Mohon tunggu...
Rizqi Nurmizan
Rizqi Nurmizan Mohon Tunggu... -

Walaupun orang berbicara tentang manfaat dan guna, aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan. (Gie)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ekspedisi Religi (1) Kawah Tengkurep dan Kambang Koci

11 Desember 2011   14:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:30 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti dijelaskan Balai Arkeologi Palembang, di Kambang Koci terdapat beberapa nisan kuno yang diidentifikasikan bertipe Demak-Troloyo dan Aceh dengan variasinya. Dari hasil pembacaan inskripsinya dapat pula diketahui bahwa angka tahun yang paling tua menyebutkan 1231 H. Nisan-nisan makam Kambang Koci merupakan tinggalan budaya masa lalu di Palembang yang sangat berharga bagi kajian arkeologi. Tinggalan tersebut dapat dikaji melalui beberapa pendekatan yanitu grafis, kaligrafi, filo-arkeologi dan linguistik.

Pemakaman ini sempat nyaris tergusur untuk perluasan area pelabuhan. Namun usaha "pembumi-hangusan" itu tak pernah berjalan mulus. Konon, pada tahun 1997, telah disiapkan ratusan peti untuk memindahkan jasad-jasad terkubur ke tempat lain. Namun tiba-tiba terjadi kecelakaan pesawat Silk air di perairan Sungsang, salah satu musibah terbesar dalam penerbangan Indonesia. Ajaibnya, jumlah korban tewas kecelakaan tersebut sama dengan jumlah peti yang rencananya untuk pemindahan kubur tadi. Akhirnya, peti tersebut digunakan untuk para korban kecelakaan.

[caption id="attachment_148927" align="aligncenter" width="538" caption="Terbaring dalam kepungan Modernisasi. Tampak makam Habib Qasim bin Abdurrahman As-Segaf."][/caption]

Setiap menjelang bulan Ramadhan, ribuan umat Islam selalu melakukan ziarah kubra. Dimulai dengan Haul Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Habib Abdurrahman bin Hamid yang diadakan di rumah panggung peninggalan keduanya di perkampungan Alawiyyin Sungai Bayas, Kuto Batu Palembang.

Kegiatan berlanjut menuju Pemakaman Pangeran Syarif Ali Syeikh Abubakar, di Kelurahan 5 Ilir Boom Baru. Lantas dari sana mereka menuju pemakaman Kawah Tengkurep, lalu berakhir di pemakaman keluarga kesultanan dan auliya Kambang Koci.

Di lain waktu, ekspedisi spiritual kami akan berlanjut mendatangi sejumlah tempat penting dan bersejarah lainnya di Kota Palembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun