TIK dalam Pembelajaran Memahami Kualitas Pembelajaran Menurut Ismiati dalam tesisnya, adalah kondisi yang menggambarkan tingkat keefektifan suatu mata kuliah.Â
Pembelajaran yang efektif adalah mendorong siswa untuk aktif berinteraksi dengan berbagai sumber belajar, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien, dan menarik (menarik).Â
Peningkatan mutu pembelajaran merujuk pada upaya mencapai dan mencapai tingkat kualitas pembelajaran yang diinginkan. Peran TIK dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:Â
(1) sebagai media presentasi pembelajaran, seperti slide dan animasi dengan program flash;Â
(2) sebagai media pembelajaran yang berdiri sendiri atau e-learning, Contoh termasuk tugas bagi siswa untuk membaca atau mencari sumber internet, mengirim jawaban pekerjaan rumah, atau bahkan mencoba dan mengerjakan bahan pelajaran. Melalui E-Learning, pembelajaran tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Hal ini mendorong siswa untuk menganalisis dan mensintesis pengetahuan, mengeksplorasi, mengolah dan memanfaatkan informasi, dan menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan mereka sendiri. Menginspirasi siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan. Fasilitas yang tersedia bagi siswa untuk belajar melalui e-learning antara lain: e-book, e-library, interaksi dengan pakar, email, mailing list, newsgroup, dll.Â
Bahkan di masa pandemi COVID-19, teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk mempermudah proses kegiatan pembelajaran. Apapun bentuk dan jenis belajarnya, manusia akan menghadapi proses belajar sepanjang hidupnya.Â
Di dunia yang semakin modern, proses pembelajaran mulai bergeser dari yang mengharuskan tatap muka menjadi digital sepenuhnya. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memungkinkan pembelajaran online. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan untuk mengadopsi metode pembelajaran yang lebih efektif.Â
Proses belajar mengajar dapat berlangsung secara tatap muka secara daring dengan menggunakan aplikasi tertentu. Ini salah satu solusi ketika pendidikan terkendala biaya dan lokasi yang jauh.Â
TIK adalah bidang keilmuan yang mencakup segala hal mulai dari perangkat keras dan perangkat lunak sistem komputer, jaringan area lokal, jaringan area metropolitan, sistem informasi manajemen, sistem telekomunikasi, dll. Alat TIK akan membantu menyampaikan informasi yang akurat dan cepat kepada mereka yang membutuhkannya.
Menurut pembahasan Sodiq Anshori tentang "Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran" dalam Pendidikan Kewarganegaraan dan Sosial Budaya, pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran memiliki tiga fungsi:Â
1. Teknologi sebagai alat bantu pengguna dan siswa dalam proses pembelajaran hingga manajemen. Misalnya untuk mengolah teks, angka, elemen grafis, database, membuat program manajemen, dll.Â
2. Teknologi melayani sains. Sebagai bagian dari disiplin ilmu, siswa harus menguasai teknologi. Misalnya, di perguruan tinggi, siswa mempelajari TIK sebagai bagian dari pengetahuan mereka dalam manajemen informasi, ilmu komputer, dll. Pada saat yang sama, bagi siswa kelas menengah, mata kuliah TIK juga harus dikuasai sebagai bagian dari kurikulum.
3. Teknologi sebagai bahan dan alat bantu pembelajaran (literasi). Teknologi diartikan sebagai bahan dan alat pembelajaran yang mendukung kompetensi berbasis komputer. Membimbing siswa untuk menguasai kemampuan ini. Teknologi digunakan sebagai fasilitator, motivator, komunikator dan evaluator.
Guru berada di garis depan dalam menggunakan TIK di kelas karena guru bersifat langsung
untuk berinteraksi dengan siswa. Eksistensi TIK dalam masyarakat terbuka (Open Access) seperti itu adalah baik
memungkinkan siswa untuk mengakses informasi lebih cepat dan ketika guru tidak dapat mengikuti
Mungkin saja pengetahuan siswa lebih tinggi daripada pengetahuan guru. Untuk itu guru sangat dibutuhkan
keterampilan TIK yang memadai, bahkan tidak hanya keterampilan TIK, tetapi harus dikembangkan
menjadi influencer TIK. Guru harus dilatih untuk memenuhi kebutuhan pendidikan abad 21.
Century Learning), yang jelas artinya guru harus mahir dalam TIK, khususnya teknologi informasi
Literasi untuk dapat menggunakan model pembelajaran kolaboratif dan multimedia dengan TIK. Di samping
Selain itu, kebijakan kurikulum 2013 pemerintah menghapus mata pelajaran TIK dari sekolah
namun posisinya memberdayakan media, juga menuntut penggunaan media yang lebih aktif oleh guru
TIK.
referensi:Â
https://tirto.id/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-serta-contohnya-gbcx
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijemar/article/download/4381/3450
image:
https://gurukreatif.files.wordpress.com/2012/05/tik-1j.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H