Mohon tunggu...
Rizqi Fathurrohman
Rizqi Fathurrohman Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar dan Bermain

Belajar dari melihat, mempelajari, dan mencoba. Diri yang memiliki motto hidup "Muda berkarya, tua berjaya, mati masuk surga". Mari berbagi dan berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Bermakna dari Teori Ausubel

19 November 2019   22:56 Diperbarui: 19 November 2019   23:03 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The most important single factor influencing learning is what the leaner already knows. Ascertain this and teach him accordingly."

"Faktor terpenting yang memengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah hal ini dan ajarlah ia demikian." (Ausubel, 1968)

Pernyataan itulah yang menjadikan inti dari teori belajarnya Ausubel. Jadi, menurut Ausubel bahwa agar terjadi belajar bermakna. konsep atau informasi -- informasi yang Update harus dikaitkan dengan konsep yang berada pada pemikiran siswa.

Oh ya, lupa ngenalin nih. Ausbel atau David Ausubel merupakan seorang ahli psikologi pendidikan. Ausubel memberikan penekanan pada belajar bermakna.

Pada kali artikel kali ini saya akan coba bahas sedikit mengenai penerapan teori Ausubel dalam mengajar.

Sebelum kita menerapkan teori Ausubel, kita harus memperhatikan dulu nih beberapa prinsip ini :

1. Pengatur Awal

                Pengatur awal maksudnya adalah mengatur para siswa kepada materi yang akan mereka pelajari selanjutnya dengan membantu mereka mengingat kembali ( Recall )materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Hal ini merupakan upaya pendidik mengantarkan siswa untuk  memberi pengetahuan baru kepada siswa.

2. Diferensiasi Progresif

                Diferensiasi Progresif merupakan proses penyusunan konsep dengan cara mengajarkan konsep yang paling inklusif, kemudian konsep kurang inklusif, dan terakhir adalah hal -- hal yang paling khusus. Maksud dari pengertian tersebut adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh Ausubel merupakan Model Pembelajaran dari Konsep yang umum kepada konsep yang khusus.

                Contohnya ketika kita belajar "Senyawa Karbon" pada Mata Pelajaran Kimia di SMA. Guru tidak langsung mengajarkan apa itu Asam Cuka, Aldehid, Formaldehida, dan lain lain. Akan tetapi guru memberikan pengetahuan yang mendasar kepada materi ini terlebih dahulu. Biasanya guru akan memberikan suatu peta konsep pembelajaran di awal.  Dan setelah itu baru guru menjelaskan cabang -- cabang dari Senyawa Karbon dan Akar -- Akarnya.

                Jadi intinya Diferensisasi Progresif adalah memberikan suatu pemahaman konsep pembelajaran dari yang umum ke yang khusus.

3. Belajar Superordinat

                Superordinat terjadi bila konsep -- konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur -- unsur suatu konsep yang lebih luas, lebih inklusif.

Ya, hal ini terjadi saat anak belajar buncis, wortel, tomat adalah semua sayuran; kemudian setelah mereka belajar biologi, dan diajarkan bahwa wortel merupakan akar dari tanaman. Maka dalam hal ini terdapat pengembangan -- pengembangan dari suatu konsep dasar.

4. Penyesuaian Integratif

                Untuk mencapai penyesuaian integratif, materi pembelajaran hendaknya disusun demikian rupa hingga kita dapat menggerakan tingkatan -- tingkatan konseptual "Keatas dan ke bawah" selama informasi disajikan.  Kita dapat memulaidengan konsep - konsep paling umum, tetapi kita perlu memperhatikan bagaimana terkaitnya konsep - konsep sobordinat, kemudian bergerak kembali melalui contoh - contoh ke arti - arti baru bagi konsep yang tingkatnya lebih tinggi.

Sumber : (Ratna Wilis Dahar,2006)

Semoga bermanfaat.

Bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya.

Salam Literasi,

Fathurrohman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun