Mohon tunggu...
Rizma Faranisa
Rizma Faranisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa aktif Sosiologi UTM

Mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membaca Kesiapan Sambut Bonus Demografi di Tengah Pandemi

15 Juni 2021   07:59 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:29 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk usia produktif di masa mendatang yang tepat adalah dengan menyediakan kesempatan pendidikan seluas-luasnya. Kedua, kesehatan merupakan investasi jangka panjang yang dibutuhkan bagi setiap manusia. Peningkatan pelayanan kesahatan serta fasilitas kesehatan di daerah 3T tentu akan memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Ketiga, lapangan pekerjaan sangat penting untuk menunjang produktifitas penduduk usia produktif yang mulai memasuki dunia pekerjaan. Hal ini dikarenakan lapangan pekerjaan merupakan lahan dan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi masyarakat dan pemerintah harus menyiapkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Keempat, pertumbuhan penduduk menjadi pengaruh utama dalam mengendalikan bonus demografi dan pembangunan karena semakin sedikit penduduk maka bonus demografi tidak akan terjadi. oleh karena itu, pemerintah perlu menyiapkan program pengendalian pertumbuhan penduduk untuk memastikan kualitas penduduk yang baik.

Selain faktor pendukung yang mampu menjadi landasan bagi tercapainya bonus demografi yang maksimal tentu ada faktor penghambat yang menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat dalam menyiapkan bonus demografi. Pertama, penduduk usia produktif menjadi penganguran. Hal ini berlawanan dengan tujuan dari bonus demografi karena tolak ukur keberhasilan bonus demografi adalah peningkatan produktifitas penduduk usia produktif untuk menunjang berbagai aspek perekonomian di Indonesia. Faktor ini bisa terjadi dikarenakan menyempitnya lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk usia kerja. 

Kedua, pendidikan yang belum merata. Pendidikan adalah kunci penting untuk menunjang kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Namun, apabila pendidikan belum merata seperti sarana prasarana dan kurikulum yang tidak sesuai maka hal ini tentu menjadi penghambat paling besar dalam bonus demografi.

Sejalan dengan pembahasan sebelumnya, bonus demografi ini diibaratkan dua buah mata pisau yang memiliki dampak positif dan negatif didalamnya. Bonus demografi bisa berdampak positif bagi Indonesia apabila berhasil diterapkan dan sebaliknya akan berdampak buruk apabila gagal dalam penerapannya. Dampak positif dari bonus demografi ini yang pertama, memacu pertumbuhan ekonomi. 

Tingginya angka penduduk usia produktif tentu memberikan angina segar bagi perekonomian Indonesia karena akan banyaknya tenaga kerja yang diserap. Kedua, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini bisa maksimal apabila sumberdaya manusia yang dimiliki saat ini memiliki bekal yang memadai dan mampu bersaing untuk mencapai kesuksesan. 

Sedangkan dampak negatif dari bonus demografi ini yang pertama, munculnya pengangguran dikarenakan kurang terserapnya tenaga kerja produktif akibat tidak adanya lapangan pekerjaan. 

Kedua, degradasi kerusakan lingkungan. Hal ini disebabkan karena tingginya kepadatan penduduk dan minimnya kesadaran akan lingkungan yang baik tentu akan membuat lingkungan sekitar menjadi kumuh dan tercemar. Ketiga, dominasi tenaga kerja asing dikarenakan kualitas tenaga kerja lokal kurang mumpuni karena kurangnya skill yang dimiliki.

Berdasarkan pembahasan diatas, kesiapan Indonesia dalam menghadapi bonus demografi masih kurang. Terbukti saat ini kurang optimalnya kualitas sumberdaya manusia yang ada padahal sumberdaya alam sangat melimpah dan kemudian tenaga kerja asing lah yang mengambil hak pekerja lokal. Padahal seharusnya apabila Indonesia ingin mencapai bonus demografi secara maksimal maka harus memaksimalkan juga sumberdaya manusia yang dimiliki. 

Bonus demografi ini hanya terjadi 1 kali dalam sebuah negara dan apabila tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan mengalami kerugian yang besar. Tetapi di satu sisi pemanfaatan bonus demografi ini juga harus sesuai dengan kapasitas penduduk, artinya keuntungan dari bonus demografi ini harus dirasakan oleh seluruh penduduk di Indonesia tanpa terkecuali. Menjadi persoalan berat bagi pemerintah untuk memaksimalkan potensi ini namun apabila ada sinergi dengan masyarakat maka hal ini akan sangat mudah untuk dilakukan.

Peluang bonus demografi yang telah menanti Indonesia harus bisa ddioptimalkan dengan baik, meskipun pada kondisi pandemi seperti saat ini tidak menyurutkan program-program yang harus dilaksanakan untuk menyambut datangnya bonus demografi. Seperti kita ketahui bahwa masa pandemi ini telah banyak merubah tatanan sosial masyarakat kita. Tetapi hal ini tentu bukan menjadi hambatan untuk memaksimalkan potensi dari penduduk usia produktif yang kita miliki saat ini. 

Selama pandemi, kita telah banyak menggunakan teknologi dalam keseharian kita seperti bekerja dan bersekolah. Tidak menutup kemungkinan bahwa dengan pesatnya teknologi saat ini mampu untuk mendukung bonus demografi yang akan datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun