Mohon tunggu...
R. Ahla Firdausi
R. Ahla Firdausi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis/Pengarang/Director/Akademisi

An academia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perampok Itu Bernama "Waktu"

29 Oktober 2023   15:05 Diperbarui: 29 Oktober 2023   15:17 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Zodiak yang Selalu Tepat Waktu, Konsisten dan Pasti On Time Terus

Innal insana lafi husrin

 Doa adalah bentuk dialog manusia dengan Tuhannya. Tuhan sudah menyatakan dirinya seperti terkumpul dalam kitab suci, tentu ada banyak pernyataan lain yang non-verbal seperti dalam kelokan jalan hidup yang menginterupsi rencana manusia. Tuhan berulangkali menyeru kita untuk “kembali mendekat padaNya”, untuk mengakui kedhaifan manusia dan kedigjayaanNya. Doa adalah bagian dari dialog itu, karena Tuhan menyapa, manusia mendoa. Karena Tuhan menjanjikan pengkabulan, manusia memohon agar Duh sudah Jumat lagi, rasanya baru kemaren bergegas dengan terpaksa pergi ke mesjid utk shalat berjamaah. Kenapa waktu begitu cepat berlalu, tanpa kesan, tanpa isi. Lalu apa yang bisa kupersembahkan pada Tuhan saat berhadap-hadapan denganNya di hari suci ini.

Untungnya shalat berjamaah, mudah-mudahan dihitung sebagai rombongan saja. Ibarat jeruk, saya adalah jeruk masam di antara sekumpulan jeruk manis. Namun karena ada di antara jeruk manis, saya akan dianggap dan dinilai jeruk manis. Semoga dalam shalat jemaah ini, saya dianggap hamba yang baik dan manis karena ada dalam jemaah yang baik. Begitulah fadilahnya berjamaah kata kyai.

Untungnya Rumi pernah berbisik, "Wahai pejalan! Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayolah datang, dan datanglah lagi!"

Maka Aku datang... Aku datang padaMu wahai Tuhanku, wahai .....dengan menutup muka. (tetapi bukankah pandanganMu bisa menembus batas, jadi apa gunanya menutup muka). Baiklah, aku datang... aku datang... dengan rasa malu yang sangat.

harapan jadi Saat waktu sudah mau habis seperti senja yang langitnya mulai ditinggal cahaya, semua orang pasti merasakan kerugian. "Duh selama ini apa saja yang kulakukan ya? Kok semua belum tuntas. Sementara waktu menjelang habis".

Iya, itulah yang kerasa saat kita ngerjain soal ujian.. belum apa-apa, tiba-tiba petugas bilang "waktu sebentar lagi habis, yang sudah selesai boleh dikumpulkan". Pada momen itu gak cuma merasa rugi, tapi juga panik dan terancam, "gak lulus deh!".

 Dalam dunia fana yang ganas ini apakah engkau akan memperjuangkan sendiri nasibmu atau mendaulat orang yang janji berjuang untukmu? Hidup digambarkan berada di tengah kepungan rampok. Hidup ini tak aman, lengah sedikit, semua yang kita miliki akan dirampas perampok itu. Pilihannya sama-sama rumit. Jika terus bergandengan tangan masih ada harga diri yang tersisa, jika menyerah (lebih suka selamat ala kadarnya), kita tak memiliki harga diri lagi dan hanya sisa dari kehidupan ini yang kita miliki. Sayangnya tak mudah juga jika ingin memiliki harga diri, harus kuat sengsara lebih lama dan berkorban lebih banyak. Dua pilihan ini penuh penderitaan. Tak mudah. Paling tidak, ada sesuatu yang harus dipertahankan, yakni ‘harga diri’. Tapi bagaimana bagi orang yang sudah lama tak punya harga diri?

Ayo mana pilihanmu? Mau memperjuangkan diri nasib sendiri, atau menunggu orang lain yang memperjuangkan nasibmu sendiri. Mau mengurus nasibmu sendiri, atau menunggu orang lain mengurus nasibmu? Mau merencanakan hidupmu sendiri, atau menunggu orang lain merencanakan nasibmu? Jika mau jujur, selama ini kayaknya kita lebih banyak menunggu ada orang lain mengurus dan memperjuangkan nasib kita. Diam-diam kita seperti Cinderella yang datang pada suatu pesta dan meninggalkan sepatu anehnya demi mengundang seorang Pangeran yang membebaskan; atau seperti Puteri Tidur yang melulu tidur sambil menunggu orang asing mencium dan membangunkan. Kok, dua-duanya tentang perempuan ya? Oh ya, ada yang laki-laki, Pangeran Kodok… dia juga menunggu dicium seorang puteri agar bisa kembali ke wujud semula.

Menunggu orang lain datang, tidaklah mungkin. Karena dunia ini sangat ganas dan fana.

Perampok itu Bernama Waktu…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun