Kisah Sunan Kalijaga adalah kisah tentang keberanian untuk beradaptasi dengan zaman, kesabaran dalam menghadapi tantangan, dan ketulusan hati dalam berdakwah, yang mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat perbedaan, tetapi juga menghargai keberagaman demi terwujudnya perdamaian dan kedamaian yang sejati.
Wali Sanga (lebih dikenal sebagai Wali Songo, bahasa Jawa: ; Wali Songo, "Sembilan Wali" merupakan tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, karena peran historis mereka dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.Â
Tokoh tokoh wali dalam sejarah Islam telah memberikan dampak yang besar, tidak hanya dalam hal spiritual, tetapi juga dalam membentuk masyarakat yang lebih baik. Mereka menjadi teladan dalam hal keimanan, ketakwaan, dan akhlak. Di bawah ini, kita akan membahas tokoh terkenal yang dikenal sebagai sunan kalijaga, serta peran mereka dalam sejarah .
Sunan Kalijaga merupakan Ulama' sekaligus penasehat pemerintahan di era Majapahit pada masa prabu Kertabhumi hingga Demak, Pajang, dan Mataram Awal. Beliau juga termasuk dalam anggota dewan Walisongo.
Selain menjadi Ulama' ia juga menjadi seniman, dan arsitek yang ulung. Salah satu media dakwahnya yang dikenal luas hingga sekarang adalah melalui pentas wayang kulit.
Kesenian wayang kulit yang awalnya berisi kisah-kisah Hindu, diganti oleh Sunan Kalijaga menjadi kisah-kisah yang berisikan ajaran Islam. Salah satu contohnya yaitu Jamus Kalimasada, sebagaimana dijelaskan Siti Wahidoh dalam Buku Intisari Sejarah Kebudayaan Islam.
Riwayat
Sebelum menjadi Walisongo, Raden Said adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi di kerajaannya, merampok orang-orang yang kaya. Hasil curiannya, dan rampokanya itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin.