Mohon tunggu...
Rizqi Amalia
Rizqi Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Terimakasih sudah mampir ya! semoga bermanfaat..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasca PMK Waspadai Penyakit Menular Pendatang Baru "LSD dan PPR" Menjelang Idul Adha

2 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:05 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca PMK Waspadai Penyakit Menular Pendatang Baru "LSD dan PPR" Menjelang Idul Adha

            Seiring dengan berlalunya masa penyakit mulu dan kuku, peternak di seluruh penjuru mulai merasa cemas dengan munculnya dua penyakit menular baru yang mengintai, yakni LSD (Lumpy Skin Disease) dan PPR (Peste des Petits Ruminants), menjelang perayaan Idul Adha. Tidak hanya para peternak yang resah, umat Islam pun dihadapkan pada keraguan terkait hukum berkurban dengan hewan yang terjangkit penyakit. Kedua penyakit yang berhasil diidentifikasi ini kini tengah menyerang hewan kurban seperti domba dan sapi.

 

LSD (Lumpy Skin Disease)

LSD merupakan penyakit cacar yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan kulit dan otot (daging). Penyakit ini umumnya ditularkan melalui vektor seperti nyamuk, lalat, dan kutu, dan hanya menyerang sapi dan kerbau. Gejalanya termasuk adanya benjolan di kulit hingga kehilangan nafsu makan pada hewan yang terinfeksi. Munculnya LSD di antara ternak yang akan dijadikan kurban bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan hewan ternak serta ketentuan hukum berkurban bagi umat Islam.

sapi yang terjangkit penyakit LSD/FAO.org
sapi yang terjangkit penyakit LSD/FAO.org

PPR (Peste des Petits Ruminants)

Sementara itu, PPR berasal dari Pantai Gading, Afrika, dan pertama kali ditemukan pada tahun 1942. Penyakit ini menimbulkan gejala seperti demam, keluarnya lendir pada hidung dan mata, batuk, sesak napas, radang paru-paru, dan diare pada kambing dan domba. Tingkat kematian yang tinggi, mencapai 80-100%, membuat PPR menjadi ancaman serius bagi populasi ternak, khususnya menjelang masa berkurban.

gejala penyakit PPR/pertanian.go.id
gejala penyakit PPR/pertanian.go.id

Upaya Penanggulangan

Para peternak dan otoritas terkait perlu segera mengambil langkah-langkah penanggulangan yang efektif untuk mencegah penyebaran kedua penyakit tersebut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Vaksinasi: Vaksinasi merupakan langkah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit LSD pada sapi. Vaksinasi harus dilakukan pada sapi yang belum terinfeksi maupun yang sudah terinfeksi namun masih dalam periode inkubasi.
  • Karantina: Sapi yang terinfeksi LSD harus segera dipisahkan dari sapi lain dan ditempatkan dalam karantina untuk mencegah penyebaran penyakit ke ternak lain yang masih sehat.
  • Pengobatan: Sapi yang terinfeksi LSD dapat diberikan obat untuk mengurangi gejala penyakit, seperti demam dan nyeri pada kulit. Pengobatan ini dapat membantu mempercepat pemulihan hewan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
  • Pengendalian Serangga: Lalat dan nyamuk dapat menjadi vektor penyebaran virus penyebab LSD pada sapi. Oleh karena itu, pengendalian serangga harus dilakukan secara intensif dengan menggunakan insektisida dan menjaga kebersihan kandang.

Sementara untuk PPR, pengendalian harus dilakukan melalui tindakan profilaksis yang efektif. Hal ini meliputi karantina terhadap ternak yang terkena dampak, vaksinasi massal, pengendalian pergerakan hewan, serta tindakan sanitasi dan pengendalian lainnya.

Tantangan dan Solusi

Meski upaya pengendalian telah diidentifikasi, beberapa tantangan masih menghambat pelaksanaannya, terutama di negara dengan luas wilayah dan medan yang sulit. Namun, dengan kesadaran dan kerja sama semua pihak, termasuk peternak, otoritas kesehatan hewan, dan masyarakat, diharapkan penyebaran kedua penyakit ini dapat ditekan sebelum mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Sebagai umat Islam yang hendak berkurban, penting bagi kita untuk memastikan bahwa hewan yang akan dikurbankan sehat dan bebas dari penyakit. Melalui langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan ternak kita serta memastikan bahwa ibadah kurban kita diterima dengan baik di sisi Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun