Mohon tunggu...
rizqi rahmat
rizqi rahmat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bersatulah dan Bangun Negeri Ini

26 September 2015   06:23 Diperbarui: 26 September 2015   08:14 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌالحجرات

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Jika kemarin hari raya Idul Adha terdapat perbedaan hari menjadikan kita terpecah belah. Marilah kita fikir bersama untuk apa permasalahan itu kita besar besarkan?

Apakah mungkin gengsi antar ormas ?

Apakah mungkin untuk saling menjatuhkan antar ormas?

Lalu ketika salah satu telah menang akan pendapat mereka apa yang kita dapatkan?

kebanggaan kah?

bangga diatas penderitaan orang lain?

apakah anda tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan?

 

Jika tujuan kita untuk hidup untuk memperoleh kebanggaan sesaat, untuk apa Tuhan menciptakan akhirat. Apalagi jika kita bangga diatas penderitaan orang lain. coba kita fikir bersama. Jika hal ini terus berlanjut, kapan kita memikirkan nasib bangsa, nasib anak bangsa, dan nasib generasi penerus bangsa. Mau sampai kapan kita terjajah oleh nafsu pribadi yang menyengsarakan orang lain.

 

Ketika Allah SWT menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku untuk saling berta'aruf maka marilah kawan kita kenali jati diri bangsa ini. Bangsa ini, merupakan bangsa yang terkenal dengan Bhineka Tunggal Ika-nya. Bhineka Tunggal Ika yang terscengkram di kaki burung garuda merupakan hal yang mencerminkan adanya sikap toleransi antar sesama. Bukan untuk saling menjatuhkan satu sama lain.

 

Kita tengok di pelosok Negeri, apakah masyarakatnya makmur?

Jangan sampai kita hanya meributkan masalah hari dan melupkan kesejahteraan rakyat. kita terlalu sibuk berkecimpung dalam dunia kota, alam pribadi kita. sudah saatnya saat ini kita berfikir dan bekerja sama untuk memajukan Sabang sampai Merauke.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun