Mohon tunggu...
rizqi rahmat
rizqi rahmat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hardiknas dalam Perspektif Tokoh Muhammadiyah

3 Mei 2015   11:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Pendidikan Nasional diperingati pada tanggal 2 Mei tiap tahunnya. Hari Pendidikan Nasional diperingati pada tanggal 2 Mei tiap tahunnya. Dari segi filosofisnyaHari Pendidikan Nasional merupakan sebuah penghargaan kepada Tokoh Nasional yang diangkat sebagai Bapak Pendidikan Nasional yang lahir pada tanggal 2 mei. Hal ini dikarenakan perjuangan beliau yang selalu menentang kebijakan Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan orang-orang belanda dan orang-orang kaya yang dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah.

Pada saat itu Bapak Pendidikan Nasional “KI Hadjar Dewantara” beliau diasingkan di Belanda dikarenakan selalu mngkritik Pemerintahan Hindia-Belanda terhadap Kebijakan yang telah ditetapkan, terutama soal pendidikan. Namun dalam masa pengasingannya Ki Hadjar Dewantara ikut bergabung dalam organisasai para pelajar asal Indonesia. Dan dari sinilah ia belajar dan mengemban ilmu sehingga mencetuskan “Taman Siswa”

Peringatan HARDIKNAS tahun 2015 ini berdasarkan surat edaran yang diterbitkan Mendikbud Nomor 0879/MPK.F/FLL/2015Perihal Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2015 menyampaikan ada 5 poin Utama salah satunya tema yang diangkat adalah “Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila”.

Dalam sambutan Mendikbud saat Peringatan Hardiknas mengatakan kata kunci dari tema tersebut adalah “Gerakan”. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu, pendidikan tidak bisa dipandang sebagaisebuah program semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat.

Menindak Lanjuti Peringatan Hari Pendidikan Nasional FKIP UMS melaksanakan Upacara Bendera yang diselangarakan pada hari Sabtu 2 Mei di Hall Gedung I Kampus 1 Ums. Upacara ini diikuti oleh Perwakilan Mahasiswa, Staf dan Dosen FKIP UMS.

Ketika Naik Mimbar Pembina Upacara lebih menjelaskan mengenai bagaimana pendidikan yang ada di Muhammadiyah dari dahulu sejak sekarang. Pada dasarnya Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah bagaimana system Pendidikan yang ada di MUhammadiyah sejak zaman dulu hingga perubahan-perubahan yang terjadi di zaman sekarang.

Jika zaman dahulu Pendidikan lebih ditekankan pada Pendidikan Kepesantrenan yang lemah akan pendidikan umum (non agama) maka sebenarnya sudah sejak lama dibuatlah sekolah muhammdiyah di seluruh plosok Indonesia. Tentunya sekolah yang didirikan tidak sama dengan sekolah umum lainnya, namun pendidikan yang ditawarkan adalah berbasis Pendidikan yang banyak membahas tentang bagaimana cara memajukan umat islam di Dunia dan berbasis Pondok yang menyelamatkan kita agar tidak terlalu terjerumus ke dunia namun dapat menyeimbangkan diatara dunia dan akhirat.

Di lain hal Pembina Upacara Juga mengkritik mengenai tanggal yang ditetapkan sebagai hari pendidikan oleh pihak pemerintah. “Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 mei yang didasari oleh lahirnya KI Hadjar Dewantara, mengapa bukan tanggal 1 agustus yang merupakan tanggal kelahiran KH. Ahmad Dahlan. Beliau merupakan tokoh pergerakan yang dapat mendirikan Perserikatan Muhammadiyah”.

JIka tadi dikatakan kata yang menjadi kunci dari tema peringatan Hardiknas kali ini adalah “Gerakan” maka yang menjadi Pergerakan Muhammadiyah dalam Bidang pendidikan adalah Pendidikan yang mencapai skala Nasional dan sampai saat ini masih eksis bahkan makin berkembang pesat. Terbukti dengan banyaknya sekolah Muhammdiyah yang tersebar di hampir seluruh Indonesia.

Jika dilihat dari segi sejarah Muhammadiyah dalam berdakwah yang mencerdaskan kehidupan bangsa juga dalam lingkup Nasional, tengoklah bagimana dan dimana Tokoh-Tokoh Muhammadiyah zaman dahulu yang berjuang demi kemajuan dan kemerdekaan bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun