Mohon tunggu...
Rizky Triputra
Rizky Triputra Mohon Tunggu... -

pemungut remah-remah kata di lintasan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fragmen Pagi

29 November 2011   18:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk : Puput Dwi Waryanti

ketika sisa tatapmu semalam yang kugenggam
melahirkan ribuan kupu-kupu dari bunga-bunga waktu
aku semakin rajin menerka-nerka
secepat apa matahari bergeser dari langit matamu menuju belahan dunia lainnya
maka, sengaja kubiarkan pagi mengembun di pipimu
agar hatiku tak lagi membeku oleh sungai-sungai masalalu
pernahkah kau ketahui, bahwa pagi adalah ranting-ranting lapuk
yang rindu akan sapuan hujan, menumbuhkan benih-benih kebahagiaan
dan apalah kebahagiaan itu, tanpa lengkung senyummu:
bumi bagi segala puisiku menjejakkan kaki
kuraba denyut hari yang kian meninggi
hingga tak mampu membedakan lagi; mimpi dan pelukanmu yang suci

o kekasih, biarlah cinta kita menjadi matahari
yang hanya tersentuh oleh mimpi dan hanya terkecup oleh bidadari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun