Mohon tunggu...
Rizqi Yusriyyah
Rizqi Yusriyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya menulis memasak,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Literasi Digital dalam Menggunakan Media Sosial Tiktok di Bawah Umur

11 November 2024   16:12 Diperbarui: 11 November 2024   16:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menggunakan media sosial anak-anak sering kali meniru perilaku yang mereka lihat dan dengar disana. Salah satunya adalah aplikasi Tiktok. Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan. ini tentu memberi tantangan tersendiri. Maka dari itu, kita perlu berhati-hati dan selalu mengawasi anak-anak yang sedang asyik bermain gadget seperti menonton video di Tiktok. Karena aplikasi tersebut dapat menimbulkan masalah jika yang dilihat atau di praktikkan tidak memberikan contoh yang baik dan malah berdampak pada perilaku anak. Bagaimana pengaruh penggunaan aplikasi Tiktok oleh anak dibawah umur, ya? Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus menunjukan bahwa bermain Tiktok dapat mengakibatkan kurangnya interaksi sosial pada anak-anak dibawah umur. Mereka juga berisiko kecanduan Tiktok, sehingga malas belajar. Agar terhindar dari dampak literasi digital saat menggunakan media sosial bagi anak-anak dibawah umur, sebaiknya orang tua memberikan bimbingan dan menetapkan batas waktu untuk bermain gadget.

menjadi generasi muda yang bersinergi di era sekarang memang penuh tantangan. Peningkatan literasi, terutama literasi digital, menjadi sangat penting mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Dahulu, literasi lebih terfokus pada kemampuan membaca dan menulis dari media cetak, namun sekarang perlu diperluas dengan kemampuan untuk mengakses, memahami, dan memanfaatkan informasi secara bijak dari berbagai platform digital.

Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat menyaring informasi yang ada di dunia maya, menghindari hoaks, serta menggunakan media sosial secara positif dan bertanggung jawab. Potensi besar media sosial, yang dapat diakses hampir oleh semua kalangan melalui jaringan internet yang mudah diperoleh, membuka peluang sekaligus tantangan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengembangkan keterampilan kritis dalam menghadapi berbagai informasi yang beredar di dunia maya, agar dapat berkontribusi dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan produktif.

Perkembangan teknologi saat ini memang sangat pesat, terutama dengan hadirnya internet yang memungkinkan komunikasi dan interaksi antar individu di seluruh dunia tanpa batasan waktu dan ruang. Salah satu platform yang sangat menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah TikTok. TikTok tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi penggunanya, tetapi juga berkembang menjadi alat yang sangat efektif untuk pekerjaan, pemasaran, dan bahkan jualan.

Dengan fitur-fitur yang memudahkan pembuatan dan berbagi video pendek, TikTok menarik perhatian berbagai kalangan tidak terkecuali anak usia dini juga sangat terpengaruh oleh tiktok. Banyak kreator konten yang memanfaatkan platform ini untuk mengekspresikan diri, berbagi pengetahuan, hingga membangun komunitas.

penggunaan gadget dan aplikasi seperti TikTok memberikan anak-anak akses ke dunia informasi yang lebih luas dan juga hiburan yang cepat dan menarik. Namun, ketergantungan pada platform tersebut dapat mengganggu perkembangan sosial mereka, karena mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu di depan layar daripada berinteraksi langsung dengan teman sebayanya. Hal ini bisa menyebabkan keterbatasan dalam keterampilan sosial yang sangat penting bagi perkembangan mereka, seperti komunikasi tatap muka, empati, dan kemampuan untuk menyelesaikan konflik.

Selain itu, kecanduan terhadap konten yang terus-menerus mengalir dan sifatnya yang sangat memikat, dapat menurunkan kualitas waktu tidur, memengaruhi konsentrasi mereka di sekolah, dan bahkan berpotensi menyebabkan kecemasan atau depresi. TikTok, yang dirancang untuk memberikan hiburan secara instan dan terus-menerus, membuat anak-anak sulit untuk berhenti menonton, bahkan setelah mereka sudah cukup lama menggunakan aplikasi tersebut.

Peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Meskipun pemberian gadget dapat memberi kemudahan bagi orang tua untuk melakukan aktivitas lain tanpa harus terus-menerus mengawasi anak, mereka tetap harus menetapkan batasan yang jelas mengenai waktu layar dan jenis konten yang boleh diakses. Pendampingan orang tua sangat dibutuhkan untuk memastikan anak-anak tetap berkembang secara sosial, emosional, dan kognitif dengan seimbang.

Dengan demikian, meskipun TikTok dan aplikasi sejenis bisa menjadi alat hiburan yang menyenangkan, penggunaan yang tidak terkendali dapat berdampak buruk bagi anak. Orang tua perlu lebih aktif dalam mengawasi dan membimbing anak-anak mereka agar tetap bisa menikmati teknologi dengan bijak dan tidak kehilangan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sosial mereka.

Sumber referensi 

https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/5561/4669/10546

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun