Mohon tunggu...
rizqikhoerunisa
rizqikhoerunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester Akhir

Saat ini saya sedang mendalami digital marketing dan giat menulis artikel SEO

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lonjakan Kasus Virus HMPV di China: Bagaimana Dunia Menanggapinya?

10 Januari 2025   14:36 Diperbarui: 10 Januari 2025   14:37 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

China tengah mengalami wabah baru yang ditandai dengan meningkatnya infeksi virus pernapasan. Kondisi ini membuat rumah sakit penuh, kebijakan darurat diberlakukan, dan kekhawatiran menyebar di kalangan masyarakat.

Menurut laporan The Independent, virus yang tengah menjadi perhatian adalah Human Metapneumovirus (HMPV). Kasus ini melonjak signifikan di wilayah utara China selama musim dingin, terutama menyerang anak-anak. 

Lima tahun setelah dunia dikejutkan oleh Covid-19 yang bermulai di Wuhan, foto dan video sosial menunjukkan kembali suasan rumah sakit penuh dan orang-orang memakai masker. Banyak pihak menyamakan situasi HMPV ini dengan awal mula pandemi Covid-19.

Jadi, apa sebenarnya HMPV? Bagaimana penyebarannya di China, negara tetangga Indonesia? Bagiaman respon pemerintah dan pandagan para ahli? Artikel ini akan membahasnya secara menyeluruh, dari penyebab hingga penangannya.

1. Mengenal HMPV

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyerang saluran pernapasan dan dapat menyebabkan seperti flu biasa. Meski sebagian besar kasus ringan, HPMV dapat memicu komplikasi serius seperti pneumonia, terutama pada bayi, lansia, dan individu dengan imunitas rendah. 

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001 dan tergolong dalam jenis virus RNA. HMPV menyebar melalui percikan air liur (droplet) atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan kelelahan dengan masa inkubasi sekitar 3-6 hari.

Bebeda dengan Covid-19, belum ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk HPMV. Penanganan utamanya adalah meredakan gejala yang muncul.

2. Lonjakan Kasus di China

Pemerintah China menegaskan bahwa wabah ini adalah kejadian musiman yang sering terjadi. Mao Ning, juru bicara Kementrian Luar Negeri, menyatakan bhawa infeksi pernapasan seperti ini cenderung meningkat saat musim dingin.

Ia juga meyakinkan bahwa situasi ini kurang parah dibandingkan tahun lalu dan menegaskan bahwa China tetap aman untuk dikunjungi.

3. Penyebaran HMPV ke Negara Tetangga

dSelain di China, beberapa wilayah seperti Kamboja dan Taiwan juga melaporkan kasus HMPV Departemen Kesehatan Kamboja memperingatkan tentang kesamaan virus ini dengan Covid-19 dan influenza.

Di Taiwan, pemerintah menyoroti risiko tinggi pada anak-anak, lansia, dan merakayang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, India juga memantau situasi dan menegaskan bahwa HPMV memiliki karakteristik mirip dengan virus pernapasan lainnya, sehingga masyarakat diimabu tidak panik.

5. Situasi di Malaysa dan Antisipasi Indonesia

Malaysia mencatat 327 kasus HMPV sepanjang 2023 dan 2024, meskipun virus ini tidak  termasuk dalam penyakut yang wajib dilaporkan. Pemerintah Malaysia mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mewaspadai penyebaran virus di tempat umum. 

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa sejauh ini belum ada laporan kasusu HMPV. Namun, langkah antisipasi tetap dilakukan melalui peningkatan pengawasan di pintu masuk internasional dan edukasi masyarakat tentang perlikau hidup sehat.

Juru bicara Kemenkes, drg. Widyawati, menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan, menjaga kebersiham, dan mengenakan masker di tempat umum untuk mengurangi risiko penularan. 

6. Pandangan Eks Direktur WHO

Prof. Tjandra Yoga, mantan Direktur WHO se-Asia Tenggara, menekankan bahwa HMPV bukanlah virus baru seperti Covid-19. Virus ini telah dikenal sejak 2001 dan dilaporakan dalam berbagai jurnla ilmiah.

Ia menjelaskan bahwa kasus di China adlaah fenomena yang lazim terjadi selama musim dingin. Meski demikian, kewaspadaan tetap diperlukan untuk mencegah penyebaran virus.

Kesimpulan

Wabah HMPV di China menunjukan bahwa virus pernapasan menjadi ancaman, terutama bagi kelompok rentan. Meski belum ada vaksin khusus, masyarakat dapat meminimalkan risiko dengan menjaga kebersihan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengikuti protokol kesehatan.

Pemerintah di berbagai negara jugaterus memantau situasi dan mengambil langkah antisipasi agar wabah ini tidak meluas. Edukasi dan kolaborasi global menjadi kunci utama dalam menghadapi HPMV dan potensi ancaman kesehatan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun