Mohon tunggu...
Rizqi Yusriyyah
Rizqi Yusriyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya menulis memasak,

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Air Mata di Ujung Sajadah

18 September 2024   18:17 Diperbarui: 18 September 2024   18:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Air Mata di Ujung Sajadah ditulis oleh Titen Wattimena dan di sutradarai oleh Key Mangunsong. Film ini merupakan film yang mengusung gendre drama. Film Air Mata di Ujung Sajadah menceritakan tentang seorang ibu bernama Aqilla yang terpisah dengan anaknya selama 7 tahun. Aqilla selama ini tidak mengetahui kalau anaknya ternyata masih hidup. Aqilla di perankan oleh Titi Kamal. Pada saat hamil Aqilla belum sempat memberi tahu kabar baik ke suaminya, namun suaminya telah meninggalkan dia selamanya atau meninggal dunia karena kecelakaan. Aqilla melahirkan bayi dari pernikahan yang tidak direstui oleh ibunya yang bernama Halimah, yang di perankan oleh Tutie Kirana.  Ketika anaknya sudah lahir ibunya Aqilla membohongi Aqilla dengan memberitahu bahwa anaknya telah meninggal dunia saat dilahirkan. Padahal Halimah memberikan cucunya kepada pasangan suami istri yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai anak yaitu Arif dan Yumna. Arif di perankan oleh Fedi Nuril dan Yumna di perankan oleh Citra Kirana. Bayi itu diberi nama Baskara yang artinya cahaya.

Suatu ketika, Halimah jatuh sakit sehingga Aqilla yang saat ini tinggal di London langsung pulang kembali ke Indonesia.  Ketika sampai ke Indonesia Aqilla langsung menemui ibunya yang sedang sakit, pada saat itu juga ibunya langsung memberitahukan yang sebenarnya bahwa anaknya Aqilla masih hidup. Aqilla baru mengetahui anaknya masih hidup setelah 7 tahun lamanya. Aqilla yang awalnya tinggal di London ia langsung memutuskan untuk pindah ke Solo, Indonesia untuk mendapatkan anaknya kembali. Namun, rencana ingin mengambil anaknya ke pelukannya ternyata tidak semudah itu. Ia harus menghadapi orang tua asuh Baskara yang telah merawatnya sejak baru lahir. Kisah Aqilla yang berjuang mendapatkan kembali anak kandungnya yang sudah lama terpisah sejak lahir yang di asuh oleh Arif dan Yumna begitu terasa dramatisasi dan mengandung empati. Lalu beralih kepada sudut pandang Arif dan Yumna yang selama ini merawat tanpa pamrih dan sudah menganggap baskara seperti anak sendiri membuat para penonton dilema untuk berpihak kepada siapa. Konflik antara orang tua kandung dan orang tua angkat sudah pernah di tayangkan sinetron laris. Pembahasannya menunjukkan dinamika perasaan dan adu logika dari para tokohnya. Pada film ini, pembahasan tentang siapa yang lebih berhak membawa Baskara cenderung berputar-putar pada eksplorasi perasaan setiap tokohnya. Naskahnya seolah olah  lebih berpihak pada keluarga Arif. Sudut pandang bahwa Aqilla juga merupakan korban dari kebohongan ibunya tidak digali maksimal. Persoalan kuburan palsu yang dibuat Halimah mudah dilupakan. Perasaan Arif dan Yumna terhadap Aqilla mudah dibuat berubah menghasilkan momen episodik akan interaksi mereka dengan sang anak. Alhasil, momen yang menjadi stake pada babak ketiganya terlihat memaksa dan over the top.  Konklusinya menunjukkan sebuah  jalan tengah yang disampaikan lewat sebuah monolog. Adegan penutupnya, walaupun efektif menguras air mata penonton, tetap masih terasa kurang memuaskan.

Pesan moral yang bisa diambil dalam film Air Mata di Ujung Sajadah yaitu:

  • Jangan pernah takut untuk melepaskan karma jika sudah takdir kita mau serumit apa pun pasti ada jalannya.
  • Ikhlas adalah jalan yang terbaik dari segala cerita perjalanan hidup
  • Mau seburuk apa pun yang terjadi jangan pernah mengotori hati nurani kita
  • Setiap orang yang datang tidak selalu untuk menemani hidup, tapi juga untuk pembelajaran hidup

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun