Mohon tunggu...
Rizqi Ayumi
Rizqi Ayumi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sistem Transportasi di Korea Selatan

18 Juli 2016   21:03 Diperbarui: 19 Juli 2016   17:29 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seorang teman

Saya mempunyai seorang teman, kebetulan kami selalu satu kelas saat SMA. Sekarang dia mendapat beasiswa kuliah di Korea. Tepatnya di Universitas Sun Moon di Korea Selatan, kota Chungcheongnam.

Saat lebaran kemarin, saya sempat menanyakan kabar dia di Korea. Apalagi kemarin dia harus menikmati ramadhan di luar negeri dan tidak bisa berkumpul bersama keluarganya. Dia menjawab bahwa disana hampir tidak ada masjid yang terdekat. Oleh karena itu, dia bahkan hampir tidak pernah mendengar suara adzan selama di korea. Meskipun disana dia melaksanakan puasa saat musim panas, namun dia masih bisa menjalankan ibadah puasa. Satu hal yang membuat saya kaget katanya dia kangen dengan suasana macet di Indonesia. Semenjak dia kuliah di Korea hingga sekarang, dia sama sekali tidak pernah melihat suasana kemacetan disana.

Seperti apa sistem transportasi di Korea?

Tentu tidak adil rasanya kalau kita membandingkan sistem transportasi yang ada di Korea Selatan dengan Indonesia. Tetapi tidak ada salahnya jika kita mencoba mencari tahu bagaimana sistem transportasi yang ada di sana. Sebenarnya ini hanya hasil wawancara saya dengan teman saya yang masih kuliah di negeri ginseng tersebut.

Sistem jalan di Korea sebenarnya tidak jauh berbeda dengan di negara Indonesia. Namun, yang membedakan adalah penggunaan kemudi di sebelah kiri dan lajur yang dipakai sebaliknya. Pemerintah setempat juga sangat teliti dan memperhatikan infrastruktur yang ada. Meskipun jalan tersebut sepi, tetapi pasti terdapat lampu penerang dan marka jalan yang jelas.

Para penyandang cacat disini juga diperhatikan oleh pemerintah. Disediakan trotoar untuk penyandang cacat dan pengguna sepeda. Di setiap jembatan juga disediakan lift untuk penyandang cacat. Transportasi publik disini sangat diutamakan. Bisa dikatakan bahwa bus kota menjadi kendaraan tercepat kedua setelah ambulan. Pada bagian pintu bus kota bagian depan untuk masuk, sedangkan pada bagian belakang pintu bus kota untuk keluar atau turun dari bus. 

didalam bus kota, lebih banyak terdapat gantungan daripada tempat duduknya.

Sebagian besar orang Korea memilih menggunakan kendaraan umum. Hal ini karena ribetnya syarat untuk mengurus admninistrasi disana. Setiap pengendara wajib mempunyai SIM serta harus mempunyai umur yang sesuai syarat. Satu hal yang membuat Korea tidak pernah macet yaitu karena banyak jalur alternatif yang bisa dilalui oleh semua kendaraan. Banyak terdapat jalan tol, jalan utama maupun jalur alternatif yang langsung terhubung ke pusat kota. 

Trasnsportasi umum kereta juga tidak kalah dengan transportasi umumnya. Disini juga terdapat kereta cepat yang bernama kereta Ktx. Seperti kereta shinkasen di jepang. Tentunya biaya untuk menaiki transportasi ini lebih mahal dari pada kereta bawah tanah. Terdapat juga stasin bawah tanah.

Kartu T-Money Life

Satu hal lagi, semua transportasi yang ada disini dalam pembayarannya menggunakan kartu. Nama kartu tersebut adalah T-Money. Kartu tersebut bisa digunakan untuk membayar setiap transportasi umum yang ada. Transportasi umum tersebut seperti bus kota, subway (kereta bawah tanah), kereta antar kota, kereta cepat,taksi dan transportasi lain yang ada disana. Kartu tersebut juga dapat digunakan untuk membayar makanan, minuman dan  lain-lain. Jadi bisa dikatakan bahwa kartu tersebut bisa digunakan untuk melakukan pembayaran apapun disana. Sedangkan jika pindah (transit) di halte atau subway tidak dikenakan bayar. Pembayaran paling murah untuk jarak yang jauh atau dekat yaitu hanya membayar sekitar 1500 won atau sekitar lima belas ribu rupiah. Menariknya, kita bisa melakukan isi ulang kartu T-Money ini di minimarket terdekat. Bahkan kita juga mengisinya walau hanya 1000 won atau sekitar sepuluh ribu rupiah saja.

Jalan raya yang ada di Korea juga sangat bersih, karena setiap orang yang membuang sampah sembarangan akan dikenakan denda. Bahkan setiap plastik terdapat kode asalnya, sehingga bisa ditelusuri jika terdapat seseorang yang membuang sampah sembarangan. Apalagi di setiap jalan juga banyak terdapat CCTV yang terpasang. Oleh karena itu, dapat menghindari kita dari tindakan kriminalitas.

Indonesia Bebas dari Kemacetan

Melihat sistem lalu litas di korea, tentu tidaklah heran jika teman saya bahkan tidak pernah melihat kemacetan disana selama dia di Korea. Pemerintah korea sangat mengutamakan dan teliti mengatur sistem maupun infrastruktur yang ada disana.

Indonesia bebas macet, tentu menjadi impian bagi banyak warga indonesia. Bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti macet menjadi sesuatu yang dirindukan di Indonesia. Lalu bagaimana kita memulainya?

Saat kita melihat berita kemacetan di TV atau koran, terkadang ada beberapa orang yang menyalahkan pihak pemerintah, aparat kepolisian atau pihak terkait lainnya. Kita memang boleh berfikir kritis terhadap kinerja pemerintah.Tapi kenapa kita tidak memulainya dari yang terdekat saja? Dimulai dari diri sendiri misalnya. Kita bisa memulainya dengan menjadikan diri kita teladan dalam berlalu lintas. Seperti mematuhi rambu-rambu lalu lintas, mengutamakan orang yang akan menyebrang jalan di zebra cross atau menaati peraturan lampu lalu lintas serta hal lainnya. Apakah ada yang punya ide lain mengenai hal kecil yang bisa kita lakukan?

Bukankah hal besar yang terjadi di dunia ini terjadi karena dimulai dari sesuatu yang kecil?

Apakah kita ingin Indonesia yang bebas dengan kemacetan?

Lalu, apakah mulai sekarang anda akan mulai mewujudkannya dengan lebih tertib dalam berlalu lintas?

*Terima kasih untuk seorang teman yang sedang kuliah di korea yang sudah memberi inspirasi dan informasi  yang terdapat dalam artikel ini. . salam hangat dari Indonesia :)  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun