Mohon tunggu...
Rizqa Khairan
Rizqa Khairan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi

“May I write words more naked than flesh, stronger than bone, more resilient than sinew, sensitive than nerve.” - Sappho

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengungkap Makna Haka sebagai Ekspresi Identitas dan Kekuataan Kekuasaan Suku Maori

2 Desember 2024   15:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Suku Maori (Sumber: Pixabay/Barni1) 

Artikel kedua membahas tentang hak atas tanah dimana Inggris menjamin akan melindungi kedudukan suku Maori atas tanah dan properti yang dimiliki dengan maksud agar tidak ada pemukim dari Eropa yang mengambil alih tanah atau properti tanpa adanya persetujuan dari suku Maori. Begitupun apa yang tertulis dalam bahasa Maori, bahwa Inggris akan melindungi hak-hak suku Maori atas properti mereka dan memastikan bahwa hak itu tetap berada di tangan mereka kecuali mereka menjualnya kepada Kerajaan Inggris.

  • Artikel ketiga membahas tentang hak kesetaraan bahwa Inggris berjanji akan untuk memberikan hak yang setara dan perlakuan yang sama kepada suku Maori. Hak kesetaraan itu mencakup perlindungan hukum, mencakup hak-hak sipil, kebebasan beragama, dan kedudukan yang sama di mata hukum. Sementara dalam bahasa Maori, kalimat yang tertulis lebih menonjolkan bagaimana Ratu Inggris berperan penting untuk menjamin kehidupan suku Maori dibandingkan jaminan kualitas hidup tentang hak kesetaraan

  • Perbedaan yang tertulis dalam Perjanjian Waitangi ini membuat suku Maori merasakan kerugian karena semenjak saat itu Inggris mulai mengambil alih hak tanah yang dimiliki oleh suku Maori secara bertahap. Bahkan pendatang dari Eropa secara tidak adil dan tidak sah mengambil alih properti suku Maori. Banyak tanah yang dimiliki oleh suku Maori diambil tanpa persetujuan atau dibeli dengan harga rendah oleh pendatang Eropa. Hal ini menimbulkan ketegangan karena pimpinan suku Maori merasa bahwa mereka tidak menyetujui perjanjian tersebut untuk menyerahkan lahan mereka terhadap Inggris. 

    Ketidakadilan yang berlanjut itu akhirnya menimbulkan perang pemberontakan yang dilakukan oleh suku Maori, perang ini timbul sebagai bentuk protes terhadap perampasan tanah dan pelanggaran atas hak-hak mereka. Perang ini berlangsung selama 1845 hingga 1872 dengan beberapa tahapan mulai dari perang Taranaki, Waikato, Ngati Raukawa, East Coast, dan Parihaka. Dampak dari peperangan ini menimbulkan penurunan drastis dari populasi suku Maori karena tewas atau dipenjara, bahkan mereka pun juga kehilangan tanah mereka karena dikuasai oleh Inggris.

    Dalam peperangan, Haka dilakukan sebelum, selama, atau sesudah peperangan. Tarian Haka dilakukan sebagai awal permulaan perang, memacu rasa percaya diri dalam diri mereka dan menandakan bahwa mereka siap untuk berperang. Selama peperangan, Haka dilakukan untuk membangkitkan tekad suku Maori untuk memukul mundur lawan dengan gerakan, teriakan, dan juga ekspresi yang menunjukan keganasan. Bila peperangan berakhir dengan kemenangan di pihak Maori, maka mereka akan merayakan kemenangan dengan melakukan Haka.

     Haka merupakan salah satu bentuk kekuasaan yang dipegang oleh pemimpin suku Maori. Haka dalam konteks yang berkaitan dengan kepemimpinan berfungsi menunjukkan otoritas yang dimiliki seorang pemimpin. Seringkali kepala suku berada di depan barisan untuk memimpin tarian Haka, melalui gerakan yang menggebu-gebu serta menunjukkan ekspresi yang ganas, pemimpin suku menunjukkan abilitas nya dalam memimpin suatu kelompok. Dengan posisinya yang berada di depan barisan, mempertunjukkan posisinya sebagai seorang pemimpin dalam tingkatan hierarki sosial. Haka bersifat sebagai alat untuk memperkuat individu supaya dapat bersatu dalam semangat yang sama.

    Dalam masa modern ini, Haka menjadi simbol perjuangan untuk menegakkan hak-hak, identitas, budaya, dan kebebasan mereka. Meskipun telah mengalami perubahan dari penggunaannya, Haka modern tetap mempertahankan akarnya sebagai simbol budaya yang kini diperluas dalam penggunaannya di berbagai aspek. Contohnya pengaplikasian Haka dalam bidang olahraga. Tim rugby asal Selandia Baru bernama All Blacks merupakan tim rugby pertama yang memperkenalkan Haka  sebagai pembukaan mereka sebelum melakukan pertandingan. Bentuk penggunaan Haka ini menunjukkan tarian tersebut sebagai kekuatan mereka dan ekspresi bangga atas identitas mereka sebagai suku Maori.  Dalam aspek budaya, politik, hiburan, olahraga, pendidikan dan lainnya, Haka  tetap menjadi sarana untuk melakukan penguatan kolektif dan ekspresi identitas suku Maori. Dalam penggunaannya harus dipastikan bahwa Haka tetap dimaknai dengan benar sehingga tidak kehilangan esensi dan makna budaya di dalamnya. 

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun