Mohon tunggu...
R. Ahla Firdausi
R. Ahla Firdausi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis/Pengarang/Director/Akademisi

An academia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ramuan Kehidupan Sang Alkemis

21 Agustus 2022   15:51 Diperbarui: 21 Agustus 2022   16:31 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

APA ITU THE ALCHEMIST?

Ketika seseorang mengatakan, "Kenapa saya selalu berbuat baik kepada orang lain, kok hidup saya susah terus ?", "Kenapa saya sudah banyak beramal, kok saya justru sering sial ?". "Saya sudah bekerja rajin, kok teman saya yang tidak cerdas dan malas justru yang lebih dahulu naik pangkat ?".

Keluhan semacam ini, jika ditanyakan kepada siapapun juga, tidak akan ada jawaban yang memuaskan. Keluhan ini hanya menandakan bahwa kita sudah menempatkan diri kita sebagai OBYEK kehidupan,bukan SUBYEK kehidupan.

Bandingkan dengan seorang Ahli Kimia yang akan membuat, misal pupuk, ia akan mencampurkan berbagai unsur kimia, dan jika saja gagal, misal justru menjadi zat yang meledak, maka ia dengan enteng akan mengatakan "Oh, ada formulanya yang salah". Kemudian ia akan mencoba formula (rumus) baru, dan mungkin saja tidak akan langsung berhasil, tetapi ia akan tetap mengatakan "Ini pasti soal formula yang belum sempurna".

Sang Ahli Kimia ini menempatkan dirinya sebagai SUBYEK yang berkuasa untuk mencampur unsur kimia apapun, dan menyadari hasil apapun yang terjadi, pasti akibat dari formulasi yang dibuatnya.

Universe (alam semesta raya) selaras dan teratur. Pasti ada hukum yang mengaturnya, dan hukum ini pasti berlapis-lapis dan holistik, ada hukum fisika, dimana berlaku hukum gravitasi bagi suku bangsa apapun juga dan dengan keyakinan apapun juga, berlaku hukum kimia, dimana H2-40 akan selalu menjadi air. 

Dan tentu di Universe ini masih banyak hukum yang belum kita pahami, atau sedikit kita pahami secara empiris, tapi yang jelas pasti ada hukum yang mengatur, agar seluruh umat penduduk Universe memperoleh keadilan yang sama, dan dapat mengembangkan pengetahuan.

Salah satu hukum Universe, pasti adalah tentang hukum yang mengatur pikiran, mengatur tentang akibat dari kerja pikiran. Salah satu karunia luar biasa dari Tuhan YME, adalah hukum Universe ini. 

Karena pasti berlaku tetap, dan dapat dipelajari. Karena hukum Universe ini bersifat tetap, maka Einstein dapat menemukan teori relativitas, Ibnu Sina dapat menemukan dasar-dasar ilmu kedokteran, dll.

Bayangkan jika Tuhan YME bersifat semau-maunya ? Misalkan : hari ini Gravitasi di Bandung adalah 9.8, dan besok pagi menjadi -2 ? Kita hanya perlu meyakini, bahwa pikiran-pun juga diikat oleh Hukum yang bersifat tetap. Berpikir A akan mengakibatkan A", berpikir B akan mengakibatkan B", dst.

Hukum Universe yang sempurna bagaikan "The Alchemy of The Universe" (Alkemia Alam Semesta). Karena itu bagi Sang Alchemist, penciptaan adalah persoalan formulasi unsur-unsur alkemia.

Dan inilah doa utama dari Sang Alchemist :

"Tuhan terima kasih, karena Kau telah berikan alam semesta raya yang sempurna beserta Hukumnya yang sempurna, tetap, dan mengikat. Karena itulah aku dapat berkreasi untuk menentukan hidupku sendiri, sebagai Creator kecil". "Tuhan terima kasih, karena Kau berikan kesempatan istimewa kepadaku, yaitu mengalami kelahiran dan kehidupan di dunia ini".

Pertanyaannya, siap tidak kita bergaya hidup sebagai Sang Alchemist ? Percaya bahwa semua hal dapat dicapai cukup dengan mentaati hukum Universe (The Alchemy of The Universe).

Atau, kita masih senang berdoa, dengan harapan mendapat pengecualian dari Tuhan ? Siapa tahu Tuhan berbelas kasih terhadap kita.

Sang Alchemist sejati hanya memiliki 2 doa :

"Tuhan terima kasih, karena Kau telah berikan alam semesta raya yang sempurna beserta Hukumnya yang sempurna, tetap, dan mengikat. Karena itulah aku dapat berkreasi untuk menentukan hidupku sendiri, sebagai Creator kecil". "Tuhan terima kasih, karena Kau berikan kesempatan istimewa kepadaku, yaitu mengalami kelahiran dan kehidupan di dunia ini".

Ketika kita sudah menetapkan diri menjadi Sang Alchemist, maka hidup menjadi sangat sederhana. Babak baru pembelajaran akan dimulai.

Sang Alchemist selalu berpikir tentang "pembuktian Terbalik" Apapun yang dialaminya pada hari ini, ia selalu berkata : "Hmmm pikiranku yang manakah yang membuat peristiwa ini terjadi ?"

Dia tidak pernah menyalahkan orang lain, lingkungan, situasi, kondisi, apalagi Tuhan

Perlahan tapi pasti, Sang Alchemist akan memecahkan salah satu misteri yang paling besar, yaitu hukum tentang pikiran.

Thanks Tuhan, telah Kau ijinkan aku untuk turun ke dunia ini dan menjalani hidup sbg manusia ! Kehidupan adalah sekolah yg teramat indah. 

Thanks pula atas alam semesta yang sempurna ini, yang bahkan telah Kau berikan sebelum aku memintanya ! Aku berjanji akan menjalani hidup dengan cerdas dan bertanggung jawab, agar aku dapat lulus dari sekolah kehidupan ini dengan membanggakan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun