Setiap tahunnya pertumbuhan penduduk kian meningkat khususnya wilayah perkotaaan yang diiringi dengan kebutuhan pangan yang meningkat. Akan tetapi produksi pangan yang minim dan dengan kian meningkatnya biaya kebutuhan pangan di perkotaan, bercocok tanam di rumah dapat menjadi solusi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan.Â
Bagi warga perkotaan, memiliki lahan kosong untuk bercocok tanam adalah hal yang jarang ditemui. Sekarang dengan ditemukannya alternatif, bercocok tanam dirumah tidak lagi membutuhkan lahan kosong yang luas. Dengan adanya cocok tanam secara vertikular dengan system aerofoms, laham sempit pun dapat dimanfaatkan dengan tambahan terpenuhinya kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik. Cocok tanam dengan sisstem aerofarms dapat menghasilkan hasil sayur mayur organik tanpa pestisida dengan mudah.
Sistem ini akan membantu cocok tanam dalam ruangan dengan rak bertingkat dengan bantuan kuantitas air dan cahaya yang cukup. Sistem ini  mudah diterapkan dan tentunya bermanfaat. Kuantitas air yang lebih sedikit, lahan yang kecil serta teknik cocok tanam lebih mudah dan biaya lebih minim dibandingkan bercocok tanam dengan sistem lain seperti hidroponik.
Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan yang harus dipenuhi turut meningkat. Namun, keberadaan lahan pertanian sebagai sentra produksi kebutuhan pangan sangat terbatas akibat maraknya alih fungsi lahan menjadi lahan non pertanian. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan kosong yang minim, seperti di sekitar pemukiman padat penduduk, untuk lahan bercocok tanam perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Salah satu teknik pemanfaatan lahan sempit untuk bercocok tanam yang banyak dikenal adalah teknik hidroponik. Sayangnya, hidroponik ini memerlukan biaya yang cukup mahal dan teknik yang cukup sulit sehingga tidak setiap orang dapat melakukannya. Maka dari itu, diperlukan teknik lain dalam menggunakan lahan sempit untuk bercocok tanam.
Untuk mengatasi permasalahan ini, terdapat suatu metode bercocok tanam yang dinamakan dengan memanfaatkan lahan secara vertikal atau metode pertanian vertikultur. Dengan vertikultur, lahan yang dibutuhkan hanya sedikit namun mampu menampung tanaman dengan jumlah yang banyak. Proses menanam dengan cara vertikultur dapat dilakukan dengan bahan, wadah, ukuran, atau model yang bervariasi dan hanya perlu menyesuaikan dengan keinginan penanam dan kondisi sekitar. Metode vertikultur ini berkaitan dengan suatu sistem cocok tanam bernama sistem aerofarms, yaitu suatu modifikasi dari teknik hidroponik.Â
Sesuai dengan unsur namanya, yaitu aero, metode ini memiliki prinsip dasar penggunaan udara sebagai media penyebar unsur hara dan air dengan menggunakan system misting atau oksigenasi kabut. Sistem ini juga menggunakan lampu LED sebagai sumber cahaya, kipas angin sebagai sumber udara, dan juga menggunakan pupuk organic cair. Sistem ini terbukti sangat efisien karena menggunakan lahan yang sedikit serta pemeliharaannya tidak rumit.
Metode penanaman tumbuhan dengan sistem aeroponik dapat dilakukan untuk memproduksi benih holtikultura dan jenis tanaman hias. Beberapa jenis holtikultura yang dapat ditanam adalah sayuran sayuran organik. Contoh sayuran yang dapat ditanam adalah kangkung, sawi, daun seledri, dan berbagai sayuran organik lainnya. Selain itu, dengan metode aeroponik dapat juga menanam berbagai macam umbi umbian seperti umbi kentang. Penanaman umbi kentang dengan metode aeroponik dapat menghasilkan umbi kentang yang berkualitas lebih tinggi dengan jumlah yang banyak.
Metode ini tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan atau keuntungan dari metode ini salah satunya adalah tumbuhan dapat tumbuh tanpa sinar matahari maupun tanah sehingga dapat maka dapat mencegah penggunaan pestisida serta dapat menggunakan lahan yang sempit namun hasil tanaman tetap banyak.Â
Selain itu, pemeliharaan tumbuhan juga lebih hemat dan mudah karena menggunakan oksigenasi sehingga penggunaan airnya lebih sedikit dibandingkan pertanian dengan media tanah atau hidroponik.Â
Siklus panen tumbuhan yang menggunakan teknik ini juga lebih cepat serta dapat terprediksi. Sayangnya, pengelolaan metode aerofarms ini terbilang sedikit rumit karena akar tanaman yang dikembangbiakkan harus selalu mendapat semprotan larutan nutrisi dengan intensitas tertentu sehingga akar dapat menyerap nutrisi dengan maksimal agar tanaman tidak kering dan tidak layu. Salah satu solusi untuk menghadapi hal ini ialah dengan penggunaan sensor dan kontrol untuk penyemprotan otomatis.Â
Selain itu, metode aerofarms juga kurang optimal pada beberapa negara dengan empat musim karena membutuhkan cahaya dan suhu matahari yang cukup dengan penyinaran sepanjang tahun agar panen dapat terus dilakukan. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan teknologi pencahayaan buatan yang mirip dengan matahari serta pengaturan suhu, khususnya pada saat musim dingin.Â
Karena penggunaan beberapa teknologi ini, maka dibutuhkan energi dan modal atau biaya awal yang cukup banyak sehingga beberapa negara cenderung memilih impor bahan pangan dari pada menggunakan metode ini. Namun ketika metode ini sudah ditekuni dan dijalankan dalam beberapa waktu, maka keuntungan yang diperoleh akan dapat mengembalikan modal awal, bahkan melebihi modal tersebut.
Pada masa kini, lahan kosong sudah semakin berkurang karena pembangunan pembangunan infrastruktur untuk tempat tinggal masyarakat yang kian meningkat. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat harus cerdas untuk mengatasi hal tersebut, termasuk menumbuhkan tanaman yang merupakan komponen penting dalam kehidupan.Â
Keterbatasan dari produksi tanaman karena lahan yang berkurang seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat menjadi hambatan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Lahan kosong untuk menanam tanaman yang tidak terlalu luas membatasi bercocok tanam baik dalam perkarangan rumah maupun lahan pertanian yang lainnya.Â
Bercocok tanam dengan metode aeroforms yang merupakan salah satu bentuk pertanian vertikultur dapat memaksimalkan lahan sempit yang tersedia dengan bantuan kuantitas air dan cahaya yang cukup tanpa penggunaan pestisida. Tanaman akan ditanam secara bertumpuk tanpa media tanah dan menggunakan media tanam dalam bentuk cair untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.Â
Akar tanaman akan disemprotkan media tanam yang berbentuk cair agar diserap oleh akar sehingga nutrisi yang dibutuhkan tetap terpenuhi. Metode aerofarms untuk bercocok tanam sangat efektif untuk mengurangi permasalahan keterbatasan lahan untuk bercocok tanam. Dengan cara ini, kita sebagai warga perkotaan dapat mencoba bercocok tanam dengan mudah serta didapatkan juga tumbuhan organik dengan kualitas baik. Oleh karena itu, mari kita mencoba untuk bercocok tanam dirumah dengan metode sistem aerofarms!
Sumber:
Asniati, Ery Muchyar Hasiri, dan Rizki Yanti. 2019. Sistem Kontrol Otomatis     Penyiraman Tanaman Dengan Metode Budidaya Tanaman Sistem Aeroponik      Menggunakan Mikrokontroler Atmega 2560. Jurnal Informatika 8 (1): 38.
Darmayanti, Kusumasari Kartika Hima dan Farida Kurniawati. 2019. Bullying di Sekolah : Pengertian, Dampak, Pembagian, dan Cara Mananggulanginya. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan. 17 (1) : 55-56.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H