Mohon tunggu...
Rizqi Rahayu
Rizqi Rahayu Mohon Tunggu... Dosen - memanusiakan manusia

bersyukur dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebutuhan Hidup yang Meningkat

23 Mei 2023   16:30 Diperbarui: 23 Mei 2023   16:32 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari https://economy.okezone.com/

Semakin maju suatu masyarakat, semakin banyak tuntutan hidup yang perlu dipenuhi oleh anggotanya. Kalau dahulu manusia sudah puas apabila ia telah dapat menjaga dirinya dari hawa dingin atau panas dengan pakaian sederhana, sekarang pakaian tidak saja untuk menjaga diri atau penutup aurat, akan tetapi mempunyai fungsi lain yang lebih penting, yaitu untuk menjaga prestise (harga diri). Orang akan merasa malu atau merasa rendah diri kalau pakaiannya tidak bagus, tidak mahal seperti yang lazim dipakai oleh kenalan-kenalan atau orang-orang setingkat dengannya. 

Di samping pakaian, diperlukan pula perhiasan-perhiasan yang juga harus mengikuti mode. Jika mode yang sedang berlaku tidak terikuti, orang akan merasa tidak puas. Hal ini tidak terbatas pada pakaian dan perhiasan saja, tetapi juga rumah dan perabotannya pun mengalami proses yang sama. Fungsinya berobah dari tempat berlindung dan istirahat menjadi suatu lambang prestise. Demikianlah seterusnya, sehingga kendaraan bermotor pun menjadi lambang prestise, sedangkan fungsi sebenarnya dari barang-barang tersebut tidak penting lagi. 

Betapa sedihnya seorang yang merasa kekurangan benda-benda prestise semacam itu. Bahkan kadang-kadang menyebabkan renggangnya persahabatan yang telah terjalin erat, apabila temannya tersebut mempunyai atau mampu memiliki barang-barang prestise itu lebih dari pada yang dimilikinya. Maka kebutuhan di sini beralih  dari kebutuhan primer menjadi sekunder, tetapi kebutuhan yang sekunder itulah yang menguasainya. Akibat meningkatnya kebutuhan-kebutuhan kepada masyarakat modern itu maka orang dalam kehidupannya selalu mengejar waktu, mengejar benda, mengejar prestise. 

Semuanya ini akan membawanya kepada hidup seperti mesin, tidak mengenal istirahat dan ketenteraman. Hidupnya dipenuhi oleh ketegangan perasaan (tension), karena keinginannya untuk menghindari perasaan tertekan, jika tidak tercapai semua yang tampaknya menggembirakan itu. Akibat lebih lanjut ialah timbulnya kegelisahan-kegelisahan yang kadang-kadang tidak jelas ujung pangkalnya. Gelisah (anxiety) itu akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia di dalam hidup.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun