Mohon tunggu...
Rizqa Azzhara
Rizqa Azzhara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

awa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Gerak dan Cerita Wayang Golek

29 Februari 2024   13:36 Diperbarui: 29 Februari 2024   13:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rizqa Azzhara Mawarni
12 IPS 5, SMAN 3 Kabupaten Tangerang
 
Mendengar daerah Cirebon pasti masyarakat sudah tidak asing lagi, karena adanya kesenian wayang golek. Wayang golek pertama kali dikenalkan oleh pembuatnya yaitu Sunan Kudus pada tahun 1583. Setelah menyebar di Jawa, kesenian wayang golek juga masuk ke Cirebon menyebar ke daerah-daerah lain di Jawa Barat terutama di kalangan Masyarakat.
 
Kesenian wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang dipagelarkan di desa atau kota karesidenan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu. Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.
 
Saat ini pertunjukan wayang golek sudah memasuki masa transisi, dari yang hanya bisa melihat pertunjukan wayang golek hanya di acara acara tertentu sekarang karena adanya perkembangan IPTEK, masyarakat bisa menikmati kesenian wayang goloeng di mana saja dan kapan saja melalui televisi atau media sosial lainnya.
 
Berubahnya Pentas Wayang Golek
 
Kini selain sebagai bentuk teater seni pertunjukan wayang, kerajinan wayang golek juga kerap dijadikan sebagai cindera mata oleh para wisatawan. Dalam perkembangannya, fungsi wayang sebagai media untuk menghormati arwah nenek moyang juga mengalami perkembangan. Saat periode Hindu-Buddha di Indonesia, cerita Ramayana dan Mahabarata berkembang pesat dengan penambahan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut yang berakulturasi dengan budaya masyarakat setempat. Kemudian muncul pula cerita Panji yang berasal dari era Kerajaan Kediri atau periode klasik di Jawa yang menceritakan tentang kepahlawanan dan cinta yang berpusat pada dua orang tokoh.
 
Nikmatnya Pentas Wayang Golek
Kemajuan IPTEK dan globalisasi membuat orang-orang pada masa kini hidup sangat lekat dengan teknologi maupun gadget. Tidak terkecuali tontonan wayang, masyarakat yang masih menaruh minat pada wayang cenderung lebih senang menontonnya dalam format konten hiburan yang mudah mereka jangkau seperti dalam Youtube. Para dalang atau padepokan wayang pun mencoba beradaptasi dengan ikut terjun dalam medan digital dengan membuat channel Youtube.
 
Dengan ini industri kreatif semakin berkembang, dan bisa lebih di kenal Masyarakat, karena masyarakat mana pun bisa melihat pertunjukan wayang golek melalui TV atau pada media sosial. Karena tidak di semua daerah menggunakan wayang golek sebagai pelengkap acara mereka. Karena di Indonesia ini memiliki berbagai macam kearifan lokal, terutama dalam pelengkap acara besar.
 
Dalam perkembangannya, Wayang Golek tetap menjadi salah satu kesenian tradisional kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Terbukti Wayang Golek masih mewarnai berbagai acara seperti ruwatan, syukuran dan acara besar lainnya, dan juga menghibur masyarakat lewat stasiun televisi dan media sosial lainnya. Selain itu, beberapa seniman terus mengembangkannya dengan sejumlah kreasi tambahan agar terlihat menarik dan tetap lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun