Hari Santri Nasional, sebuah penghormatan terhadap peran santri dan ulama dalam mempertahankan dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, dilatari oleh peristiwa Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy'ari.
22 Oktober diperingati menjadiNamun, apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata 'santri? tidak sedikit masyarakat yang mengaitkannya dengan peci, sarung, kitab kuning, dan sosok sederhana yang tinggal di pesantren. Tentu, hal itu tidak salah. Akan tetapi jika kita menarik lebih dalam, makna santri begitu luas.
Di balik pandangan tersebut, santri merupakan salah satu garda terdepan dalam menjaga tradisi, moral, dan nilai-nilai ajaran agama.
Santri juga merupakan agen perubahan yang kehadirannya mampu membawa angin segar di tengah kehidupan bermasyarakat.
Di sisi lain, siapa bilang santri hanya bisa menjadi kiai atau ustaz? Tentu, santri mampu berkiprah di semua lini.
Hal ini tidak lain sebagai respon untuk menjawab tantangan zaman yang kian meningkat. Dan hal ini sudah banyak dibuktikan dengan adanya tokoh-tokoh besar yang sukses.
Misalnya, KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmd Dahlan, sosok ulama dan pahlawan nasional, Gus Dur, salah satu presiden dari kalangan santri, Habib Husain Ja'far al-Hadar seorang influencer terkenal saat ini, Habiburrahman El-Shirazy, penulis novel romansa, dan masih banyak tokoh-tokoh besar lainnya yang lahir dari kalangan santri.
Aksi Santri untuk Negeri, Isi Semua Lini
1. Pendidik
Mungkin sudah bukan rahasia lagi, banyak santri yang berkiprah sebagai pendidik. Entah itu menjadi kiai, ustaz, guru, atau tenaga pendidik lainnya.
Hal ini tidak lain karena bekal agama dan pengalaman yang didapatkan ketika berada di dunia pesantren. Sangat banyak sekali cendekiawan muslim yang berangkat dari kalangan santri, dengan keilmuannya yang diakui di kancah internasional.