Mohon tunggu...
Rizqi Fathurrohman
Rizqi Fathurrohman Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar dan Bermain

Belajar dari melihat, mempelajari, dan mencoba. Diri yang memiliki motto hidup "Muda berkarya, tua berjaya, mati masuk surga". Mari berbagi dan berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makan Es Krim Sesuai Perjanjian, Bukti Keberhasilan Penerapan Moral

10 Mei 2020   13:53 Diperbarui: 10 Mei 2020   13:54 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Patricia Prudente on Unsplash 

Piaget pada penelitiaannya menyimpulkan bahwa pemikiran mengenai moral anak (mencuri, berbohong, hukuman, dan keadilan) dibagi menjadi dua tahap pencapaian

  • Moralitas Heteronom, tahap yang berlangsung ketika usia rentang 4 -- 7 tahun, tahap ini anak memahami bahwa konsep keadilan dan aturan -- aturan dibayangkan sebagai sifat -- sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia
  • Moralitas Otonom, tahap yang berlangsung ketika anak usia 10 tahun lebih, Pada tahap ini adalah ketika anak menyadari bahwa aturan, perjanjian, dan hukum merupakan sesuatu hal yang bisa mempertimbangkan konsekuensinya. Misalnya, memecahkan 5 buah piring secara tidak sengaja lebih baik dari pada memecahkan 1 piring secara sengaja. Hal itu karena konsekuensi memecahkan piring dengan sengaja memiliki konsekuensi lebih tinggi.

Tahapan yang sedang di jalani oleh Masnaka ini merupakan tahap Moralitas Heteronom. Karena otoritas yang diberikan oleh ayahnya, mungkin membuat sebuah konsep dalam diri Masnaka bahwa " jika aku makan es krimnya sekarang, nanti Baba akan marah. dan ketika Baba marah, aku ga dikasih es krim lagi".

Konsep Masnaka tersebut disebut Immanent Justice. Sebuah konsep yang meyakini bahwa jika aturan dilanggar, secara langsung hukuman akan dikenakan. Namun yang harus diperhatikan, hukuman yang tidak bijak terhadap seorang anak akan berimbas kepada sesuatu yang negatif bagi perilaku anak


Lalu bagaimana strategi penerapan moral ini bisa diterapkan kepada anak?

  • Membangun relasi dengan anak

Kedekatan yang aman dengan orangtua, memberikan kepercayaan anak terhadap orangtuanya. Lalu dengan hal itu orangtua mampu memberikan pendidikan moral positif dengan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang baik

  • Kedisiplinan Orangtua

Kedisplinan orang tua dalam memberikan teladan yang positif dalam segala aktivitas anak, menjadi tantangan bagi para orang tua. Karena mempertahankan hal -- hal yang positif dalam membangun pribadi moral anak, adalah hal dilakukan secara kontiyu.

  • Semangat orang tua menghindari perilaku negatif

Jika perilaku terlanjur terjadi, hal ini bisa diatasi dengan seolah -- olah hal itu tidak terjadi atau mengalihkan hal tersebut kepada sesuatu yang positif.

  • Komunikasikan dengan baik

Memberikan sebuah pemahaman tentang hal positif mengenai moral, manfaat moral bagi anak, dan lain -- lain. Pemberian sebuah manajemen diri ketika marah juga dapat disampaikan ketika berkomunikasi dengan anak.

Semoga bermanfaat.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun