Mohon tunggu...
Rizoelart
Rizoelart Mohon Tunggu... Desainer - Seniman

i am artist from Cianjur saya terobsesi dengan ekspresi emosional dan kebebasan, dan itu bisa dicapai melalui seni

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

pengetahuan terbentuk dari pengalaman

7 Januari 2025   18:19 Diperbarui: 7 Januari 2025   18:19 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulannya adalah empirisme merupakan suatu paham yang menganggap bahwa pengetahuan atau kebenaran muncul dari hasil pengalaman jasmani maupun rohani, sehingga hasilnya sangat subyektif bagi pihak yang melakukan pengamatan/ pengalaman tersebut. Penekanan pada pentingnya pendekatan empiris dan pentingnya eksperimen dalam pengembangan ilmu pengetahuan membawa kemajuan yang signifikan. Karena indra manusia memiliki peran penting sebagai alat untuk memperoleh pengalaman dalam kehidupan seharihari guna memuaskan dan merangsang pikiran. Seperti menurut John Locke bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman dan kemampuan mempelajari dan mempelajari dunia dengan menggunakan panca indera. Dengan kata lain, jika pengalaman (empiris) yang didasarkan pada ketajaman indera merupakan sumber pengetahuan yang utama, maka akal dapat diposisikan sebagai sumber informasi kedua setelah indera. Kemudian, David Hume juga mendorong masyarakat untuk kembali ke rasionalitas dan berpikir kritis. Hal ini memudahkan masyarakat untuk tidak langsung mempercayai segala bentuk klaim kebenaran yang ada di masyarakat seperti yang banyak terjadi di jaman sekarang. Banyak orang yang memberikan ilmu atau informasi palsu atau melebih-lebihkan bahkan mengurangi kenyataan yang ada. Jika orang mudah terpengaruh dengan informasi tersebut tanpa membuktikan dengan metode empiris ini akan menimbulkan kegaduhan apabila terjadi ditingkat sosial, politik, bahkan hukum. Dengan menggunakan pemahaman ini akan memberikan masyarakat ketenangan pada hal-hal yang belum tentu jelas kepastiannya karena belum terbukti secara Empiris (pengalaman). Meskipun empirisme memainkan peranan penting dalam filsafat hukum, dalam banyak kasus pendekatan ini tidak dapat sepenuhnya menggantikan pemikiran normatif atau teoritis. Banyak sistem hukum yang mengintegrasikan kedua pendekatan ini untuk menciptakan kerangka hukum yang seimbang dan komprehensif. Empirisme dalam filsafat hukum membantu memastikan bahwa hukum bukan sekedar konsep teoritis tetapi mencerminkan realitas sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun