Mohon tunggu...
Rizky shorfana
Rizky shorfana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Magister Aqidah dan Filsafat Islam Sunan Kalijaga

saya suka menulis terkait dengan sejarah, filsafat dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KH Mustahal, Bangsawan Demak yang Mendirikan Desa Kedawong

10 November 2024   22:22 Diperbarui: 11 November 2024   05:40 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Sayyid Malik Abdur Rasyid (dokpri)

            pertama, karena ia tidak ingin anak dan cucunya tersebut membanggakan nasab para leluhurnya sehingga menjadi sombong terlebih lagi sampai merendakah orang lain. menurut Moh. Makmun, mbah Mustahal ingin agar anak cucunya hanya tahu bahwa para leluhurnya tersebut adalah orang-orang baik dan harus ditiru kebaikan para leluhurnya tersebut.

            kedua, pada abad ke-18 M, di mana pada masa itu sedang terjadi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda, sehingga banyak keluarga kerajaan dan Ulama' yang diburu dan diawasi oleh pemerintah Belanda. Sehingga banyak pejuang-pejuang tersebut akhirnya memilih untuk hijrah ke daerah lain dengan membabad hutan agar dijadikan tempat tinggal baru dan juga untuk menyebarkan ajaran agama Islam dan kebanyakan dari mereka itu berusaha semaksimal mungkin agar tidak diketahui identitasnya oleh orang lain.

            Setelah membabat hutan, mbah Mustahal menyebarkan Islam di sekitar daerah tersebut. hal ini diketahui dari bukti adanya bangunan masjid yang ia bangun namun saat ini telah mengalami pemugaran secara total. pada akhir hayatnya, ia meninggal di Desa kedawong dan dimakamkan di pesarean khusus untuk keturunan dari Mbah Mustahal tersebut. dan salah satu alasan mengapa ia dianggap masih memiliki bangsawan Demak ialah karena salah satu cirinya yaitu terdapat pohon sawo di area pemakamannya.

 

Narasumber:

Ustad Moh. Makmun (Keturunan generasi ke-6)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun