Mohon tunggu...
Rizqi Arie Harnoko
Rizqi Arie Harnoko Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Media and sports enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Nonton Indonesian Idol Gratis Hanya Tersedia di TV Digital, Jalur Streaming Kini Harus Bayar

7 Januari 2025   10:09 Diperbarui: 7 Januari 2025   10:09 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panggung Indonesian Idol (Contoh: RCTI/Fremantle (Sumber: Instagram.com/@indonesianidolid))

Penggemar Indonesian Idol yang menonton program kesayangannya melalui streaming kini harus mulai sedikit merogoh kocek.

Mulai babak Showcase pada season kali ini, tayangan melalui RCTI+ maupun Vision+ kini tidak bisa disaksikan secara gratis alias harus berlangganan terlebih dahulu agar bisa menontonnya.

Banyak penggemar bertanya-tanya mengenai alasan diterapkannya kebijakan ini, meski Indonesian Idol masih bisa ditonton secara gratis di layar kaca RCTI melalui layanan TV digital terestrial.

Antusiasme Tinggi

Seperti musim-musim sebelumnya, antusiasme publik terhadap Indonesian Idol khususnya dari kalangan generasi muda (milenial dan Gen Z) terbilang sangat tinggi.

Sebelum tayang saja, jumlah pendaftar pada ajang pencarian bakat ini terbilang sangat banyak dan berasal dari berbagai penjuru negeri.

Apalagi ketika sudah tayang, banyak pemirsa dibuat penasaran dengan siapa saja kontestan yang berpotensi masuk Spektakuler Show bahkan menjadi juara.

Rasa penasaran itu dibuktikan dengan tingginya tingkat percakapan di media sosial sejak babak audisi, yang menjadi awal dari viralitas sejumlah kontestan.

Yang pada akhirnya memicu ketertarikan untuk terus menontonnya ketika sudah memasuki fase live yakni pada saat babak Showcase dimulai.

Belum Menjamin Rating Tinggi

Minat yang tinggi terhadap Indonesian Idol di kalangan milenial dan Gen Z tak serta merta berbanding lurus dengan perolehan rating dan share yang dirilis oleh Nielsen.

Berkaca dari empat season sebelumnya, perolehan rata-rata rating dan share yang diperoleh cenderung rendah meski perbincangan tentang ajang pencarian bakat yang dari Fremantle ini selalu ramai di dunia maya.

Pada musim ke-9 yang mengangkat nama Marion Jola, Brisia Jodie, dan Ghea Indrawari, tayangan live di babak Showcase hingga Spektakuler Show tampak kesulitan menembus posisi 10-20 besar dalam jajaran peringkat harian program TV yang banyak ditonton menurut data Nielsen.

Ini lantaran mayoritas penonton setia Indonesian Idol ketika itu lebih banyak menonton melalui live streaming dibandingkan dengan platform terestrial.

Kasus serupa juga terjadi di musim ke-12 yang mengorbitkan nama Salma Salsabila dan Nabilah Taqiyyah serta beberapa nama lain seperti Nyoman Paul, Rony Parulian, hingga Anggis Devaki.

Penyebabnya bisa ditebak, penggemar dari kontestan (kini alumni) tersebut lebih banyak yang menonton melalui platform over the top (OTT) RCTI+ dan Vision+ di mana kedua layanan tersebut masih memberikan aksesnya secara gratis hingga Grand Final.

Belum lagi saat itu, seluruh stasiun TV termasuk RCTI tengah menyesuaikan diri untuk bermigrasi dari TV analog ke TV digital (secara bertahap) ditambah sebagian orang masih belum memperoleh akses siaran TV digital dengan stabil.

Berbeda dengan season ke-10 yang mempopulerkan nama Lyodra, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya, perolehan rata-rata rating dan share melalui terestrial justru jauh lebih baik dibandingkan season sebelum dan setelahnya lantaran ditopang oleh performa RCTI sepanjang 2019 yang mulai membaik dibandingkan dengan periode 2018 (meski secara peringkat stasiun TV sepanjang tahun hanya kalah dari SCTV).

Kembalinya Anang Hermansyah sebagai juri setelah absen pada season sebelumnya juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi penonton dari kalangan ibu rumah tangga.

Lalu pada Indonesian Idol Special Season yang digelar pada masa pandemi Covid-19, performanya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan musim sebelumnya namun jauh lebih baik dari season ke-9 dan ke-12.

Namun perlu diingat bahwa kinerja penayangan melalui terestrial ini masih mendapat back-up yang kuat dari tingginya rating dan share sinetron Ikatan Cinta, sehingga ada "bonus" kepemirsaan dari penonton yang malas mengganti salurannya dari RCTI setelah tayangan sinetron itu berakhir.

Dengan alasan serupa, X-Factor Indonesia yang digelar pada akhir 2021 hingga awal 2022 digeser penayangannya pada sore hari untuk memperoleh penonton dari kalangan ibu-ibu yang hendak menunggu kelanjutan cerita dari Ikatan Cinta sekaligus menjaga performance di slot menjelang midnight dari sinetron Amanah Wali 6 (berlanjut ke season ketujuh sejak Ramadhan pada bulan April 2022) yang ditayangkan sesudahnya.

Dua Tujuan Sekaligus

Jika mengacu pada catatan tersebut, boleh dikatakan kebijakan streaming berbayar pada tayangan Indonesian Idol di RCTI+ dan Vision+ memiliki dua tujuan sekaligus.

Pertama, kedua platform OTT milik MNC Group itu memang ingin menambah pendapatan mereka tidak hanya dari tayangan olahraga seperti Bundesliga, Copa del Rey, UEFA Nations League, AFC Packages, hingga konten yang ditayangkan oleh saluran beIN Sports (comeback sejak September 2024).

Penerapan sistem berlangganan untuk mengakses konten TV nasional melalui streaming (di luar olahraga) bukan merupakan hal baru, karena Trans TV dan Trans7 juga sudah melakukannya di Vision+ dan Vidio serta CubMu (yang dimiliki Transmedia).

Kedua, boleh jadi ini merupakan strategi "terselubung" dari RCTI untuk meningkatkan kepemirsaan melalui platform free to air (FTA) mengingat mereka sadar betul bahwa tidak semua pemirsa bersedia untuk membayar langganan hanya demi menonton Indonesian Idol.

Namun justru di situlah poin pentingnya, karena penonton yang masih suka mengakses secara "gratisan" ini adalah ladang potensial untuk mengatrol rating dan share lantaran Nielsen hanya menghitung jumlah audience yang menonton melalui TV digital terestrial.

Meski tak menjamin 100 persen, namun setidaknya ini bisa mendorong penonton di sebelas kota besar yang alamatnya terkoneksi dengan peoplemeter Nielsen untuk menyaksikan dengan cara konvensional yakni menonton secara langsung melalui layar TV dan menggunakan antena UHF.

Sepanjang awal Januari 2024, RCTI masih stuck di peringkat keempat dan beberapa naik ke peringkat ketiga imbas kenaikan performa sinetron mereka seperti Terbelenggu Rindu, Mencintaimu Sekali Lagi, dan Cinta Yasmin.

Sayangnya kenaikan tersebut belum dibarengi dengan menguatnya performa di slot daytime (pagi hingga sore hari) sehingga secara peringkat stasiun TV masih kalah dari SCTV dan Indosiar bahkan termasuk saudaranya sendiri yakni MNCTV.

RCTI sendiri hanya beberapa kali merasakan kembali peringkat pertama setelah analog switch off (ASO) yakni pada hari di mana Timnas Indonesia bertanding.

Sementara ketika Euro 2024 saja, TV swasta pertama di Indonesia ini memang bisa merangsek ke posisi tiga besar namun untuk mencapai peringkat pertama hanya terjadi pada hari digelarnya pertandingan tertentu.

Ini berbanding terbalik dengan saudara bungsunya, iNews yang justru bisa menyaingi tvOne setelah diterapkannya ASO bahkan bisa menjadi TV berita nomor satu ketika tidak ada jadwal program sport sekalipun (faktor kehadiran Aiman Witjaksono sebagai Pemimpin Redaksi cukup berpengaruh di sini).

Konten YouTube Hanya Sebatas Best Moment

Bersamaan dengan diterapkannya kebijakan live streaming secara berbayar, upload konten Indonesian Idol di kanal YouTube resmi yang dikelola RCTI juga hanya dilakukan untuk best moment saja.

Ini tak lepas dari dua tujuan yang ingin dicapai oleh MNC Group dari penayangan pada season ini yakni meningkatkan pendapatan dari pelanggan OTT sekaligus meningkatkan rating dan share melalui platform terestrial.

Sehingga hanya ada tiga pilihan bagi penonton yang ingin menyaksikannya secara live yakni menonton secara gratis melalui TV digital atau merogoh kocek jika tetap ingin menyaksikan melalui RCTI+ dan Vision+ serta melalui layanan TV satelit MNC Vision dan K-Vision bagi pengguna parabola.

Cara tersebut juga sudah dilakukan oleh Trans7 untuk beberapa program unggulan mereka seperti Arisan dan Lapor Pak, di mana unggahan konten melalui YouTube resmi dibatasi hanya untuk best moment sehingga mau tidak mau penonton harus menyaksikannya di layar TV (dengan menggunakan antena UHF) jika ingin mengaksesnya secara gratis dan full time.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun