Mohon tunggu...
Rizqan Dhafin
Rizqan Dhafin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kurang Lebih begitu

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Mitos terbentuknya Situ Patenggang Ciwidey, benarkah ada suara tangisan wanita?

11 Desember 2023   22:14 Diperbarui: 12 Desember 2023   15:58 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal dengan tempat wisata Situ Patenggang atau Situ Patengan yang terletak di Rancabali Ciwidey Kabupaten Bandung. Tempat wisata yang menjadi destinasi favorit warga bandung maupun luar kota Bandung, bahkan ada saja turis dari luar negeri yang mengunjungi tempat wisata ini. Ciwidey memang sudah menjadi destinasi tempat wisata yang menampilkan keindahan alam nya yang sudah menjadi iconic bagi warga Bandung, termasuk Situ Patenggang. Mungkin kita lebih mengenal nya dengan sebutan Situ Patenggang, tetapi bagi warga atau masyarakat yang tahu tentang kisah Ki Santang dan Rengganis mereka menyebutnya Situ Patengan kedua nama ini sama saja, kata Patenggang sendiri diambil dari bahasa Sunda yaitu (pateang -- teangan) yang artinya cari -- mencari. Situ Patenggang sendiri adalah sebuah danau yang mempesona, pesona alam danau ini tidak hanya berasal dari keindahan airnya yang jernih, tetapi juga dari suasana sekitarnya yang menakjubkan dan asri.

            Terbentuknya destinasi wisata Situ Patenggang dapat ditelusuri kembali ke keindahan alam yang alami dan memikat. Danau ini dikelilingi oleh hamparan hutan pinus yang hijau, menciptakan suasana tenang dan damai. Keberadaan pulau kecil di tengah danau menambah daya tarik, memberikan sentuhan romantis dan dramatis pada panorama alam Situ Patenggang. Terlepas dari keindahan alam Situ Patenggang ini, terdapat mitos dan legenda yang berceritakan tentang kisah asmara Ki Santang dengan Rengganis yang harus berpisah. Berawal dari zaman Kerajaan Pajajaran. Keponakan Prabu Siliwangi yang bernama Ki Santang, menjalin cinta dengan seorang gadis ayu dan cantik bernama Dewi Rengganis. Konon, Ki Santang disebut-sebut memiliki ilmu yang tinggi dan sakti. Dia lalu diangkat menjadi tangan kanan Raja Pajajaran. Ketika cinta Ki Santang dengan Dewi Rengganis sedang membara, tiba-tiba datang panggilan tugas. Prabu Siliwangi memerintahkan Ki Santang, untuk pergi ke medan perang. Saat itu, Kerajaan Pajajaran sedang berperang dengan Kerajaan Larang. Ki Santang pun tidak bisa menolak perintah. Dia lalu berangkat ke medan pertempuran. berangkat, Ki Santang tidak lupa menitipkan Dewi Rengganis kepada kedua sahabatnya, yakni Senopati Layung dan Senopati Agor, untuk selalu menjaga kekasih hatinya itu. Perjalanan perang Ki Santang berlangsung lama. Dalam mimpinya, Dewi Rengganis mendapatkan wangsit jika ingin bertemu dengan Ki Santang, dia harus menyepi di sebuah situ. Dia lalu menuju ke sebuah batu yang berada di tepi Situ Patenggang dan menyepi. Setelah perang selesai, Ki Santang kembali dengan selamat. Dia lalu mencari kekasihnya Dewi Rengganis dan berhasil menemukannya di Situ Patenggang. Mereka lalu meluapkan rindu, dan sayangnya di atas batu tepi Situ Patenggang.

Konon katanya saat Ki Santang dan Rengganis berpisah mereka dipertemukan kembali di Situ Patenggang kemudian Rengganis meminta sesuatu kepada Ki Santang untuk dibuatkan danau dan memiliki pulau ditengah nya, pulau yang berada ditengah danau ini disebut Pulau Sasuka atau Pulau Asmara. Dalam cerita lain juga menyebutkan dalam pertemuan itu Dewi Rengganis menangis bahagia bertemu Ki Santang. Air matanya mengalir dan menetes hingga ke tanah, lalu membentuk Sungai Rengganis yang cukup besar di Patengan. Penduduk di daerah ciwidey juga menyebutkan bahwa air dari Situ Patenggang merupakan air mata dari dewi Rengganis yang cintanya tidak direstui, sehingga air matanya membentuk sebuah danau yang sekarang dikenak sebagai situ patenggang/patengan. Di tempat bertemunya bertemunya ki santang dan dewi rengganis ada sebuah batu yang berbentuk cinta (Love) yang menjadi titik tempat mereka bertemu, sehingga sekarang disebut dengan batu cinta, yang dimana konon jika ada pasangan yang mendatangin batu cinta tersebut niscaya hubungan mereka akan langgeng. Masyarakat sekitar banyak yang percaya di Pulau Sasaka ada sebuah masjid yang kerap muncul. Sehingga, selain digunakan tempat wisata, Pulau Sasaka juga kerap digunakan masyarakat sekitar sebagai tempat ziarah. Masyarakat sekitar juga menyampaikan bahwa saat mereka hendak melewati Situ Patenggang atau penjaga yang menjaga danau tersebut kerap mendengar suara tangisan di danau tersebut yang konon dipercayai tangisan itu adalah tangisan dari Dewi Rengganis.

Masyarakat sekitar Rancabali Ciwidey juga mengeluhkan akan banyak nya wisatawan yang berkunjung yang mengakibatkan macet total di jalan Ciwidey, hal ini sudah tidak asing karna saat weekend khusus nya Long Weekend sepanjangan jalan Ciwidey memang sering terjadi kemacetan yang panjang. "kalau hari libur panjang banyak banget bus -- bus mobil motor pribadi yang berkunjung kesini kadang seneng juga karena ciwidey jadi terkenal tapi kadang saya juga kesal sendiri karena jalan jadi macet dan banyak bus -- bus yang berisik yang memainkan klakson telolet itu kadang juga jadi banyak sampah berserakan di danau atau area sekitar Situ Patenggang ulah masyarakat yang berkunjung" ujar Bapak Arkan, salah satu penduduk asli dari Ciwidey. Dengan antusias dan daya tarik dari masyarakat Indonesia khususnya Bandung yang kuat, pemerintah daerah melakukan pengelolaan yang baik, pemerintah daerah juga telah mendukung perkembangan Situ Patenggang sebagai objek wisata. Fasilitas pendukung seperti akses jalan yang memadai, area parkir, dan area istirahat telah disiapkan untuk kenyamanan pengunjung. Selain itu, adanya perahu sewaan yang memungkinkan wisatawan menjelajahi danau, memberikan pengalaman unik untuk menikmati keindahan Situ Patenggang dari perspektif yang berbeda. Tidak hanya menjadi tempat wisata alam, Situ Patenggang juga menyediakan berbagai kegiatan rekreasi, seperti berkemah dan berpiknik di sekitar danau. Atmosfer yang sejuk dan udara yang segar membuat Situ Patenggang menjadi pilihan yang ideal untuk melepaskan penat dan bersantai sambil menikmati keindahan alam.

Situ Patenggang 
Situ Patenggang 
Gerbang Masuk SItu Patenggang
Gerbang Masuk SItu Patenggang

Dengan demikian, terbentuknya wisata Situ Patenggang dapat dijelaskan sebagai hasil kombinasi antara keindahan alam yang memukau, dukungan infrastruktur yang memadai, dan pengelolaan yang baik. Semua elemen ini bersinergi untuk menciptakan destinasi wisata yang menarik, memikat, dan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjung yang datang menikmati keajaiban alam Situ Patenggang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun