Semarang, 2 November 2024- Program TOSSTORY menghadirkan cara baru dalam memberikan edukasi kesehatan, terutama tentang Tuberkulosis (TBC), kepada siswa SMPIT Arrisalah. TOSSTORY adalah program berbasis cerita interaktif yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang TBC.Â
Melalui media cerita bergambar, informasi kesehatan dikemas menjadi sesuatu yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa sekolah menengah pertama.
TBC sebagai Ancaman Serius dan Pentingnya Edukasi DiniÂ
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia dan memerlukan perhatian khusus. Di Indonesia, penyakit ini masih menjadi ancaman serius. Jumlah kasus TBC di Indonesia ditemukan sebanyak 820.789 kasus pada tahun 2023, meningkat bila dibandingkan dengan kasus tuberkulosis pada tahun 2022 sebanyak 724.000 kasus (World Health Organization, 2023).Â
Kurangnya pemahaman mengenai cara pencegahan, penyebaran, dan pengobatan TBC kerap kali menjadi hambatan utama dalam menekan angka penyebaran TBC. Oleh karena itu, dengan metode interaktif yang menarik bagi siswa, TOSSTORY menjadi solusi inovatif dalam memberi edukasi TBC kepada siswa.
Mengapa Cerita Bergambar?
Mahasiswa UNNES menyadari bahwa penyuluhan kesehatan biasanya menggunakan pendekatan yang cukup formal, sehingga sulit diterima oleh siswa SMP. Oleh karena itu, media cerita bergambar dipilih untuk menjadikan pesan kesehatan lebih mudah diterima dan lebih mudah mengingat pesan yang disampaikan.
Cerita Bergambar: Farhan dan Pelajaran Berharga tentang TBC
Setiap halaman cerita bergambar dirancang dengan warna dan ilustrasi menarik, menggabungkan dialog-dialog ringan untuk memudahkan siswa memahami pesan di balik cerita Farhan.
Hasil dan Dampak PositifÂ
Program ini dievaluasi menggunakan instrumen pre-test dan post-test. Analisis data diawali dengan analisis deskriptif dan uji normalitas. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui bahwa pre-test memiliki rentang skor (range) yang lebih besar, yaitu 40 (dari 60 hingga 100), sedangkan post-test memiliki rentang yang lebih kecil, yaitu 20 (80 hingga 100).Â
Hal ini menunjukkan bahwa setelah intervensi, variasi skor peserta semakin sempit, dengan mayoritas mencapai skor yang lebih tinggi.Â
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, program TOSSTORY memiliki dampak yang signifikan terhadap siswa. Sebanyak 16 siswa menunjukkan peningkatan skor, 22 siswa mempertahankan skor yang sama, dan tidak ada yang mengalami penurunan skor.Â
Selain itu, terlihat bahwa p value 0,0001 < 0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara skor pre-test dengan post-test. Oleh karena itu, dapat disimpulkan terdapat pengaruh program TOSSTORY terhadap pengetahuan siswa kelas 7-9 di SMPIT Arrisalah.
Dampak BerkelanjutanÂ
Cerita bergambar ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga berupaya menciptakan budaya sehat di kalangan remaja. Dengan menggunakan media visual yang menarik, mahasiswa UNNES membuktikan bahwa edukasi kesehatan dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI