Indonesia mempunyai warisan budaya yang sangat beragam. Salah satu warisan budaya yang menarik yaitu upacara adat gandrung sewu di Banyuwangi, Jawa Timur. Ditengah maraknya kemajuan teknologi, pengaruh globalisasi serta perubahan sosial ekonomi yang terus berkembang, upacara adat akan tetap relevan dalam menjaga identitas budaya lokal suatu masyarakat.
Gandrung adalah salah satu kesenian asli suku osing dari Banyuwangi yang berupa tarian dan nyanyian yang diiringi sebuah musik perpaduan Jawa-Bali, dalam pertunjukan tersebut terbagi dalam tiga fase, yaitu jejer, paju dan seblang-seblangan. Tari gandrung sendiri merupakan salah satu kesenian yang tertua di Banyuwangi, tari ini muncul pada tahun 1774 dan berkembang pesat sampai saat ini.Â
Dari waktu ke waktu tari gandrung ini mengalami perkembangan,dari segi penarinya, gerakan tari, iringan music, nyanyian serta tujuannya. Dulunya tari gandrung ini dibawakan oleh para laki-laki yang berdandan ala perempuan. Semakin berkembangnya zaman akhirnya gandrung yang diperankan oleh laki-laki atau disebut dengan gandrung lanang. Zaman gandrung lanang terhenti setelah penari terakhirnya meninggal dunia.
Kini tari gandrung umumnya dilakukan oleh sekelompok penari dan umumnya dari kalangan perempuan, dengan gerakan yang khas serta simbolis. Gandrung sewu ini bukan hanya sekedar perayaan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, syukuran atas hasil panen yang melimpah serta berbagai momen penting bagi masyarakat Banyuwangi.
Gandrung sewu cukup berkembang pesat dan tidak termakan oleh era, dizaman modern ini gandrung sewu menjadi identitas budaya yang unik di Banyuwangi, masyarakat menjaga upacara adat untuk mempertahankan jati diri dan menghargai warisan nenek moyangnya. Gandrung sewu sudah menjadi bagian sejarah serta tradisi oleh masyarakat Banyuwangi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, dengan mempertahankan dan merayakan upacara adat masyarakat dapat memperkuat rasa kebanggan terhadap budaya lokal didaerahnya.
Di era modern ini pariwisata budaya semakin banyak diminati oleh wisatawan, bahkan sudah menjadi suatu festival yang besar dan selalu ada setiap tahunnya. Upacara adat gandrung sewu ini memiliki potensi yang sangat besar sebagai daya tarik parawisata lokal maupun asing yang ingin merasakan budaya lokal autentik dan memahami tradisi yang telah diwariskan. Ditengah arus digitalisasi dan individulisasi ini, upacara adat gandrung sewu memberikan kesempatan bagi masyarakatt untuk berkumpul bersama, saling berbagi pengalaman serta memperkuat hubungan interpersonal.
Salah satu alasan pentingnya menjaga kearifan lokal karena hal tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas suatu daerah. Setiap budaya memiliki keunikan dan kekayaan tersendiri yang harus dijaga agar tidak hilang. Selain itu, mempertahankan kearifan lokal juga memberikan manfaat yang nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi suatu daerah. Contohnya sendiri dari upacara gandrung sewu ini menjadi daya tarik pariwisata utama di Banyuwangi.
Menjaga kearifan lokal yang ada adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan banyak pihak dalam masyarakat, bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Anggota masyarakat lokal menjadi garda terdepan dalam memelihara dan mewariskan kearifan lokal. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi, mempromosikan dan melestarikan warisan budaya lokal. Lembaga Pendidikan juga dapat mengintegrasikan pendidikan budaya dalam penyelenggaraan kegiatannya. Industry pariwisata juga memiliki potensi yang besar dalam mendukung pelestarian kearifan lokal sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal serta memperkenalkan kepada wisatawan.
Pemerintah Banyuwangi dan warga masyarakat aktif mempromosikan dan mendukung upacara ini melalui program budaya, festival serta kampanye pelestarian warisan budaya, sehingga upacara adat gandrung sewu ini tidak hilang termakan oleh zaman. Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti sosial media serta aplikasi pariwisata kini dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan informasi. Bahkan kini tari gandrung sendiri sudah sangat terkenal sampi ke manca negara. Salah satunya pada tahun 2022 Banyuwangi mendapat undangan dari Kementerian Luar Negeri untuk mengisi "Experience Indonesia" di London, Inggris. Acara tersebut adalah agenda tahunan dari KBRI sebagai promosi Indonesia melalui UMKM, kuliner, potensi ekonomi serta seni budaya.
Tari gandrung Banyuwangi telah diakui sebagai bagian dari Warisan Tak Benda Geopark Global UNESCO Ijen. Dengan demikian, gandrung sewu telah berhasil menarik perhatian manca negara melalui keindahan, keunikan serta promosi yang gencar. Keberadaannya sebagai warisan budaya Indonesia yang kaya telah memberikan kontribusi positif dalam memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia ke dunia. Masuknya gandrung sewu dalam daftar UNESCO tersebut juga menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak hanya bernilai di tingkat lokal atau nasional saja, tetapi juga mempunyai relevansi dan pentingnya ditingkat internasional.
Dengan demikian, kearifan lokal sebagai warisan budaya yang berharga harus dijaga dan dilestarikan, terutama di era modern yang penuh arus globalisasi ini. Mempertahankan kearifan lokal berarti memperkaya identitas kultural budaya dari suatu masyarakat. Dalam era modern, perlindungan kearifan lokal memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor wisata dan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya kearifan lokal merupakan kunci memastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung tetap relevan dan akan terus dihargai oleh generasi mendatang. Meskipun dihadapkan dengan banyak tantangan, upacara adat gandrung sewu di Banyuwangi tetap memegang peran yang penting dalam memperkuat identitas budaya lokal, mengembangkan pariwisata budaya, mempererat ikatan sosial dan melestarikan warisan budaya.
 Dengan upaya pelestarian yang berkelanjutan dapat dipastikan bahwa upacara adat gandrung sewu akan terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Banyuwangi itu sendiri, serta memberikan dampak yang besar bagi kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga, dipromosikan dan dihargai oleh generasi saat ini dan yang akan datang. Menjaga kearifan lokal bukan hanya tentang melestarikan masa lalu, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih beragam dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H