Mohon tunggu...
Rizqollah Aulia parman
Rizqollah Aulia parman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Hobi saya melakukan apapun yang saya sukai

Selanjutnya

Tutup

Politik

50 Tahun Kerjasama Indonesia - Korea

26 November 2023   12:26 Diperbarui: 26 November 2023   12:48 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Indonesia Korea adalah sebuah hubungan Bilateral luar negeri antara Indonesia dengan Korea Selatan. Pada kedua negara ini memiliki visi, nilai, dan sebuah keinginan untuk dapat berkontribusi pada komunitas internasional sebagai kekuatan menengah yang sama. Kedua negara ini masuk ke dalam 2 organisasi yang sama yakni G20 dan APEC. Indonesia dan Korea Selatan secara resmi membentuk sebuah hubungan diplomatik pada 17 september 1973. Yang dimana menempatkan kedutaan indonesia di Korea Selatan kota Seoul dan kedutaan Korea Selatan berada di Indonesia kota Jakarta.

Dan Menurut dari jajak BBC World Service Poll pada tahun 2014, 48% orang Indonesia menerima pengaruh positif kepada Korea Selatan, dan 27% adalah melihatnya dengan negatif.

Sejarah kerja sama Indonesia dan Korea Selatan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu aspek kerja sama kedua negara adalah di bidang politik dan diplomasi. Pada tahun 1966, Indonesia dan Korea Selatan menjalin hubungan diplomatik formal. Sejak saat itu, hubungan bilateral  kedua negara terus berkembang dan mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, kerja sama Indonesia dan Korea Selatan juga mencakup bidang ekonomi. 

Misalnya saja adanya perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan yang memberikan dampak positif bagi kedua negara. Kerja sama ekonomi ini meluas ke berbagai bidang, termasuk perdagangan barang dan jasa. Indonesia dan Korea Selatan juga menjalin kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Kedua negara telah bekerja sama dalam berbagai proyek pendidikan dan kebudayaan sejak tahun 1960an. 

Kerja sama tersebut meliputi pertukaran pelajar, kerja sama universitas, dan promosi budaya  kedua negara. Selain itu, kerja sama Indonesia dan Korea Selatan juga mencakup kerja sama regional. Salah satu bentuk kerja sama regional kedua negara adalah town twinning. Town Twin adalah perjanjian kerjasama antara dua kota atau wilayah yang memiliki kesamaan karakteristik, seperti kesamaan budaya, sejarah, atau latar belakang geografis. Sebagai bagian dari kerja sama Indonesia dan Korea Selatan, berbagai kegiatan  dilakukan untuk mempererat hubungan bilateral  kedua negara. 

Misalnya, konser musik Korea seringkali disponsori oleh pemerintah Korea. Salah satunya dalam rangka memperingati 40 tahun terjalinnya hubungan diplomatik  Indonesia dan Korea Selatan. Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan memiliki latar belakang yang mencakup 

berbagai aspek seperti politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan kerja sama regional.

Tahun 2023 merupakan peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Korea Selatan. Jalinan hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada bulan September 1973, namun hubungan konsuler baru dimulai pada bulan Agustus 1966.

Kedua negara tetap berkomitmen untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama baik di tingkat bilateral, regional, dan multilateral. Hubungan dan kerja sama bilateral memasuki babak baru pada kunjungan kenegaraan Presiden Moon Jae-in ke Indonesia pada 8-10 November 2017.

Melalui ``Pernyataan Visi Bersama Republik Korea dan Republik Indonesia untuk Kemakmuran dan Perdamaian Bersama,'' para pemimpin kedua  negara sepakat untuk meningkatkan status kemitraan mereka. Kemitraan ini akan menjadi kemitraan strategis khusus yang akan fokus pada kerja sama di empat bidang: pertahanan dan hubungan luar negeri, perdagangan bilateral dan pembangunan infrastruktur, pertukaran antar manusia, serta kerja sama regional dan global.

Hubungan dan kerja sama bilateral yang erat antara lain didukung oleh  sumber daya dan keuntungan yang saling melengkapi yang dinikmati oleh kedua negara, dan oleh keberhasilan proses kemajuan ekonomi dan politik antara kedua negara yang  membuka peluang. Untuk kerjasama di berbagai bidang industri. Selain itu, kedua negara juga  aktif saling mendukung

berbagai forum regional dan internasional, termasuk nominasi di organisasi internasional.

Kedekatan  dan kerja sama kedua negara  misalnya terlihat dari frekuensi kunjungan

"pejabat tinggi". Contoh kunjungan penting  kedua negara dalam beberapa tahun terakhir: 

  • Kunjungan kenegaraan Presiden  Joko Widodo Republik Indonesia ke Busan dalam rangka 25th ASEAN-Korea Memorial Summit  dan pembicaraan bilateral, 10 -12 Desember 2014 

  • Dikunjungi oleh Yusuf Kalla, Wakil Presiden RI, pada tanggal 26 hingga 30Agustus 2015

  • Kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Seoul pada tanggal 15 hingga 18 Mei 2016 

  • Kunjungan kenegaraan Presiden Moon Jae-in dari Republik Korea (8-10 November 2017)  

  • Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Lee Nak-yon dari Republik Korea (18-21 Agustus 2018) ke Indonesia.

  • Kunjungan kenegaraan Presiden Republik  Indonesia Joko Joko Widodo akan mengunjungi Korea Selatan pada tanggal 8 hingga 10 September 2018.

  • Kunjungan Kerja Presiden Republik Indonesia Presiden Joko Widodo mengunjungi Korea Selatan untuk menghadiri KTT Khusus ASEAN-Korea yang diselenggarakan di Busan pada 25-26 November 2019.

Republik Korea menggunakan sistem multipartai dan memilih presiden melalui pemungutan suara langsung, dengan masa jabatan satu periode lima tahun. Presiden adalah kepala negara dan dibantu oleh perdana menteri. Pemerintahan Republik Korea juga terdiri dari cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Presiden mempunyai hak untuk menunjuk  menteri dengan persetujuan anggota Majelis Nasional Korea.

Dalam rangka memperingati 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Selatan, KBRI Seoul menyelenggarakan 50th Anniversary Forum bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Korea dan Korean Society of Southeast Studi Asia. Pengumuman hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Selatan dilaksanakan di Seoul pada tanggal 26 Juni 2023.

Pada sesi pembukaan, Profesor Jung Jae-sung, presiden Masyarakat Studi Asia Tenggara Korea, mengatakan bahwa Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin kerja sama selama 50 tahun, yang berdampak pada penelitian dan pengembangan. Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan pada tahun 2022 merupakan cerminan upaya perluasan hubungan Indonesia dan Korea Selatan. 

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin selaku keynote speaker mengatakan peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan merupakan waktu yang tepat untuk membahas kemungkinan kerja sama bilateral dan strategis di bidang politik di masa depan. Adalah. Keamanan, ekonomi, sosial budaya. Dr. N.Hassan Wirajda, yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia pada tahun 2001 hingga 2009, menjadi pembicara utama dan menyatakan bahwa  hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan yang telah berusia 50 tahun semakin erat setiap tahunnya. Kedua negara tersebut merupakan negara Asia-Pasifik yang menganjurkan demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Ke depan, kerja sama antar komunitas lokal (people to people) di kedua negara juga harus diperkuat.

Forum dibagi menjadi tiga sesi, dan pada sesi  1 tentang kerjasama politik dan keamanan, Dr.Bapak Yayan GH Mulyana, Direktur Jenderal Kebijakan dan Strategi  Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri Indonesia, dan Bapak Kim Dong-bae, Direktur Jenderal ASEAN dan Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri Republik Korea, turut hadir. Diperkenalkan. Pada sesi kedua mengenai kerja sama ekonomi, Ferry Akbar Pasarib, Wakil Direktur Jenderal Kementerian Koordinasi Kelautan dan Investasi Indonesia, dan  Lee Kang-hyeon, Ketua Kamar Dagang dan Industri Korea di Indonesia, diperkenalkan.

Sesi 3 tentang kerjasama sosial budaya menampilkan ceramah oleh Lee In-hyuk, direktur eksekutif Pusat Kebudayaan ASEAN  di Busan, dan Rati Indraswari, dosen Universitas Katolik Parahyangan. Dalam sambutan penutupnya, Duta Besar RI untuk Seoul Gandhi Sristyanto menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri Republik Korea dan pihak terkait yang menjadi tuan rumah Korea Forum ``50 Tahun Indonesia''. Ia berharap forum ini dapat ditindaklanjuti secara nyata oleh seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya  pemerintah tetapi juga sektor swasta dan akademisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun