Mohon tunggu...
Rizqi Fadhilah
Rizqi Fadhilah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Manusia yang sehat akal dan intuisinya

Selanjutnya

Tutup

Film

Review FIlm Yuni: Yuni dan Harapan

16 Desember 2021   14:12 Diperbarui: 16 Desember 2021   14:23 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamila Andini lewat film "YUNI" diperankan oleh Arawinda Kirana telah mengcapture realitas sosial yang mengesankan, menggambarkan pemikiran seorang gadis remaja usia 16 tahun yang memiliki harapan di masa depan, namun harus dihadapkan dengan budaya patriarki di era modern. Disampaikan dengan pendekatan yang halus dan tampak sederhana.

Kesederhanaan dalam menangkap realitas yang ada bisa kita rasakan dari aspek sinematografi serta desain produksinya, mulai dari awal scene hingga akhir scene dalam film sebagai penonton kita tak bisa lepas dari karakter Yuni, kamera terus mengikutnya ke manapun Yuni pergi, bahkan sampai pergi ke toilet saja yang biasanya identik dengan hal privasi, kamera tetap mengikutinya, hal ini menunjukkan bahwa sutradara tak ingin penontonnya berada jauh dengan pemeran utama film ini.

Aspek desain produksi yang rata-rata didominasi warna ungu sebagai kesukaan dan ciri khas dari karakter Yuni juga membuat penonton merasa sebagai orang yang dekat dengan sosok Yuni, karena kita sebagai penonton diizinkan mengetahui hal-hal yang disukainya.

Sebagai seorang siswi Yuni memiliki prestasi belajar yang baik, terutama dalam bidang sains dan matematika namun tidak dengan mata pelajaran bahasa Indonesia, hal ini membuat Bu Lies (Marissa Anita) yang berperan sebagai guru menawarkan program beasiswa kepada Yuni namun dengan syarat semua nilainya harus bagus termasuk bahasa Indonesia dan juga belum menikah.

Belajar bukanlah masalah utama dalam film ini, namun masalah muncul saling beriringan dengan semakin sempitnya dunia yuni sebagai siswi usia 16 tahun yang ingin mengeksplorasi banyak hal namun lingkungan di sekitarnya berkata sebaliknya, mulai dari club band sekolah yang dilarang oleh lembaga Rohis di sekolah, ditambah lagi lamaran dari seorang pria yang tak begitu dekat dengannya, masalah yang semakin mempersempit dunia yang awalnya sangat luas di dalam pikiran Yuni, pelan-pelan menyempit dimakan oleh paradigma lingkungan di sekitarnya.

Beban ini menjadikan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran Yuni, dan ia juga yang harus menanggungnya sendiri untuk menemukan jawaban-jawabannya, ketika yuni ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi namun ia mencoba mencari jawaban dari ibunya dan tidak mendapatkan jawaban yang pasti, teman teman sekitarnya yang menganggap pernikahan se usia mereka merupakan hal yang lumrah dan mempercayai itu adalah suatu keberuntungan, begitu pula dengan nenek Yuni yang masih mempercayai mitos menolak lamaran sebanyak dua kali maka jodohnya akan sulit dan lain sebagainya.

Proses pencarian atas pertnyaan-pertanyaan dalam pikiran Yuni ini terus berlanjut seiring dengan hadirnya tokoh-tokoh baru dalam dunia yuni, tokoh suci (Asmara Abigail) yang menceritakan kegagalannya berumah tangga serta mengalami hal-hal yang mungkin terjadi ketika memutuskan berumah tanggga pada usia dini, mendengar dan melihat kisah cinta teman sebayanya Sarah (Neneng Wulandari) yang dipaksa menikah, serta melihat dan mendengar temannya Tika (Anne Yasmine) yang harus putus sekolah karena sudah menikah dan memiliki anak.

Yuni adalah gambaran seorang siswi remaja yang minim sekali tentang edukasi seks di usia yang menjelang dewasa dan mulai mengetahuinya lewat lingkungan di sekitarnya dengan mencari serta eksplorasinya sendiri.

Kehadiran Yoga (Kevin Ardilova) adik kelas yuni menjadi tokoh yang paling mengerti tentang perasaan dan masalah-masalah yang dihadapi oleh Yuni, dengan menyisipkan puisi-puisi dari Alm. Sapardi Djoko Damono di antara dua tokoh itu, Kamila Andini menghadirkan cara menyampaikan perasaan keduanya dengan indah.

Film Yuni membawa pesan yang penting bagi masyarakat Indonesia dan sudah tayang di bioskop-bioskop di berbagai kota di Indonesia pada tanggal 9 Desember Lalu, pesan dalam film ini tentu akan lebih efektif lagi bila dapat menjangkau penonton di daerah-daerah di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun