Indonesia perlu mempercepat pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa. Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, tetapi kontribusinya terhadap bauran energi nasional masih rendah. Pemerintah harus memberikan insentif kepada investor dan pelaku industri untuk meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan.
2. Peningkatan Produksi Domestik
Pemerintah harus mendorong eksplorasi dan produksi minyak dan gas domestik. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian insentif fiskal kepada perusahaan migas dan penyederhanaan perizinan. Selain itu, modernisasi kilang minyak domestik perlu dipercepat agar dapat mengolah minyak mentah dengan efisiensi yang lebih tinggi.
3. Efisiensi Energi
Mengurangi konsumsi energi melalui efisiensi adalah langkah penting untuk mengurangi impor. Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan seperti pemberlakuan standar efisiensi energi untuk kendaraan bermotor, bangunan, dan peralatan rumah tangga. Edukasi masyarakat tentang penggunaan energi yang hemat juga perlu digencarkan.
4. Pengembangan Infrastruktur Energi
Pembangunan infrastruktur energi seperti kilang minyak, terminal LNG, dan jaringan distribusi gas harus menjadi prioritas. Infrastruktur yang memadai akan membantu mengurangi ketergantungan pada impor produk energi olahan dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya domestik.
5. Reformasi Kebijakan Energi
Kebijakan subsidi bahan bakar perlu dikaji ulang agar lebih tepat sasaran. Sebagai gantinya, dana subsidi dapat dialihkan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dan program efisiensi energi. Selain itu, kebijakan harga energi harus mencerminkan biaya produksi yang sebenarnya untuk mendorong penggunaan energi yang lebih bijak.
6. Kerja Sama Internasional
Indonesia dapat memperkuat kerja sama dengan negara lain dalam hal transfer teknologi dan investasi energi. Program seperti ASEAN Power Grid dan konektivitas energi regional dapat membantu menciptakan sistem energi yang lebih andal dan efisien.