritis dikala pandemi ini untuk meneruskan keberlangsungan hidupnya.

Inilah waktunya Indonesia dengan para menteri kabinetnya harus merubah mindset masyarakatnya.Untuk menjadikan masyarakat lebih baik untuk menghadapi masalah masalah ekonomi kedepanya dan menjadikan SDM di Indonesia lebih berkualitas.Seperti yang selalu Allah SWT janjikan dan Nabi Muhammad SAW katakan, bahwa selalu ada hikmah dan pelajaran pada kejadian apapun itu.Di artikel ini saya mencoba mengajak para pembaca untuk selalu berpikir positif dan selalu husnudzon kepada Allah SWT, dan tidak hanya berpikir bahwa bencana melulu soal hal yang negatif tetapi harus cerdik melihat big picture pada kejadian kejadian yang diturunkan oleh Allah SWT.

Stoikisme atau disebut juga filosofi Stoa atau filosofi teras adalah nama sebuah aliran atau mazhab Yunani Kuno .Dalam filosofi ini kita diajarkan untuk selalu untuk tidak mengkhawatirkan apa yang memang tidak bisa kita kendalikan.Inti terdasar aliran Stoa adalah bahwa manusia yang bahagia adalah manusia yang sepenuhnya menyesuaikan dirinya dengan hukum kodrat.Contohnya saja pada pekerjaan,ekonomi,dan bencana.Tetapi dalam filosofi stoa atau filosofi teras ini kita diajarkan untuk fokus kepada kebahagian yang tidak bergantung pada bagaimana alam dan semesta bekerja, tetapi pada yang dapat kita rubah yaitu hanyalah jiwa dan kapasitas diri kita, jadilah seperti stoa"kendalikan persepsi dan pikiranmu, itu ada dalam kendalimu."ini menentukan tentang cara kita melihat pandemi ini.Orang yang mempunyai persepsi positif dalam menanggapi pandemi ini akan menjadikan pandemi sebagai salah satu peluang untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna melalui berbagai cara yang bisa ia lakukan dengan mengamalkan filosofi Stoa, sedangkan kaum kaum yang selalu mengeluh tentang apa yang harus dilakukan pada saat pandemi ini adalah orang yang sama yang tidak akan menang dalam keadaan apapun.

Dengan menganut dasar dari filosofi stoa sepatutnya timbul sebuah pola pikir di masyarakat untuk fokus pada solusi dari sebuah masalah atau keadaan daripada hanya mengeluh tentang seberapa menyedihkannya hidup akibat pandemi ini.Jika filosofi ini di terapkan pada kehidupan sehari hari maka mental manusia akan terbiasa dengan sebuah masalah dan berfokus pada hal-hal yang bisa di rubah oleh dirinya sendiri.Manusia sudah seharusnya berevolusi menjadi bentuk paling sempurna dari dirinya sebelumnya, lalu filosofi stoa hadir untuk menjawab itu semua memberikan penjabaran tentang hal-hal yang sehari hari kita lakukan dengan pola pikir hebat para filsuf terdahulu.Kesimpulanya adalah untuk jangan sampai karena pandemi ini menjadikan sumber daya manusia yang awalnya biasa saja menjadi lebih buruk, jadikanlah ini sebagai peluang untuk mempelajari hal hal baru selagi ada waktu dan kesempatan dibanding dengan keadaan normal tanpa COVID-19.Mengutip dari dalam buku filosofi teras yaitu perspektif adalah salah satu faktor krusial dalam menyelesaikan masalah jadi melalui mazhab filosofi Stoa ini kita diajarkan bahwa setiap kali ada masalah kita harus berfokus pada 'apa yang bisa kita lakukan' bukan menyesali kenapa kejadian itu terjadi.Dengan menanamkan mindset ini maka akan menghasilkan SDM yang berkualitas yang mana akan sangat bisa memperbaiki keadaan yang sudah kacau semenjak dunia di serang habis habisan oleh pandemi COVID-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun