Akhir-akhir ini media Indonesia diramaikan pemberitaan tentang perang mulut antara kubu Adi Bing Slamet dengan kubu Eyang Subur. Konon Eyang Subur yang dahulu adalah guru spiritual beberapa artis termasuk Adi Bing Slamet, dituduh sebagai tukang santet oleh beberapa mantan pengikutnya. Walaupun disebut sebagai penganut aliran sesat oleh beberapa pengikutnya, Eyang Subur masih mendapat dukungan dari banyak pengikutnya termasuk para anggota pelawak Srimulat. Ternyata paradigma santet di Indonesia ini masih belum dipahami secara luas oleh masyarakat sehingga banyak menimbulkan pro-kontra seperti kasus Eyang Subur ini.
Eyang Subur adalah pria yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Ia merantau untuk memperbaiki hidupnya ke Jakarta sebagai tukang jahit pakaian. Ia mengawali karirnya dengan mengontrak rumah kecil sebagai tempatnya menjahit sekaligus tempat tinggalnya di Jakarta.
Karirnya berkembang pesat sehingga buah tangannya menjahit pakaian dikenal oleh beberapa artis dan pejabat. Mulai dari itulah ia banyak mengenal pejabat serta artis ibukota seperti Adi Bing Slamet, pelawak Srimulat, Dorce Gamalama, dan yang lainnya.
Kebakaran hebat melanda kawasan perumahan dimana Eyang Subur hingga menghanguskan rumah disekeliling kontrakan  Eyang Subur. Namun anehnya rumah kontrakan Eyang Subur tidak hangus dilalap api. Sejak saat  itulah ia dianggap sakti oleh pelanggan serta masyarakat sekitar kontrakannya. Dan sejak saat itu Eyang Subur kerap didatangi orang-orang untuk meminta pesugihan.
Beberapa pengikut Eyang Subur merasa telah ditipu dan disesatkan oleh Subur, termasuk Adi Bing Slamet dan Arya Wiguna. Mereka mengancam mantan guru spiritual mereka dengan bercampur amarah karena telah menyesatkan bahkan gosipnya merebut istri mereka, dan faktanya Eyang Subur memiliki 8 orang istri yang dengan jelas telah melanggar hukum Islam yang hanya boleh beristri sampai 4 orang saja itupun jika si suami mampu bertindak adil terhadap istri-istrinya.
Anehnya pada saat kebakaran melanda perumahan di sekitar kontrakan Eyang Subur yang tidak menghanguskan kontrakan itu ia langsung dianggap sakti, nyatanya sesuai pernyataan masyarakat sekitar tidak hanya rumah Eyang Subur saja yang tidak terbakar melainkan ada rumah lain yang tidak  terjamah api sedikitpun. Namun inilah negeri kita, yang menganggap ilmu ghaib dari  nenek moyang adalah segalanya. Hingga membuat masyarakat menjadi syirik atau tidak percaya lagi akan keberadaan Tuhan.
Walaupun negara ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tapi masih saja pemikiran masyarakat di negara ini dangkal terhadap pengetahuan agama, yang mana sering kali hal-hal yang ghaib peninggalan nenek moyang dikaitkan dengan hal-hal ghaib dari agama bahkan disalahgunakan. Harusnya kita harus lebih memperhatikan hal ghaib dari agama seperti terjadinya kematian, adanya siksa kubur serta perbaikan hubungan  kita dengan Tuhan saat ini bukan malah mengembangkan ilmu santet yang turun-temurun dari nenek moyang kita.
Apakah santet dapat memajukan negara kita ini? Nyatanya negara kita masih dijajah oleh bangsa lain yang miskin akan ilmu santet. Tidak ada satupun ilmu santet yang membantu jalannya suatu negara. Nyatanya hanya menambah beban negara dengan tumbuhnya pembunuhan dengan cara santet, atas dasar balas dendam atau iri dengan pihak lain. Santet ini juga membuat oknum yang berwajib bingung menentukan hukuman untuk pelaku santet karena sampai saat ini tidak ada undang-undang yang berkenaan dengan ilmu santet. Sudah waktunya pemerintah mengambil tindakan dalam urusan yang menyesatkan dan menghancurkan bangsa ini.
Apakah santet termasuk bagian dari agama? Nyatanya tidak satupun agama di Indonesia yang mengajarkan santet. Kalau setiap agama ditanya tentang status santet di dalam agama, pastilah setiap agama menyatakan status santet adalah sesat di dalam agama. Dan faktanya orang yang gemar melakukan dan meminta untuk menyantet itu adalah orang yang miskin akan ilmu agama. Untungnya Majelis Ulama Indonesia selalu mengambil tindakan atas urusan seperti ini  dengan mengeluarkan fatwa sesat terhadap pelaku santet dengan dukungan ormas-ormas Islam di Indonesia agar dunia persantetan ini tidak meresahkan masyarakat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H