Mohon tunggu...
rizqi muhammad zidan
rizqi muhammad zidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika UPI

Mahasiswa Pendidikan Matematika UPI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Learning Loss sebagai Dampak Pandemi Covid-19 bagi Pendidikan Indonesia

23 Juli 2021   11:26 Diperbarui: 9 Agustus 2021   17:59 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Terhitung sejak terjadi kasus pertama yang ditemukan di Depok Jawa Barat pada Maret 2020. Kini Covid-19 telah menjangkit lebih dari tiga juta jiwa dan 79 ribu diantaranya meninggal dunia (Data per 22 Juli 2021).

Pandemi Covid-19 ini tidak dipungkiri memberikan dampak serius pada berbagai bidang kehidupan seperti Ekonomi dan Kesehatan yang dinilai paling berdampak bagi kebanyakan Masyarakat. Pandemi Covid-19 ini juga telah mengubah tatanan kehidupan menjadi serba dalam jaringan (daring) karena diberlakukannya pembatasan sosial seperti dilarang berkerumun, menjaga jarak satu sama lain dan lain sebaginya guna memutus rantai penyebaran virus yang pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok itu.

Tak hanya berdampak pada bidang Kesehatan dan Ekonomi, pandemi Covid-19 ini juga berdampak cukup signifikan pada bidang Pendidikan. Dengan adanya pemberlakuan pembatasan sosial tersebut, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan tidak ada kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM). Pembelajaran diubah menjadi menggunakan sistem daring.

Seperti dua mata koin, pembelajaran daring ini disatu sisi memberikan dampak positif yakni lebih memudahkan dalam komunikasi jarak jauh karena tidak perlu bertatap muka. Namun disisi lain juga menimbulkan berbagai problem serius yang berdampak secara jangka Panjang bagi Pendidikan Indonesia.

Diantara permasalahan yang terjadi antara lain kesenjangan akses belajar, ketidakmerataan infrastruktur, dan perbedaan keterampilan pedagogis guru. Masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan masyarakat dengan ekonomi menengah dan rendah menjadi kesulitan dalam menggunakan teknologi sebagai akses belajar karena ketidakmampuan ekonomi. Belum lagi infrastruktur yang disediakan pemerintah belum merata terutama pada daerah 3T.

Permasalahan substansial yang muncul adalah pembelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru menjadi tidak efektif untuk sampai kepada siswa karena guru kesulitan menemukan metode yang tepat untuk pembelajaran daring sehingga tidak sedikit Guru yang hanya memberikan modul materi dan tugas saja tanpa melakukan pendalaman dan pembahasan materi yang diberikan. Hal ini diperburuk dengan gaya belajar siswa yang cenderung lebih mudah bosan dan bermalas-malasan saat belajar dirumah.

Muara dari segala permasalahan tersebut adalah munculnya dampak Learning Loss pada siswa Indonesia.  The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

Penyebab utama dari peristiwa learning loss ini adalah terganggunya proses pembelajaran formal di sekolah yang disebabkan tidak adanya pembelajaran tatap muka. Terhitung sudah tiga semester lebih sekolah  tidak diperbolehkan untuk mengadakan PTM. Yang terbaru untuk semester ganjil 2021 pun tetap dilaksanakan secara daring. Hal tersebut sedikit banyaknya akan mengakibatkan kemunduran akademis siswa secara jangka Panjang.

Dalam webinar 'Mitigasi Learning Loss untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan' yang diselenggarakan oleh Universitas Borneo Tarakan dan Lembaga Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dampak learning loss ini ditegaskan oleh Peneliti RISE (Research on Improving System of Education) Michelle Kaffenberger dari Universitas Oxford Inggris. Menurutnya dampak learning loss tidak akan berhenti, sekalipun sekolah dibuka, jika tidak ada kebijakan terkait pemulihan kemampuan belajar terlebih dahulu.

Berdasarkan riset, dampak learning loss secara global pada peserta didik sangat besar pada siswa yang duduk di bangku sekolah dasar. Bahkan, siswa kelas 3 SD yang melewatkan waktu belajar enam bulan berpotensi tertinggal 1,5 tahun.

Kemudian, siswa kelas 1 SD yang tidak belajar dalam waktu enam bulan akan mengalami ketertinggalan hingga 2,2 tahun. Learning loss menurut Michelle akan berdampak panjang sehingga menyebabkan masalah ekonomi dan sosial di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun