Mohon tunggu...
Rizqina MR
Rizqina MR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Interaksi Keluarga di Tengah Pandemi Covid-19 Tidak Lagi Sama

30 Juli 2022   19:06 Diperbarui: 30 Juli 2022   19:17 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Indonesia saat ini semakin terbiasa dan tangguh dalam menghadapi pandemi covid-19. Kemunculannya yang begitu masif sejak bulan Maret 2020 lalu membuat seluruh aspek kehidupan masyarakat mengalami perubahan. Hal tersebut disebabkan begitu mudah dan cepatnya virus menular melalui tetesan kecil (droplet) ketika seseorang tengah batuk ataupun bersin. 

Keberadaan keluarga di tengah masa pandemi covid-19 menjadi perhatian khusus bagi setiap anggota keluarga. Meskipun sejalan dengan keberadaannya hingga saat ini telah banyak. Keluarga sendiri dapat didefinisikan sebagai lembaga sosial terkecil dalam masyarakat yang terbentuk dari ikatan perkawinan, serta berperan dalam meningkatkan pembangunan manusia yang berkualitas dan masyarakat madani. 

Perubahan-perubahan yang terdapat dalam sebuah keluarga dapat dibedakan dalam beberapa kategori, seperti perubahan normal sebagai tahap perkembangan individu, perubahan yang menjadi sumber tekanan (stresor), perubahan major dalam skala sedang yang tidak dikehendaki, serta perubahan yang diakibatkan oleh gangguan major tidak dikehendaki yang cenderung di luar kendali dan kemampuan keluarga dalam mengontrolnya. 

Hal tersebut erat kaitannya dengan kajian sosiologi keluarga dan kinship, yang mana diketahui guna mengkaji realitas sosiologis seperti interaksi, pola, dan segala perubahan yang terdapat dalam lembaga keluarga, seperti halnya pandemi covid-19 dalam lingkup keluarga yang dapat dikatakan sebagai gangguan luar yang cenderung tidak dapat dikontrol keberadaannya dan membawa sejumlah perubahan pada sistem keluarga. 

Terutama interaksi sosial secara langsung dalam sejumlah keluarga di Indonesia disinyalir mengalami banyak perubahan dan pergeseran. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan memunculkan berbagai konflik dalam sebuah keluarga, baik antar pasangan, orang tua dengan anak, bahkan antar saudara sekali pun. 

Interaksi sosial merupakan bentuk hubungan timbal balik yang terjadi baik dari antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok. Dalam sebuah interaksi sosial yang diharapkan oleh masing-masing individu bahwa mereka akan mendapatkan feedback. 

Menurut Harahap (2020) dalam Proses Interaksi Sosial Di Tengah Pandemi Virus Covid 19 menjelaskan bahwa proses interaksi sosial juga dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan atau sikap manusia yang ditampilkan melalui aksi dan reaksi, serta respons. 

Melihat ke belakang atau sebelum pada masa pandemi covid-19, dapat kita ketahui bahwa sejumlah keluarga memiliki pola interaksi sosial yang cenderung renggang atau kurang yang diakibatkan karena terdapat kesibukan yang tengah dijalani oleh masing-masing anggota keluarga. 

Sebagian dari mereka ada yang disibukkan dengan bekerja, sekolah atau menempuh pendidikan, maupun aktivitas lainnya yang sebagian besar dilaksanakan jauh dari rumah. 

Semenjak keberadaan pandemi covid-19 yang menyelimuti dunia, sehingga menyebabkan kelumpuhan sejumlah aktivitas dalam berbagai sektor kegiatan. Pemerintah Indonesia pada akhirnya mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam menekan penularan virus covid-19, seperti pemberlakuan lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hampir di seluruh wilayah Indonesia. 

Di sisi lain dapat semakin menjauhkan bagi mereka yang semula telah berada jauh dengan keluarga karena terdapatnya kebijakan dari pemerintah, yang mana tidak diperbolehkan melakukan mobilitas dalam skala besar dan jauh. 

Dengan demikian, stay at home menjadi salah satu modal dalam bertahan hidup di tengah masa pandemi covid-19 yang telah banyak merenggut nyawa dari para anggota keluarga. 

Seiring dengan bermukimnya virus covid-19 di Indonesia menyebabkan sejumlah keluarga mengalami kerentanan dalam berinteraksi antar anggota keluarga. Meskipun di dalam sebuah keluarga yang tengah berdiam diri di rumah atau stay at home, tetapi justru mengakibatkan problematika yang terus berulang. 

Tinggi dan seringnya frekuensi bertemu dan komunikasi dalam keluarga di tengah pandemi covid-19 disinyalir mengakibatkan sejumlah konflik di dalamnya. Banyak dari mereka yang sering bertemu satu sama lain secara langsung di dalam keluarga mengakibatkan kejenuhan yang mendalam. 

Interaksi sosial melalui komunikasi secara langsung sebagai titik awal rasa jenuh yang dirasakan para anggota keluarga pada masa pandemi covid-19 selama di rumah. Pola interaksi yang sama dan cenderung membosankan pada akhirnya mengakibatkan sejumlah gangguan pada psikologis para individu di dalamnya. 

Semakin sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang yang sama, maka tidak menutup kemungkinan semakin banyak memunculkan perbedaan dan perdebatan di dalamnya. 

Hal seperti demikian dapat terus terjadi karena kurangnya pemenuhan interaksi dengan orang luar. Meskipun pada masa revolusi industri 4.0 kini telah memberikan sejumlah kecanggihan terutama dalam melangsungkan komunikasi melalui gadget, tetapi hasrat tersebut tidak dapat langsung terpenuhi dengan puas karena pola interaksi yang terjalin tidak dilakukan secara langsung. 

Pada masa new normal atau transisi endemi saat ini akhirnya kembali memberikan perubahan interaksi sosial dalam sebuah keluarga. Baliknya di titik awal layaknya pada masa sebelum pandemi covid-19 kembali memberikan sejumlah perubahan pola interaksi keluarga pada masa pandemi. 

Kecenderungan keluarga yang sebelumya terpisahkan oleh jarak karena pemberlakukan sejumlah kebijakan guna mencegah penularan covid-19 kini mulai dapat melakukan interaksi secara langsung, baik secara fisik maupun batin yang pada akhirnya terpenuhi kembali. 

Kemunculan pandemi covid-19 sejak tahun 2020 lalu hingga saat ini menyerang Indonesia memberikan sejumlah dampak dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, terlebih lagi  dalam perubahan pola interaksi keluarga. Tidak dapat dipungkiri, pada masa pandemi covid-19 menghambat sejumlah mobilitas yang berakibat dalam interaksi dengan orang luar. 

Berdasarkan dari hal tersebut diperlukan sejumlah solusi untuk mengatasi persoalan terkait permasalahan tersebut, seperti dengan melaksanakan aktivitas bersama para anggota keluarga dengan tetap mematuhi protokol kesehatan guna tetap terjaganya kesehatan psikologis para individu. 

Komunikasi yang berkualitas antar pasangan dapat menjadi salah satu cara dalam menghadapi perubahan interaksi di tengah pandemi covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun