Mohon tunggu...
Rizqina Zulfa
Rizqina Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa STAI Al-Anwar sarang Rembang

santri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengabdian Santri kepada Indonesia

30 November 2024   09:32 Diperbarui: 30 November 2024   09:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri PPTQ Al-Ishlah mengikuti upacara 1000 bendera di kantor Balaikota Semarang. (Sumber:Rizqina zulfa)

Nabi Muhammad diperintahkan untuk membaca guna lebih memantapkan lagi hati Nabi Muhammad. Ayat tersebut menyatakan kepada nabi Muhammad bacalah wahyu-wahyu Ilahi yang sebentar lagi akan banyak engkau terima dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Bacalah semua itu tapi dengan syarat hal tersebut engkau lakukan dengan atau Demi nama Tuhan yang selalu memelihara dan membimbingmu dan yang menciptakan semua makhluk Kapan dan di manapun.

 

Literasi dalam dunia pesantren menjadikan terkumpulnya berbagai potensi umat, baik dalam bidang Al-Qur’an, Al- Hadits, kitab-kitab klasik hingga sains modern. Tercatat dalam sejarah Islam yang pernah berjaya dilandasi oleh generasi muslim yang menguasai ilmu dalam bidang Al-Qur’an bahkan hafal usia dini, namun juga menguasai keilmuwan modern seperti matematika, sosiologi, psikologi, geografi, kedokteran dan sains lainnya, Imuwan muslim juga mewariskan buku-buku yang sangat berharga.[3]

 

Generasi-generasi muslim menjadi para saintis yang melek terhadap literasi. Generasi ini yang mempelopori kejayaan islam melalui berbagai bidang. Selain kokoh dalam bidang aqidah, luas dalam bidang syariah, saintis Islam juga merupakan orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah. Ilmuwan Pesantren melahirkan penulis-penulis hebat yang memiliki karya dan doa sebagai sebuah keselarasan yang menjadi kekuatan. Sudah selayaknya seorang santri menyukai hal membaca, menulis, dan menghasilkan sebuah karya, karena karya memang merupakan bentuk-bentuk dari sebuah doa.

 

Suatu karya mempunyai manfaat bagi pembacanya. Karya juga bersifat abadi yakni ketika nyawa sudah tiada dan menciptakan sebuah hasil karya, nama akan selamanya hidup dan dan di dalam liang lahatpun akan terus mengalirkan manfaat. Seperti halnya seorang tokoh besar ulama Indonesia yakni KH. Hasyim Asyari. Beliau pengasuh pondok pesantren Tebuireng yang mempunyai Lembaga Pendidikan dengan memadukan dua gagasan, yakni keagamaan dan kebangsaan. Dua poros tersebut yang menggerakkan KH. Hasyim Asyari untuk menggerakkan dunia literasi.

 

Dalam penerbitan karya, tercatat ada beberapa kitab yang sudah berhasil diterbitkan oleh KH. Hasyim Asyari. Sebut saja kitab Adabul ’Alim Wal Muta’allim yang menceritakan tentang pentingnya untuk menuntut ilmu serta menghormati guru. Di dalamnya juga terdapat bagaimana cara menyerap ilmu dengan cepat. Bagaimana cara memuliakan dan menghormati seorang pengajar atau guru. Etika seorang murid kepada seorang guru dijelaskan secara jelas di dalam kitab tersebut.

 

Kitab sebagai bentuk karya hasil literasi yang mana di dalam dunia pesantren sangatlah bermanfaat hingga masa kini. Seorang santri belajar sebuah ilmu melalui kitab dengan cara mendalami sebuah kitab baik secara bahasa maupun istilah bahkan praktik melalui arahan sang guru. Seorang guru memberi arahan kepada santri dengan menggunakan sanad yang dimiliki oleh guru atau kyai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun