"Terus anak saya bilang gini 'jangan lah Mak, ayolah datang ke sekolah, Mahesa malu lo Mak asyik duduk di semen aja, dari pertama masuk," ujarnya.
Kamelia kemudian menghubungi wali kelas anaknya untuk memastikan informasi dari anaknya. Wali kelas membenarkan hal itu dan ngotot jika aturannya anak tidak bisa mengungkapkan pelajaran jika tidak mengambil raport.
Mengetahui hal itu, Kamelia kemudian datang ke sekolah dan melihat langsung anaknya duduk di lantai saat belajar. Kamelia mengaku miris saat melihat ankanya duduk di lantai.
"Miris hati saya, kok kecewa kali, saya kan dari awal sudah izin, kenapa didudukkan di semen juga," ungkapnya.
Setelah sempat mempertanyakan soal anaknya duduk di lantai, Kamelia kemudian diajak ke kantor. Wali kelas disebut tetap keukeuh dengan sikapnya, padahal kepala sekolah mengatakan tidak ada membuat aturan seperti itu.
"Memang dia kekeh, dia (wali kelas) bilang 'saya sudah suruh keluar tapi dia (siswa) nggak mau', saya tanya kepsek apakah itu peraturan dari sekolah, kepsek bilang 'peraturan itu nggak ada saya buat'," sebutnya.
Kamelia mengaku sudah memohon, apalagi dirinya saat itu sedang sakit. Suami Kamelia sendiri bekerja sebagai tukang bangunan.
Uang sekolah anaknya di SD itu sebesar Rp 60 ribu per bulan. Kedua anaknya yang sekolah di SD itu sama-sama menunggak uang sekolah selama 3 bulan.
"Kalau dia kan dari kelas 1 itu Rp 60 ribu, tidak ada naik sampai sekarang Rp 60 ribu, mereka kan ini berdua abang beradik, si adik lah satu, tiga bulan lah uang SPP mereka belum dibayar," ucapnya.
Kepala sekolah dan sejumlah guru disebut sudah meminta maaf atas kejadian itu dengan mendatangi rumah Kamelia. Namun, wali kelas tersebut hingga saat ini tidak ada menghubungi apalagi meminta maaf.
"Tadi guru-gurunya datang ke rumah untuk minta maaf, memang kepala sekolah saat di sekolah sudah meminta maaf, saya sebenarnya ingin wali kelasnya meminta maaf tapi sampai detik ini wali kelasnya tidak ada menghubungi padahal waktu di sekolah saya sampai pingsan-pingsan saya karena shock," ujarnya.