Mohon tunggu...
Rizqi Fathurrohman
Rizqi Fathurrohman Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar dan Bermain

Belajar dari melihat, mempelajari, dan mencoba. Diri yang memiliki motto hidup "Muda berkarya, tua berjaya, mati masuk surga". Mari berbagi dan berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makan Es Krim Sesuai Perjanjian, Bukti Keberhasilan Penerapan Moral

10 Mei 2020   13:53 Diperbarui: 10 Mei 2020   13:54 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Patricia Prudente on Unsplash 

Di pertengahan bulan yang penuh keberkahan ini saya mengisi kegiatan yang positif pastinya, yang tujuannya untuk melipatgandakan pahala dibulan ramadhan ini. Kegiatannya diisi dengan tadarus Al- quran, solat berjamaah di masjid (masih diperbolehkan), dan mengikuti kajian -- kajian online. 

Namun disela -- sela ibadah itu saya juga pastinya membuka media sosial untuk mengetahui perkembangan berita lingkup nasional, dan kadang saya juga melihat konten -- konten yang lucu untuk menghibur diri sebelum memasuki masa -- masa Ujian Akhir Semester.

Ketika menjelajah di Timeline di Instagram, ada video yang menurut saya cocok untuk dijadikan bahan tulisan di Kompasiana, videonya menggemaskan sekaligus menjadi analisis saya sebagai seorang yang belajar di didalam dunia anak. 

Video tersebut menunjukan seorang anak dan ayah yang sepertinya sedang ingin memakan es krim. Nampak seorang ayah sedang menggoda anaknya, Masnaka, yang terlihat suka sekali dengan eskrim. 

Namun, Ayahnya, Baba, mencoba memberikan perjanjian kepada anaknya untuk tidak memakan es krim tersebut, sampai Baba-nya kembali lagi mengambil air. Dan Masnaka berhasil melewati perjanjian yang diberikan oleh Baba-nya.


Dari video tersebut saya mencoba menganalisis tindakan ayahnya terhadap Masnaka. Pembahasan ini lebih tepatnya adalah tentang perkembangan moral pada anak.

Perkembangan Moral

Menurut buku Life-Span karya John W. Santrock, Perkembangan moral pada anak mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan dan kebiasaan mengenai hal -- hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Adanya kepatuhan terhadap suatu peraturan sosial menjadikan anak dibentuk karakter moralnya berdasarkan hal tersebut.

Kepatuhan yang dilaksanakan terhadap suatu perjanjian, merupakan salahsatu bentuk pengasahan standar -- standar moral anak mengenai konsep benar-salah, empati, cara meredakan masalah, dan menghindari hukuman.

Pemikiran Moral pada Anak

Piaget pada penelitiaannya menyimpulkan bahwa pemikiran mengenai moral anak (mencuri, berbohong, hukuman, dan keadilan) dibagi menjadi dua tahap pencapaian

  • Moralitas Heteronom, tahap yang berlangsung ketika usia rentang 4 -- 7 tahun, tahap ini anak memahami bahwa konsep keadilan dan aturan -- aturan dibayangkan sebagai sifat -- sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia
  • Moralitas Otonom, tahap yang berlangsung ketika anak usia 10 tahun lebih, Pada tahap ini adalah ketika anak menyadari bahwa aturan, perjanjian, dan hukum merupakan sesuatu hal yang bisa mempertimbangkan konsekuensinya. Misalnya, memecahkan 5 buah piring secara tidak sengaja lebih baik dari pada memecahkan 1 piring secara sengaja. Hal itu karena konsekuensi memecahkan piring dengan sengaja memiliki konsekuensi lebih tinggi.

Tahapan yang sedang di jalani oleh Masnaka ini merupakan tahap Moralitas Heteronom. Karena otoritas yang diberikan oleh ayahnya, mungkin membuat sebuah konsep dalam diri Masnaka bahwa " jika aku makan es krimnya sekarang, nanti Baba akan marah. dan ketika Baba marah, aku ga dikasih es krim lagi".

Konsep Masnaka tersebut disebut Immanent Justice. Sebuah konsep yang meyakini bahwa jika aturan dilanggar, secara langsung hukuman akan dikenakan. Namun yang harus diperhatikan, hukuman yang tidak bijak terhadap seorang anak akan berimbas kepada sesuatu yang negatif bagi perilaku anak


Lalu bagaimana strategi penerapan moral ini bisa diterapkan kepada anak?

  • Membangun relasi dengan anak

Kedekatan yang aman dengan orangtua, memberikan kepercayaan anak terhadap orangtuanya. Lalu dengan hal itu orangtua mampu memberikan pendidikan moral positif dengan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang baik

  • Kedisiplinan Orangtua

Kedisplinan orang tua dalam memberikan teladan yang positif dalam segala aktivitas anak, menjadi tantangan bagi para orang tua. Karena mempertahankan hal -- hal yang positif dalam membangun pribadi moral anak, adalah hal dilakukan secara kontiyu.

  • Semangat orang tua menghindari perilaku negatif

Jika perilaku terlanjur terjadi, hal ini bisa diatasi dengan seolah -- olah hal itu tidak terjadi atau mengalihkan hal tersebut kepada sesuatu yang positif.

  • Komunikasikan dengan baik

Memberikan sebuah pemahaman tentang hal positif mengenai moral, manfaat moral bagi anak, dan lain -- lain. Pemberian sebuah manajemen diri ketika marah juga dapat disampaikan ketika berkomunikasi dengan anak.

Semoga bermanfaat.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun